Starla sudah mulai kedinginan kakinya bahkan sudah tidak mampu ia pakai untuk berjalan, untung saja tiba-tiba sebuah mobil berhenti di samping tubuhnya. Starla menatap mobil itu sambil terdiam, Starla sudah tau siapa orang yang berada dalam mobil tersebut.
Seorang pria yang memakai seragam sekolah yang sama dengannya keluar dari mobil itu sembari membawa payung dan jaket, ia menghampiri Starla memakaikan jaketnya dan mengajak Starla masuk.
Starla masuk ke mobilnya lalu pria itu segera mengantarkan Starla pulang, "Pacar kamu mana?" tanyanya heran mengapa Starla sendirian.
"Ta-tadi di-dia pulang, ka-katanya i-ibunya jatuh," balas Starla terbata-bata karena menggigil kedinginan.
"Apapun alasannya harusnya dia pastiin kamu pulang dulu, udah tau mau hujan masih aja di tinggal gitu aja."
"Udahlah."
Pria itu adalah Erik, dia adalah wakil ketua OSIS yang baru saja pulang karena tadi ada rapat di sekolah. Erik cukup dekat dengan Starla karena rumah Erik bersebelahan dengan Starla, tidak lama setelah itu sampailah mereka di rumah Starla.
"Nanti aku anterin jaket kamu kalau udah aku cuci yah," ujar Starla sambil masuk ke rumahnya.
"Santai aja," Erik pun masuk ke halaman rumahnya.
"Sayang kok basah kuyup gini?" tanya Didit ayahnya Starla yang ternyata sudah pulang ke rumah.
"Tadi nunggu angkot, terus angkotnya gak datang-datang jadi aku kehujanan deh di jalan. Untung ada Erik aku ikut pulang deh sama dia," jelas Starla.
"Ya udah sana mandi nanti kamu masuk angin."
Malamnya Starla sedikit tidak enak badan dan memilih untuk tidur, sementara itu di rumah Langit, pria itu tengah mencoba menelpon Starla yang sayangnya tidak Starla angkat karena Starla sudah tidur.
"Langit keluar Mama udah siapin makan malam," teriak ibunya dari balik pintu kamar.
Langit tidak membalas ucapan ibunya, ia masih kesal dengan ucapan ibunya tadi sepulang sekolah. Langit juga tidak keluar kamar sedari tadi, ia masih tidak habis pikir pada ibunya yang sudah berani berbohong.
"Maaf yah," ucap Riri ibunya Langit pada Fiona yang ternyata masih ada di sana.
"Langit kalau gak mau makan kamu anterin aja Fiona pulang, kasian udah malam masa di suruh pulang sendiri sih."
Langit lagi-lagi tidak menjawab pertanyaan ibunya membuat Riri kesal dan memilih meninggalkan Langit. Lalu ayahnya Langit datang dan mencoba membujuk anaknya untuk makan, "Langit kamu belum makan dari tadi, keluar yah."
"Enggak," balas Langit singkat.
"Boleh ayah masuk?"
"Masuk aja gak di kunci."
Thomas ayahnya Langit masuk ke kamar itu lalu duduk di kasur, sementara Langit terduduk di sofa yang ada di pojok kanan kamarnya. Langit menatap layar ponselnya takut Starla marah karena tadi lagi-lagi ia harus membatalkan jalan-jalannya.
"Ucapan Mama mu jangan terlalu di pikirkan," ucap Thomas.
Langit menatap ayahnya dengan datar.
"Yah, ayah gak masalah kamu mau dengan siapapun asal orang itu baik. Starla baik kok, bahkan Starla bisa merubah mu juga bukan."
Yah Starla memang telah sedikit besarnya merubah Langit, pria yang dulu sangat kasar dan berandalan ini kini telah berubah. Tapi ibunya Langit memang tidak tau itu, Riri tidak tau senakal apa anaknya dulu.
Karena Riri pernah tinggal beberapa tahun di Amerika, ia baru kembali beberapa bulan lalu setelah sikap dan kelakuan Langit membaik.
"Ayah setuju dengan pilihan kamu," tambah Thomas tersenyum.
______________
Hari ini adalah hari rabu dan Starla tentunya sudah siap untuk pergi ke sekolah ia juga sudah mengisi formulir pendaftaran tadi pagi bersama ayahnya, ayahnya setuju kalau Starla ikut perkemahan tersebut.
Starla di ajak berangkat bareng dengan Erik, karena males naik angkot juga akhirnya Starla setuju pergi bersama Erik ke sekolah.
"Pucet," ujar Erik saat di mobil.
"Siapa? Aku?" Starla menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, sakit? Kalau sakit gak usah sekolah."
"Aku gak papah kok, baik-baik aja."
"Bagus deh kalau gitu."
Sampailah mereka di sekolah Starla turun dari mobil bersama dengan Erik mereka berjalan bersamaan menuju sekolah.
"Starla," panggil Langit yang masih di atas motornya.
Hari ini ternyata Langit berangkat bersama Fiona, Fiona juga bahkan masih berada di samping Langit. Starla dan Erik menghentikan langkahnya sambil menatap ke arah Langit.
"Sini," teriak Langit turun dari motor dan membuka helm nya, matanya menatap tajam ke arah Erik.
"Aku ke sana yah, makasih udah mau ngasih tumpangan," Starla berlari kecil ke arah Langit.
"Apa?" tanya Starla.
Langit menarik tangan Starla untuk pergi ke kelasnya, di jalan Langit tidak bicara apapun pada Starla.
"Langit-Langit tunggu," Starla menghentikan langkahnya.
"Apa lagi?" Langit terlihat marah saat berbalik ke arah Starla.
"Aku pusing," Starla memegang keningnya.
"Kenapa," Langit yang sedang marah langsung khawatir saat melihat kondisi Starla, wajahnya Starla juga begitu pucat sekarang.
Starla pingsan di pangkuan Langit, Langit langsung membawa Starla ke ruangan UKS. Setelah di periksa oleh dokter yang ada di sekolah ternyata Starla demam dan kecapean, Langit menunggu Starla sadar di ruangan UKS.
Starla mulai membuka matanya perlahan-lahan, "Starla," panggil Langit.
Starla tersenyum bahagia ketika melihat Langit begitu khawatir padanya saat ini, itu cukup menjadi obatnya. Starla duduk dengan tubuh yang masih lelah, "Aku lapar," ucapnya sambil memegang perutnya.
"Ya udah aku ke kantin dulu, bubur?"
"Langit, aku gak lagi sakit keras jadi jangan di bawain bubur. Makanan lain aja, mie goreng kek, nasi goreng kek atau baso gitu."
"Bawel," Langit keluar dari ruangan UKS untuk membelikan Starla makanan.
Starla menunggu Langit dengan bahagia di UKS, "Ternyata bagus juga gue tadi pingsan, Langit jadi perhatian sama gue," ucapnya tersenyum kecil.
Saat Langit sedang menunggu nasi goreng ia di datangi Erik, "Pacar lu kemarin pulang hujan-hujanan, lu kemana sih?" ucapnya.
"Hujan-hujanan?"
"Iya, maknanya dia demam sekarang, itu karena kemarin pulang sekolah dia kehujanan."
Saat nasi gorengnya sudah siap ia segera pergi kembali ke UKS, sesampainya di UKS mata Starla sudah berbinar saja saat melihat makanan yang di bawakan Langit.
"Kemarin pulang kehujanan?" tanya Langit.
Starla mengangguk sambil terus makan, tidak bisa di pungkiri saat ini ia sangat kelaparan karena tadi tidak sarapan di rumah.
"Semalam gak angkat telpon kemana?" tambah Langit.
"Oh tidur, aku pusing jadi semalam aku tidur deh. Oh iya nanti kalau formulir pendaftaran perkemahan di kumpulin nitip punyaku juga yah."
"Kasih aja sendiri."
"Ih....... Aku masih lemes."
"Ya udah mana?"
Starla mengambil formulir dari tasnya lalu memberikan kertas itu pada Langit, ia kemudian melanjutkan makannya. Di tempat lain Fiona malah mengadu pada ibunya Langit kalau Langit hari ini bolos untuk menemani Starla di ruangan UKS.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Kakadya
ih fiona jahat banget
2022-10-11
0