04. Pernikahan

Hari pernikahan tinggal beberapa hari lagi, tidak ada persiapan yang istimewa bagi keluargaku, rencananya acara pernikahanku diadakan secara sederhana saja.

Para undangan pun cuma dihadiri beberapa saudara dekat saja.

Malam itu sehabis magrib aku termenung didalam kamar sendirian, hatiku kacau balau.

Entahlah.....

Apa yang aku pikirkan ini, sepertinya pernikahanku nanti akan awal perpisahku dengan keluarga yang sangat aku sayangi, aku cintai, aku rindui akan tawa mereka, omelan ibu pada saat aku salah.

Pastinya aku akan rindu slalu candaan adik-adikku yang terkadang candaan itu terbawa kami berantem.

Tidak aku sadari air mataku jatuh berlinang membasahi mata dan pipiku, dengan sigab kedua tanganku mengusap air mata kesedihanku.

"euhhhhhmmm..."!

" Ya Allah....mungkin ini takdir yang harus aku jalani nanti"!.

tok...tok..tok...

Aku dikejutkan dengan suara ketukan pintu.

" Kak....kakak muly" suara adik perempuan memanggil.

" Iya Sarah, sebentar sambil tanganku membukakan pintu kamar"!

"Ada apa"? tanyaku

"Kakak dipanggilin tu sama ayah dan ibu".

Aku keluar menemui bapak dan ibu.

"Ada apa pak"? tanyaku sambil duduk ditengah-tengah mereka.

"Muly.....bapak mau tanya untuk yang terakhir kali",.

" Apa kamu benar-benar sudah siap berkeluarga "?

"Pak....kenapa bapak bertanya kek gitu"?

" Nak...!

"Coba kamu dengarkan bapak ya..!

"Membina rumah tangga itu tidak selamanya mulus nak..! ngurusin suami, anak ada kalanya kita beda pendapat, ditinggalin, kita harus siap menjalani semua itu dengan hati yang sabar".

"Ya pak, insyaallah Muly akan siap".

"kamu akan ninggalin ibu ya"?

dengan mata yang berkaca-kaca ibuku menarik tubuhku dan memeluknya dengan sangat erat.

"Ibu jangan bilang begitu"!.

"Muly ngak akan kemana-mana Bu,,"Muly akan tinggal bersama ibu disini.

Ternyata bukan aku saja yang takut kehilangan, ibuku juga merasa kehilangan apabila aku menikah nanti.

Aku melepaskan pelukan hangat ibuku, mengusap air mata ibuku dengan kedua tanganku.

...----------------...

Hari pernikahan pun tiba.....

Pagi itu matahari mulai mengeluarkan panasnya pertanda hari sudah mau siang.

Hatiku dag Dig dug... menyambut kedatangan keluarga bang Usman.

Dengan kebaya putih yang aku pinjam dari teman yang sudah menikah, aku nampak lebih cantik dari biasanya.

itu perasaan ku kali ya ....hehehe

Rombongan bang Usman pun datang.

Terlihat bang Odin dan dua orang perempuan datang memasuki mesjid. ya... perempuan itu adalah adik dari bang Usman. kedua orang tua bang Usman sudah lama meninggal, bang Usman mempunyai dua orang adik perempuan kak Ina dan kak Eli.

Tepat jam 11 siang akad pun dimulai. Terlihat bapakku menjabat tangan bang Usman, hatiku tegang sekali.

"Bismillahirrahmanirrahim..Aku nikahkan dan kawinkan Mulyanti binti Asmid dengan mas kawin 15 gram dibayar tunai", dengan hentakan tangan

"Aku terima nikahnya dan kawinnya Mulyanti binti Asmid dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" dengan satu tarik napas.

" Bagaimana saksi sah."? ujar Tgk kazhi,!

Semua menjawab.

"Sah....!

Alhamdulillah hari ini kami sah menjadi suami istri, terlihat semua yang hadir ikut berbahagia.

Tidak ada seserah yang istimewa bagiku, dikarenakan kami tidak ada resepsi perkawinan, hanya seperangkat alat shalat yang diserahkan oleh adik perempuan bang Usman.

Siangnya semua tamu dan rombongan bang Usman mampir dulu kerumah untuk makan siang, tidak ada kata buat kami.

tiba- tiba.....!

Ting....! SMS masuk

Aku melihat ada SMS dari bang Usman, ada apa ya..?

"Dek malam ini Abang ngak pulang dulu ya,! kalau tidak ada halangan besok insyaallah Abang pulang ya!..ngak papa kan?.

Apa yang harus aku jawab, !

yah ....gagal deh. hehehe

" Ya bang ngak papa, besok kalau Abang pulang dikabarin ya"!.

" Iya dek.."!

Malam itu aku masih ada kesempatan bisa tidur dengan adik perempuanku.

"Kak...malam besok kami tidur dimana" ? tanya adik-adikku...

Ah....