Saat sampai di rumah Langit ia bertemu dengan ibu Langit dan seorang perempuan yang ada di sana, perempuan itu terlihat begitu akrab dengan ibunya Langit.
"Sore tante," sapa Starla tersenyum.
Langit pergi ke kamarnya untuk ganti baju, ibunya Langit menghampiri Starla dan mengajak Starla berkenalan dengan wanita yang ada di sana, di lihat-lihat wanita itu seumuran dengan Starla.
"Kenalin dia Fiona, sahabat lamanya Langit."
"Hay, Fiona."
"Hay, aku Starla," Starla mengulurkan tangannya.
"Makan yuk, tante udah siapin makanan buat kalian," ibunya Langit mengajak keduanya makan di meja makan, Starla terlihat canggung karena ternyata ibunya Langit terlihat lebih akrab dengan Fiona.
Langit turun dari kamarnya menghampiri mereka dan duduk di sebelah Starla untuk ikut makan juga, saat makan Starla terus memperhatikan Fiona yang tengah ngobrol dengan Langit.
"Nih aku ambilin buat kamu, kamu kan suka ini," Fiona mengambilkan Langit ikan.
"Bahkan aku tidak tau apa yang Langit suka," gumam Starla kesal sambil mengaduk makanannya.
"Makannya yang bener," bisik Langit yang melihat kelakuan Starla.
Starla mengikuti perintah Langit, ia tidak banyak bicara untuk menghargai ibunya Langit juga. Selesai makan karena sudah sore Starla dan Fiona pamitan pulang, "Sayang anterin Fiona yah, kasian rumahnya jauh," ujar ibunya Langit.
"Tapi-" Langit menatap Starla yang ada di sebelahnya.
"Enggak usah tante, saya pulang sendiri aja naik taksi," timpa Fiona.
"Gimana sih ini udah sore loh, kalau kamu kenapa-napa gimana? Pokoknya sama Langit aja," kekeh ibunya Langit.
"Tapi Ma, mobil ku gak ada yang ada cuman motor doang masa aku bawa keduanya."
Mamanya menatap Starla seakan ingin Starla bicara.
"Langit, aku pulang sendiri aja. Rumah ku kan enggak terlalu jauh dari sini," ujar Starla mengalah.
"Ya udah deh kalau itu mau kamu," balas Langit datar.
Mereka berjalan keluar gerbang rumah, Starla menatap kepergian Fiona dan Langit. Setelah pergi Starla menunggu angkot di pinggir jalan, angkot mendadak tidak ada yang kunjung datang mana ini sudah sangat sore hari akan berubah gelap sebentar lagi.
Starla memutuskan untuk berjalan sembari menunggu angkot, "Ih mana sih lama banget deh," ucapnya yang sudah mulai keringetan dan kecapean, jarak rumahnya sebenarnya lumayan jauh dari rumah Langit.
Ia berjongkok di lapangan lalu menatap Langit, "Kenapa sih Langit gak peka banget, aku kan pengen di anterin pulang. Lagian tega banget sih dia ninggalin ceweknya sendirian, kesel deh," teriaknya saat menatap langit.
Suara motor mendekatinya lalu berhenti di sampingnya, "Naik," titah Langit menatap Starla.
Starla menatap langit dengan tatapan datar, "Kenapa sih baru dateng?" Starla malah merengek sambil duduk di aspal.
Langit menghela nafas kasarnya lalu turun dari motor, ia memeluk Starla, "Maaf," bisik nya.
Starla mendorong Langit, "Gak mau, harus pake sayang."
Langit celingukan memastikan tidak ada orang di sekitaran sana, "Maafin aku sayang," Langit merapihkan rambut Starla juga menghapus keringat yang membasahi wajah Starla.
"Nah gitu dong," Starla kembali tersenyum.
"Ya udah pulang yuk."
Starla bangun dan naik ke motor Langit, Starla melingkarkan tangannya ke pinggang Langit dan menaruh kepalanya di pundak kanan Langit.
"Deket banget yah kamu sama cewek itu?" tanya Starla di perjalanan.
"Ya seperti yang kamu liat."
"Oh."
Beberapa saat kemudian sampailah di rumah Starla, "Gak mau mampir dulu?" tanya Starla saat turun dari motor.
"Gak."
"Ya udah hati-hati."
Starla masuk ke rumahnya dengan suasana hati yang berubah, di ruang tengah ada ibunya yang sedang bersantai sambil nonton televisi.
"Darimana aja jam segini baru pulang?" tanya Ibunya tanpa menatap ke arah Starla.
"Biasa lah Ma abis dari rumah Langit," balas Starla berjalan ke kamar untuk bersih-bersih.
"Pacaran mulu kamu tuh yah."
"Biarin, Mama juga sama pacaran mulu."
"Maksud kamu apa?"
"Enggak-gak papah lupain."
__________
Paginya Starla sudah dengan siap menunggu kedatangan Langit di gerbang masuk, alangkah terkejutnya ia ketika melihat Langit datang bersama Fiona. Starla menghembuskan nafas kasarnya lalu berjalan meninggalkan Langit ia tidak mau hatinya tambah sakit jika terus melihat hal itu.
"Tumben lu murung gitu?" tanya Livi yang kebetulan ada di lorong kelas.
"Tuh liat deh, pacarnya lagi sama cewek lain. Kek nya murid baru deh," ujar Angga menatap Langit yang tengah berjalan berdampingan bersama Fiona.
"Labrak dong, lu kan pacarnya," tambah Angga.
"Gak ah males masih pagi," Starla terus melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Saat sampai di kelas lagi-lagi ia lupa kalau hari ini ada tugas Kimia, "Ah kenapa sih lupa terus," Starla memukul kepalanya sendiri karena kesal mengapa harus terus lupa dengan tugasnya.
Tidak lama setelah itu guru pun masuk dan benar saja langsung menanyakan tugas Kimia yang harus di kumpulkan hari ini, "Ya ampun Starla ini udah kesekian kalian ya kamu lupa ngerjain tugas, memangnya di rumah kamu ngapain aja sampai terus lupa?" bentak bu Dini di depan meja Starla.
Starla terdiam sambil menundukkan kepalanya, Fiona sudah ada di kelas itu dan duduk berdampingan dengan Langit.
"Maaf Bu."
"Maaf kamu bilang? Kalau hanya sekali dua kali mungkin ibu masih bisa memaafkan tapi ini udah kesekian kalinya kamu lakuin ini. Cepat keluar dan lari mengelilingi lapangan 5 kali," titah Bu Dini yang sudah tidak tahan dengan kelakuan Starla.
"Tapi Bu panas," balas Starla.
"Ya itu resiko kamu, siapa suruh gak ngerjain PR."
Tiba-tiba Langit hendak menghampiri Starla, awalnya pergelangan tangan Langit di tahan oleh Fiona tapi Langit memaksa ke arah Starla.
"Bu biar saya yang gantikan hukumannya," timpa Langit dengan datar.
"Apa?" tanya Bu Dini.
"Lagi-lagi mau kamu ganti?" tambahnya.
"Iya Bu, saya pastikan setelah ini saya akan bantu Starla agar tidak lupa akan tugasnya."
"Enggak usah gak usah," Starla malu jika harus di gantikan Langit, sudah kesekian kalinya juga Langit melakukan ini.
Starla keluar dari kelas untuk lari di lapangan namun Langit juga ikut mengikuti Starla karena ia tau Starla pasti tidak akan kuat, Starla berlari di lapangan dengan susah payah padahal itu baru setengah lapangan.
Langit memperhatikan Starla dari pinggir lapangan dengan khawatir, dan benar saja Starla kini terduduk di lapangan dengan nafas yang sudah tidak beraturan dan keringat yang membasahi bajunya.
"Aku capek," ucapnya menyerah.
Langit menghampiri Starla dan memberikan Starla botol minumnya, "Kan udah di bilangin," Langit mulai berlari mengantikan Starla.
"Semangat sayang ku," teriak Starla sambil tepuk tangan menyemangati kekasihnya.
"Aku janji deh nanti aku gak akan lupa buat ngerjain tugas lagi, aku juga janji bakalan gak telat lagi biar gak di hukum," tambah Starla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Astri Ashie
aku yg nyesek ya 🤣🤣🤣langit batu bgt😁😁
baru mampir kak,perkenalkan reader baru🥰🥰
2023-08-17
0
abdan syakura
Ayo dong Starla....
Berubah lbh baik lagi....🥰👍💪
2023-05-24
0
Yeni Wati Hiatus
jangaan
2022-09-22
2