Paginya berikutnya seperti biasa Starla menunggu Angkot di depan rumahnya, Tiba-tiba motor Langit berhenti di hadapannya, "Naik!" titah Langit.
Starla segera naik ke motor Langit dan seperti biasa ia memeluk Langit dengan begitu erat, "Langit pagi ini cerah banget, secerah kamu," gombal Starla.
Langit tak membalas ocehan Starla yang sudah jadi rutinitasnya setiap di bonceng Langit, Namun Langit sedikit tenang karena kini Starla sudah kembali ceria tidak seperti kemarin yang terlihat murung dan sedih.
"Boleh gak nanti pulangnya ke rumah kamu?" ujar Starla.
"Gak."
"Kok gak boleh sih?"
"Ada Fiona."
"Oh, jadi dia sering ke rumah kamu?"
"Iya."
"Oh," Starla menurunkan nada suaranya.
"Kita ke Mall aja."
"Beneran?" Starla kembali senang.
"Iya."
"Ah........ Jadi pen cepet-cepet pulang deh sekarang."
Sampailah mereka ke sekolah, Starla menggandeng Langit di sepanjang jalan menuju kelas. Padahal kini Starla sedang di tatap tidak suka oleh hampir semua murid sekolah di sana, pasalnya mereka begitu heran mengapa Starla dapat berpacaran dengan Langit pria yang begitu banyak di sukai di sana.
Mereka merasa banyak yang lebih cantik dan pantas bersama Langit di banding Starla, "Mereka gak capek apa pelototin aku," gumam Starla.
"Tau," singkat Langit.
"Yah gak papah deh, resiko punya pacar ganteng emang kek gini sih banyak yang iri."
Akhirnya sampai juga mereka di kelas keduanya duduk di kursi masing-masing, "Starla," panggil Livi.
"Apa?" Starla terus memandangi Langit seperti biasa.
"Tugas hari ini gak lupa dong?"
"Tenang aja gue udah kerjain tugasnya, kasian nanti Langit kena hukuman lagi kalau gue gak ngerjain tugas," Starla dengan bangganya mengeluarkan buku dari tasnya.
"Bagus deh."
Semalam dengan susah payah ia akhirnya mengerjakan tugasnya demi Langit agar tidak di hukum lagi, bel pertanda masuk kelas pun berbunyi di barengi dengan masuknya seorang guru yang akan mengajar di kelas mereka.
"Nah begini dong Starla, kamu gak lupa lagi sama tugas kamu."
"Iya bu."
Pelajaran berjalan dengan lancar sampai waktunya istirahat tiba semua murid di kumpulkan di lapangan, ada pengumuman penting.
"Kenapa gak di kelas aja sih pengumumannya, panas tau," Starla kepanasan ia menutupi wajahnya mengunakan tangan.
"Iya nih, lagian pengumuman apa sih?" setuju Livi yang juga kepanasan.
"Kayaknya bakalan ada acara deh," timpa Angga yang juga ada di sana.
"Baik anak-anak saya sebagai ketua OSIS di sini akan mengumumkan acara perkemahan tahunan yang akan di adakan hari sabtu depan, bagi siswa yang ingin mendaftar di harapkan mengisi formulir yang sudah saya siapkan di pojok sana. Dan kalian juga tentunya harus dapat persetujuan dan tanda tangan dari orang tua kalian jika ingin ikut."
"Kumpulkan kembali formulir itu besok jika kalian ingin ikut."
Kira-kira seperti itulah pengumumannya beberapa siswa berteriak senang karena acara perkemahan tahunan adalah acara yang cukup di nanti-nanti oleh para siswa. Starla melamun ia bingung harus ikut atau tidak acara perkemahan tahun ini, Starla kini sudah memasuki kelas tiga SMA jadi ini akan jadi perkemahan sekolah terakhirnya.
"Ikut yuk terakhiran," ajak Livi.
"Iya kayaknya bakalan lebih seru deh," setuju Angga.
Starla celingukan mencari Langit, saat matanya menemukan pria itu tengah bersama Fiona ia hanya terdiam untuk beberapa saat.
"Ih tuh cewek gantel banget deh sampai deketin cowok orang terus," ucap Livi yang juga melihatnya.
"Biarin ajalah maunya gitu kali," Starla pergi untuk mengambil formulir pendaftarannya di ikuti oleh Livi dan Angga.
"Berarti beneran mau ikutan?" tanya Livi.
"Iya."
Langit yang sebenarnya sedari tadi mencari Starla langsung menghampiri Starla saat melihatnya, Langit menarik tangan Starla dan menghentikan Starla, "Mau ikut?" tanyanya.
Fiona masih saja berada di sebelah Langit, Starla sempat melihat Fiona sebentar sebelum akhirnya ia mengalihkan tatapannya pada Langit.
"Iya, ini kan perkemahan terkahir jadi mau ikutan," balas Starla dengan lembut tidak lupa senyuman manisnya.
"Ya udah yuk," Langit pergi ke arah pengambilan Formulir tanpa melepaskan tangannya yang menarik Starla.
Fiona terlihat sangat kesal dan ingin marah, Livi dan Angga yang tau kalau Fiona sedang kesal hanya bisa tertawa naas, "Kasian banget yah, padahal udah cari perhatian sampai gila tapi tetep gak di peduliin," sindir Livi sembari pergi dari sana juga menarik Angga agar meninggalkan Fiona.
"Awas aja kalian," tegas Fiona mengepalkan tangannya menahan kekesalan.
"Apapun yang terjadi, aku akan dapatkan kembali Langit. Dengan cara apapun, pokoknya Langit akan kembali jadi milikku," gumamnya dalam hati Fiona, dulu Langit adalah sahabat dekatnya dan selalu bersama-sama.
Namun, entah karena apa kini Langit begitu membenci Fiona sementara Fiona malah jatuh cinta pada Langit.
Setelah mengambil formulir pendaftaran Langit, Starla, Livi dan Angga pergi ke kantin untuk makan siang. Seperti biasa Starla memesan mie instan super pedas dan segelas jus Mangga.
"Sayang nanti jadi kan?" tanya Starla memastikan.
"Iya."
Senyum Starla merekah, "Bagus deh, awas aja kalau nanti gak jadi lagi. Pokoknya aku bakalan marah."
"Iya."
_________
Waktunya pulang sekolah pun sudah tiba, Starla menunggu Langit di parkiran dengan sangat bahagia ia sudah tidak sabar ingin main dengan pria itu. Sementara itu Langit yang hendak pergi ke parkiran mendapat telpon dari ibunya yang bilang bahwa ibunya jatuh di toilet dan dia harus segera pulang.
Lagi dan lagi ia terpaksa membatalkan rencananya dengan Starla, sampailah Langit di parkiran, "Sorry," ucapnya pada Starla.
Starla yang seakan sudah tau apa yang ada di pikiran Langit, "Ya udah gak papah kok," balasnya dengan berat hari.
"Pulang dulu," Langit langsung meninggalkan Starla di parkiran.
Starla berjalan ke jalan raya untuk menunggu angkot lewat, tetapi angkot tidak kunjung datang padahal hampir semua siswa di sekolahnya sidah pulang ia jadi tidak bisa numpang siapapun untuk ke rumahnya. Starla dengan terpaksa jalan kaki ke rumahnya walaupun langit terlihat mendung sekarang.
Dan benar saja baru beberapa langkah dari sekolah turun hujan, Starla menatap langit dengan tatapan kesal, "Semesta jahat banget sih sama aku," ucapnya tidak terlalu keras.
Starla tidak mau berteduh dan memilih hujan-hujanan, sementara itu Langit sampai ke rumahnya dengan cepat ia memeriksa keadaan ibunya dan apa yang ia lihat benar-benar membuatnya kesal.
"Ma, kok mama baik-baik aja? Tadi katanya keseleo?" tanya Langit saat baru masuk.
"Ngapain Fiona ada di sini juga?" tambahnya.
"Mama sengaja bilang Mama jatuh biar kamu cepetan pulang dan gak pacaran mulu sama cewek miskin itu, apa sih yang kamu cari dari dia sampai secinta itu kamu sama dia."
Langit seakan tidak percaya dengan ucapan ibunya, "Ma, dulu Mama fine-fine aja aku pacaran sama dia. Kenapa baru protes sekarang? Pasti ini gara-gara Fiona kan?"
"Apaan sih kamu itu, gak ada hubungannya sama Fiona. Sekarang Mama udah sadar aja kamu tuh pantes dapetin yang jauh lebih di atas Starla."
Fiona sangat senang dengan keributan ini, karena ini memang rencananya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
abdan syakura
ooohhh Rupanya si kompor dah mulai Beraksi nih....
Bagus Fiona..
smg u dpt balas an setimpal..
2023-05-24
0