Venice

Ruangan dengan nuansa yang sangat yang elegan, dengan dekor yang semuannya berwarna hitam, dengan meja panjang dan kursi yang tersusun rapih dengan beberapa orang yang telah duduk diatasnya.

Ruangan itu merupakan ruangan khusus rapat anggota mafia Black Star. Yang saat ini tengah membahas masalah-masalah kecil mengenai beberapa proyek perusahaan yang selama ini menjadi alibi dari pekerjaan utama mereka yang tak lain adalah mafia.

Seperti biasanya, rapat itu selalu dipimpin oleh Kinn Anakkin yang merupakan ketua nggota dari klam mayor. Dengan beberapa pengawal yang senantiasa selalu berjaga disetiap sudut ruangan.

Biu adalah pengawal wanita satu-satunya disana, membuat para ketua tertinggi yang hadir disana selalu mencuri-curi pandang kearah Biu yang berada diujung ruangan bersama dengan Gun.

Gun yang tepat berada disisi Biu hanya bisa mendengus kesal, tatkala Gun melihat tatapan mesum yang lontarkan para tetua pada Biu. Sedangkan Biu sendari tadi sama sekali tidak fokus dengan pekerjaanya, pikirannya selalu melayang entah kemana. Membuat Kinn yang melihatnya berdehem keras, membuat lamunan Biu buyar seketika dan melirik bosnya itu lalu menunduk malu.

Akhirnya setelah dua jam berlangsung, pertemuan itu selesai. Diruangan itu sekarang hanya menyisakan Kinn dan Biu, tadi setelah rapat selesai Kinn mengitruksikan Biu agar tetap diruangannya.

"Ada apa denganmu Biu?" Tannya Kinn pada Biu yang saat ini tepat berada didepannya.

"Maafkan Aku Tuan Kinn," jawab Biu dengan menunduk, Biu sudah tau dengan kesalahannya sendiri membuatnya merasa bersalah pada tuannya sekarang.

Kinn yang mendengar hanya menatap Biu dan mendesah pelan, Biu tidak biasanya tidak fokus dalam bekerja, namun bukan urusan Kinn untuk ingin lebih tau tentang masalah apa yang dihadapi Biu, dan Kinn yang sebagai majikan, hanya bisa menasehati sesuai kewajibannya.

Setelah ditegur oleh Kinn, Biu segera kembali kekamarnya sendiri dan menguncinya rapat-rapat, setelannya segera berlari kearah kamar mandi miliknya tanpa melepas pakaian serba hitamnya yang selalu menjadi crikhas fashionnya setiap hari.

Derasnya air shower yang membanjiri tubuhnya sudah bersatu dengan air mata yang jatuh deras dari kelopak mata indah Biu. Biu menjatuhkan dirinya kelantai kamar mandi dan memeluk erat kedua lututnya sendiri.

"Kenapa? Kenapa kau ke-napa harus muncul hiks-hiks." Dunia Biu seakan- akan runtuh sekarang, hatinya yang selama ini rapuh dan dengan mati-matian Biu mengobatinya, sekarang harus terbuka kembali, dan itu membuat Biu semakin sakit.

"Aku benci dirimu Vegas hiks-hiks... Aku benci denganmu! Kenapa diriku harus bertemu denganmu lagi." Teriak Biu kencang.

Flassback

"Kenapa aku harus melihatnya kembali." Lanjut Biu, dengan suara yang bergetar, Biu berusaha sebisa mungkin menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangannya,agar tidak menimbulkan suara.

Sedangkan Vegas sudah selesai dengan aktivitasnya tadi, Vegas akan segera pergi dari tempat itu, namun langkahnya terhenti karean mata tajam Vegas melihat semak-semak yang bergoyang,padadal tidak ada angin kencang saat itu.

Vegas yang penasaran berjalan mendekat kearah semak-semak itu, membuat Biu yang ada dibaliknya, berusaha sekuat tenaga menahan tubuhnya agar tidak bergetar, Biu benar-benar takut sekarang, Biu takut jika harus bertemu dengan orang itu saat ini. Orang yang dengan mati-matian Biu hindari. Saat ini tengah berada didepannya dan sebentar lagi memergokinya tengah bersembunyi.

Biu bersumpah jika ia tidak ketahuan, Biu akan memberikan apapun yang Gun mau selama satu hari penuh. Walaupun itu berarti Biu harus melakukan hal gila sekalipun.

Dan sepertinya Dewi Fortuna berpihak pada Biu, karena setelah mengatakan sumpah.Vegas tidak lagi berjalan kearahnya, melainkan berputar balik dan berlalu pergi.

Biu menghela nafasnya lega sesaat setelah Vegas sudah tidak terlihat kembali. Nafasnya yang tadi terasa berat sekarang sudah mulai normal kembali. Biu berdiri dari duduknya lalu mengelus dadanya secara perlahan.

"Terimakasih tuhan, aku selamat," ujarnya.

"Selamat dari dari apa?" tannya seseorang dari belakang Biu.Membuat Biu seketika mebalikkan tubuhnya menghadap orang yang ada dibelakangnya tepat.

"Selamat dari apa?" tannya orang itu kembali.

Tubuh Biu yang tadinya sudah kembali normal, sekarang malah lebih parah dari sebelumnya. Tubuhnya menegang ditempat, dengan pandangan mata menatap takut kearah orang yang ada didepannya.

"Aku sudah dua kali bertanya padamu, kau selamat dari apa Venice?" Tanyanya kembali, dengan menekan kata terakhirnya.

Biu menelan ludahnya susah payah, dan terlihat wajahnya sudah pucat pasi bagaikan mayat dengan air keringat yang menetes membanjiri dahinya. "Vegas?" ucapnya pelan. Namun masih bisa didengar oleh Vegas, dan bahkan Vegas sudah menyeringai licik kearah Biu.

"Iya ini aku Vegas."

Dan tanpa aba-aba Vegas langsung mendekap tubuh Biu kedalam pelukannya, membuat Biu semakin dibuat syok oleh perlakuan Vegas. Sedangkan Vegas tidak peduli dengan Biu yang tidak membalas pelukannya dan hanya diam didalam dekapan hangatnya.

Vegas mendekatkan bibir sintalnya kearah telinga putih Biu, meniupnya pelan dan menggigitnya kecil. "Aku menemukanmu Baby nakalku!" ucap Vegas pelan. Membuat Biu semakin menegang dipelukan Vegas.

Vegas menatap wajah Biu secara menyeluruh dan meniup-niup pelan diseluruh area wajah Biu, membuat Biu beberapa kali mengerjapkan matanya. Bahkan Vegas juga mencium seluruh wajah Biu secara perlahan dan menikmati setiap sentuhan bibir kenyalnya pada kulit putih mulus milik Biu.

"Apa kau tidak merindukanku?" Tanya Vegas, tepat didepan wajah Biu.Namun Biu tetap diam dan tak bergeming sekalipun. Membuat Vegas mendengus pelan dan menampar pipi Biu pelan. Membuat Biu langsung tersadar dengan pikirannya yang melayang entah kemana.

"Ap-apa?" tannya Biu bingung.

"Aku bertanya, apakah kau tidak merindukanku?"

"Ak-aku mohon Vegas, lepaskan aku!" Biu berusaha melepaskan pelukan Vegas yang sendari tadi tidak terlepas dari pinggang sintalnnya. Membuat Vegas menggeram marah dan semakin mencengkram kuat pinggang Biu.

"Vegas kau menyakitiku!" Rintih Biu yang masih berusaha lepas dari Vegas.Jujur saat ini tubuh Biu belum sepenuhnya vit, mengingat Biu yang baru saja keluar dari rumah sakit yang belum waktunya, ditambah lukannya ditangannya yang masih basah, membuatnya tidak bisa melawan Vegas.

"Aku tidak peduli Baby, dan kau harus ikut denganku! Aku tidak akan membiarkanmu lepas lagi dari pandanganku Baby," ucap Vegas tegas. Membuat Biu semakin ketakutan, bahkan sekarang Biu sudah menangis karena sangking takutnya dengan Vegas. Demi apapun Biu ingin menghilang saja saat ini.

"Lepas Vegas, apakah kau tuli huh!" Teriak Biu kencang. Biu tidak peduli lagi dengan Vegas yang nantinya akan berbuat apa padanya.Intinya sekarang Biu harus lepas dari cengkraman Vegas terlebih dahulu.

"Kau sudah berani padaku, apa kau sungguh ingin membangunkan sisi lain dalam diriku Baby?"

Biu tanpa berfikir panjang, seketika menujah perut Vegas dengan belatih yang ia ambil dari saku bajunya.Dan Vegas menatap tak percaya kearah Biu.

"Aku tidak sudi untuk merindukanmu, dan ingat ini! Aku tidak akan pernah kembali kepadamu ataupun sekedar terlihat oleh pandangan matamu Vegas...Dan untuk Venice dia sudah mati tiga tahun yang lalu. Aku harap kita tidak akan pernah bertemu kembali."

Biu berlalu pergi meninggalkan Vegas yang terluka parah dibagian perutnya karena tusukan pisau Biu yang tidak main-main.

Flassback off

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!