BAB 3 Mencari Tempat Tinggal

Setelah keluar dari rumah dan memutuskan hubungan dengan keluarganya, Kurnia masih harus mencari tempat tinggal untuk dirinya sendiri.

Ia teringat tadi menemukan kotak berisi perhiasan di dalam lemari bajunya dan menyimpannya di dalam koper, lalu Kurnia terburu-buru membuka kopernya. Kurnia mencari kotak perhiasan tersebut, dan membukanya lalu mengambil beberapa perhiasan emas tersebut.

"Satu-satunya jalan agar bisa mendapat tempat tinggal adalah menjual perhiasan ini. Tetapi ini pasti peninggalan ibu kandung dari pemilik tubuh ini, Aku gak rela menjualnya. Aku takut pemilik tubuh ini akan merasa sedih kalau aku menjualnya," kata Kurnia berbicara sendiri.

"Apa aku tinggal dirumah Fina ya? Mungkin bisa tinggal beberapa hari di sana sambil mencari pekerjaan," pikirnya.

Kemudian ia merogoh tas selempangnya yang berwarna merah dan mengambil handphonenya.

"Tak..Tik.. Tak ..Tik,"

"Tuuut...tuuut..tuuut," bunyi dari handphone Kurnia.

Beberapa saat kemudian...

"Hallo Fina, aku boleh tinggal dirumah kamu gak?," Kurnia pun menjelaskan semuanya kepada Fina tentang apa yang terjadi pada dirinya.

Setelah menjelaskan semuanya, akhirnya Kurnia di ijinkan untuk tinggal dirumah Fina.

"Makasi ya Fina,"

"Iya sama-sama Nia, sebentar lagi aku kirim alamatku ya," kata Fina.

Telepon pun ditutup.

...****************...

"Fina, Aku di depan rumahmu nih," kata Kurnia ditelepon setelah sampai di rumah Fina.

"Oh iya Kurnia, sebentar aku kedepan dulu," sahut Fina.

Kemudian telepon ditutup lagi.

Tak lama kemudian, seorang gadis keluar dari rumah tersebut yang tak lain adalah Fina.

"Kurnia sini," seru Fina sambil melambaikan tangannya.

Kurnia pun langsung menghampiri Fina.

"Yuk masuk," ajak Fina.

Kurnia mengikuti Fina dari belakang, ia tak menyangka rumah Fina sangat besar

"Duduk dulu Kurnia, aku buatin kamu minum dulu," kata Fina.

"Tidak perlu repot-repot Fin. Kamu di sini aja," sahut Kurnia.

"Iya. Btw aku tinggal sama kakakku, jadi kamu jangan terlalu kaget kalau ada seorang pria masuk ke rumah ini," kata Fina menjelaskan.

Mereka memang sahabatan tetapi mereka tidak pernah saling mengunjungi.

"Emangnya kakak kamu gak marah kalau kamu mengajakku tinggal disini?" tanya Kurnia yang merasa tak enak.

"Tentu tidak. Dia jarang pulang ke rumah, ia sibuk di perusahaannya. Lagipula malahan bagus kalau kamu tinggal di sini setidaknya aku tidak kesepian karena tinggal sendiri," sahut Fina.

"Orang tuamu kemana emang?"

"Orang tuaku meninggal 2th yang lalu karena kecelakaan mobil," sahut Fina sedih.

"Ohh,,ma-maaf Fina, aku gak tahu,"

"Iya tidak apa-apa," kata Fina.

"Aku antar kamu ke kamar ya," ajak Fina.

"Boleh Fina," sahut Kurnia.

Didalam kamar Fina bercerita tentang kakaknya yang bernama Arga. Ternyata Arga mulai menjalankan perusahaan ayahnya semenjak ia berusia 18 tahun. Di usia yang sangat muda Arga sudah berperang dengan banyak perusahaan.

Tetapi karena Arga sedari kecil memiliki minat dalam bidang bisnis, jadi ia selalu belajar tentang bisnis saat dirinya berusia 8 tahun.

Ia bekerja sangat keras untuk perusahaannya, hingga saat ini ia menjadi CEO yang paling terkenal diseluruh kota. Arga menjadi CEO yang paling muda, dan ia berhati dingin. Siapapun yang mengganggu dirinya, ia tak akan pernah melepaskannya sampai dia mendapatkan apa yang ia inginkan.

Tetapi banyak orang tidak tahu kalau ia mempunyai seorang adik yang bernama Fina. Ia tak ingin jika adiknya menjadi sasaran kejahatan dari musuh-musuh bisnisnya.

Dan sebaliknya Fina juga tidak pernah menyombongkan status kakaknya kepada teman-temannya. Ia berpenampilan sederhana karena ia tak ingin menjadi pusat perhatian. Oleh karena itulah ia sempat di bully oleh teman-temannya.

"Kalau kamu perlu pekerjaan, kamu bisa bekerja di perusahaan kakak ku Nia," kata Fina.

"Terlaku merepotkan gak sih? Aku sudah numpang disini masih di beri pekerjaan. Di ijinin tinggal disini aja aku udah bersyukur banget," kata Kurnia.

"Tidak apa-apa. Kakakku walaupun cuek dan dingin, tapi dia baik kok. Apapun yang aku katakan dia pasti nurut," kata Fina.

Kurnia masih bengong memikirkan kata-kata Fina. Ada bagusnya juga jika dia langsung dapat pekerjaan, tetapi ia sangat tak enak hati.

"Udah jangan dipikirin lagi. Tidur aja ya," kata Fina.

Mereka berdua pun tertidur setelah berbasa basi beberapa menit.

"Krietttt," suara pintu terbuka.

Kurnia terbangun oleh suara pintu itu dan keluar dari kamarnya untuk mengecek tanpa membangunkan Fina.

Terdapat seorang pria yang sedang duduk di sofa yang sedang menonton televisi di ruang tamu. Kurnia mencoba mendekatinya dengan perlahan melangkahkan kakinya, ia tahu kalau itu Arga yang merupakan kakaknya Fina.

Tapi tiba-tiba saja Arga menoleh kearah Kurnia yang membuat Kurnia terkejut.

"Kamu temannya Fina ya?" tanya Arga sembari mengisap rokoknya.

"Iya Kak," kata Kurnia yang tersipu malu dan canggung.

Kurnia tak mengira Fina punya kakak yang sangat tampan dan masih muda. Ia pun baru pertama kali bertemu seorang pria yang sangat tampan.

"Owh, kenapa kamu gak tidur?" tanya Arga lagi dengan nada yang datar.

"Iya tadi saya dengar suara pintu terbuka makanya saya terbangun," jawab Kurnia.

"Jadi Aku yang telah membangunkanmu?" tanya Arga kemudian masih dengan suara datarnya sembari menghisap rokoknya.

"Bisa dibilang seperti itu," kata Kurnia.

"Kalau tidak bisa tidur kamu bisa duduk disamping saya, kita nonton tv bareng," ajaknya.

"Tidak perlu, saya kembali kekamar Fina saja," kata Kurnia.

Kemudian Kurnia pergi meninggalkan Arga dengan langkah kaki yang tergesa-gesa. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang, ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Arga.

Sesampainya Kurnia dikamar Fina, pikiran Kurnia terbayang-bayang dengan wajah tampan Arga.

'Gak boleh Kurnia, saat ini kamu gak boleh jatuh cinta dulu. Kamu masih punya banyak tanggung jawab dan harus membalaskan dendam si pemilik tubuh ini dan juga merampas perusahaan ibu kandungmu,' pikirnya mengingatkan diri sendiri.

Tetapi semakin di lupakan oleh Kurnia, wajah tampan Arga semakin terbayang-terbayang dalam pikiran Kurnia. Sampai akhirnya Kurnia pun ketiduran.

...***************...

Keesokan paginya, Kurnia dibangunkan oleh Fina dan mengajaknya sarapan di ruang makan. Mereka berdua pun keluar dari kamar, terlihat Arga yang sedang menghidangkan makanan di meja makan.

Jantung Kurnia berdetak kencang lagi setelah kejadian kemarin malam.

"Kamu beruntung sekali Nia, bisa melihat seorang CEO yang sangat dingin menyiapkan sarapan pagi," kata Fina mengejek kakaknya.

"Gak usah ngelawak Fin, emang kamu mau makan di luar?" balas Arga.

"Iya-iya Kak, jangan cuek gitu napa," sahut Fina.

"Oh ya, kenalin nih sahabat Aku namanya Kurnia dan Kurnia ini kakakku namanya Kak Arga," imbuh Fina memperkenalkan Kurnia dengan Arga.

"Oh," jawab Arga singkat seperti tidak peduli.

Sedangkan Kurnia hanya mengangguk.

Terpopuler

Comments

Cahaya yani

Cahaya yani

salm knal thoorr dr pnggemar baru di novel mu

2022-09-29

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!