Bab 4 Kurnia Mencari Pekerjaan

"Oh," jawab Arga singkat seperti tidak peduli.

Sedangkan Kurnia hanya mengangguk.

"Dih cuek amat, maklumi ya Nia dia emang kaya gitu orangnya," ucap Fina yang merasa tak enak terhadap Kurnia.

"Iya tidak apa-apa Fin. Santai aja," kata Kurnia.

"Oh iya Kak, ada lowongan pekerjaan gak di perusahaan Kak Arga?" tanya Fina sembari duduk di kursi bersama dengan Kurnia.

"Ada. Kenapa? kamu mau kerja?" tanya Arga balik.

"Bukan aku, tapi ini Kurnia. Dia mencari pekerjaan untuk biaya kuliah dan tempat tinggal, soalnya dia keluar dari rumah orangtuanya".

"Dasar anak zaman sekarang, tidak berbakti sama orang tua. Diberi rumah malah kabur dari rumah," ucap Arga.

"Ihh Kak Arga! Kurnia tidak seperti yang Kak Arga kira," bela Fina.

"Udah Fin, kalau kakakmu tidak mau membantu jangan di paksa. Aku bisa mencari pekerjaan sendiri kok, lagipula siapa juga yang mau punya bos sedingin es batu," ucap Kurnia yang tak mampu menahan amarahnya.

"Jadi asisten pribadiku mau? kamu tinggal di sini bayarannya perbulan 10 juta," kata Arga serius.

"Bayaran yang tinggi, pasti pekerjaannya tinggi kan?. Asal tidak mengambil nyawaku saja, aku mau bekerja menjadi asistenmu," sahut Kurnia.

'Dengan gaji segitu lumayan banget sih buat Aku untuk membiayai diriku sendiri' pikirnya.

"Kamu cukup menemani aku ke perusahaan, dan kemanapun aku pergi kamu harus ikut,"

"A-apa? Bagaimana dengan kuliah saya?" tanya Kurnia.

"Ya itu urusanmu. Kamu bisa berhenti kuliah, atau gimana. Itu bukan urusan saya, bukankah yang butuh pekerjaan itu kamu?"

Mungkin jika orang lain mendengar jawaban yang diberikan Arga akan dianggap sangat menjengkelkan. Tapi tidak dengan Kurnia, justru dari jawaban Arga ia memiliki sebuah Ide.

"Oke. Deal!" ucap Kurnia tegas.

Arga terkejut mendengar jawaban dari Kurnia, ia tak mengira kalau Kurnia akan berhenti kuliah.

"Baik. Mulai besok kamu bisa bekerja, tapi sebelumnya nanti kamu tandatangan kontrak dulu. Sebaiknya kamu pikirkan lagi sebelum kamu menandatangani kontraknya," kata Arga.

"Siap Pak Bos," ucap Kurnia dengan semangat.

"Udah. Kalian sarapan aja, Kakak mau berangkat kerja," kata Arga sambil melepas celemeknya.

"Loh, Kak Arga gak sarapan di rumah?" tanya Fina.

"Enggak Fin," sahut Arga

"Yaudah hati-hati dijalan Kak Arga," kata Fina.

Fina tidak bertanya terlalu banyak lagi, ia tahu kakaknya sibuk di perusahaan.

"Nia, kamu yakin mau berhenti kuliah? Masa depanmu masih panjang Nia," tanya Fina dengan raut wajah yang khawatir.

Fina mengkhawatirkan sahabatnya, tanpa pendidikan yang tinggi akan sulit untuk mencari pekerjaan. Apalagi dengan pengetahuan yang minim akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus.

"Yakin Fin, lagipula untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau kita tidak serius belajarnya sama saja kan. Lagipula aku bekerja di perusahaan kakakmu dengan bayaran yang tinggi, apalagi yang harus aku khawatirkan," sahut Kurnia enteng.

Kurnia tahu resiko jika ia berhenti kuliah, mungkin semua orang akan mengucilkannya karena tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Semua orang mungkin akan membuly-nya, tetapi ia tak perlu khawatir karena pengetahuan yang ia miliki di kehidupan sebelumnya lumayan banyak. Apalagi di bidang bisnis, sebelum reinkarnasi ia sudah pernah menjadi CEO di perusahaan ayahnya.

Jadi tak ada yang perlu di khawatirkan lagi masalah pengetahuan.

"Tapi coba kamu pikir-pikir lagi deh Nia, sebelum kamu tanda tangan kontraknya. Karena berdasarkan sifat kakakku walaupun aku yang memohon dia tidak akan melepaskan kamu kalau kamu sudah tandatangan kontrak. Kakakku sangat tegas masalah perusahaan," ucap Fina yang masih menghawatirkan Kurnia.

"Aku udah pikir mateng-mateng kok Fin. Makasi kamu sudah ngingetin aku," ucap Kurnia tenang.

"Yasudah Nia kalau itu keputusan kamu," ucap Fina pasrah.

...****************...

Setelah menikmati makanan lezat yang dimasak oleh Arga, Fina dan Kurnia berencana untuk ke toko fashion. Tujuannya Kurnia membantu memilihkan pakaian untuk Fina, pas banget saat Kurnia ingin menyampaikan kalau penampilan Fina terlihat sedikit cupu.

Setibanya Kurnia dan Fina di toko fashion, mereka berdua mulai memilih-milih pakaian.

"Nia, kira-kira ini bagus gak ya buat aku? Cocok gak kalau menurut kamu?" tanya Fina kepada Kurnia sambil memperlihatkan sebuah pakaian berwarna merah.

"Mmm... menurut aku itu warnanya kurang cocok buat kamu. Lebih baik kamu memilih warna lain, seperti warna biru atau hitam," jawab Kurnia memberikan pendapatnya.

"Atau coba kamu lihat kemeja wanita ini deh Fin, sepertinya cocok untuk kamu," kata Kurnia merekomendasikan kemeja wanita kotak-kotak dengan lengan panjang berwarna biru dan putih.

"Aku coba dulu ya Nia, kamu tunggu di sini," ujar Fina sambil mengambil kemeja yang direkomendasikan oleh Kurnia.

"Iya Fin, aku pilihin kamu pakaian lagi disini," jawab Kurnia.

Sambil menunggu Fina mencoba kemejanya, Kurnia melihat-lihat pakaian yang cocok untuk Fina.

"Gimana Nia, cocok gak?" tanya Fina setelah selesai mengganti kemejanya.

"Cocok banget. Sekarang coba celana ini," kata Kurnia sambil menyodorkan celana jeans panjang berwarna hitam.

Lalu Fina mencobanya. Terlihat sangat cantik Fina memakai setelan tersebut, tetapi Fina merasa tidak percaya diri. Ia tak pernah memakai setelan tersebut sebelumnya, tetapi ia merasa penampilannya sedikit berbeda dari biasanya, ia tak cupu lagi.

Melihat Fina yang kurang percaya diri, Kurnia berusaha meyakinkan Fina, dan akhirnya Fina membeli kemeja dan celana tersebut.

Setelah selesai membayar belanjaannya, Fina mengajak Kurnia makan siang di sebuah restaurant karena jam sudah menunjukkan pukul 13.00.

Selesai makan siang, Fina dan Kurnia pun pulang ke rumah dan beristirahat.

Sesampainya di rumah, terlihat Arga yang sudah duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya.

"Tumben Kak Arga pulang jam segini?" tanya Fina kepada Arga setelah masuk ke rumah.

Fina menaruh barang belanjaan di dekat sofa dan kemudian duduk bersama Kurnia di sofa sebelah kakaknya.

"Tidak ada apa-apa. Hanya sedikit lelah saja," ucapnya.

"Kak Arga sakit?" tanya Fina khawatir.

"Enggak Fin, Kak Arga cuma lelah aja,"

"Ohh syukurlah," jawab Fina lega.

"Kalian habis darimana?" tanya Arga.

"Kami dari toko baju," sahut Fina.

Saat seperti ini, Kurnia terus terdiam dan tidak berani berbicara.

"Ohhh. Ngomong-ngomong aku udah siapin kontraknya, tinggal di tandatangani saja," kata Arga mengalihkan pandangannya kepada Kurnia.

"Iya Bos. Saya sudah siap untuk menandatanganinya," jawab Kurnia.

"Apa kamu yakin dengan keputusan yang kamu buat?" tanya Arga memastikan.

"Saya sangat yakin dengan keputusan yang saya buat," sahut Kurnia tanpa ragu-ragu.

"Baiklah. Saya ambilkan dulu kontraknya," kata Arga.

Kemudian Arga pergi menuju kamarnya untuk mengambil surat kontraknya.

"Silahkan tandatangan di sini," kata Arga setelah mengambilkan surat kontraknya berisi Map berwarna biru.

"Baik Bos".

Tanpa pikir panjang lagi Kurnia langsung menandatanganinya, tapi tiba-tiba...

"GREPP..." Arga menghentikan tangan Kurnia yang hendak tanda tangan

Secara bersamaan Kurnia dan Fina menoleh ke Arga, mereka nampak bingung mengapa Arga menghentikan tangan Kurnia.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!