"Kesempatan nih", batin Arka.
"Amara!", Arka berteriak memanggil adik tingkatnya itu, sambil berjalan menghampiri.
Seketika Amara dan Zalwa menoleh ke arah Arka.
"Hei mas...ada apa??", dengan centilnya Amara menjawab panggilan Zafran.
"Eng...bisa bicara sebentar ga?", tanya Arka basa basi, sambil melirik ke arah Zalwa dengan senyam senyum tebar pesona.
"Tumben mas", Amara menelisik, Arka pun mengkode.
"Ok...Ok", lalu Amara menoleh ke arah Zalwa. "Sebentar ya Wa, aku ada perlu sama mas ini", pamit Amara.
"Ok silahkan", jawab Zalwa tersenyum manis.
Deg
Ya Allah...manis banget senyumnya. Pingin aku karungin deh, batin Arka.
Lalu Arka dan Amara beranjak sedikit menjauh dari Zalwa. Mereka berdua berbicara sambil sesekali menoleh ke arah Zalwa sambil cengar cengir.
Zalwa yang merasa ada yang memperhatikannya langsung menoleh.
"Idiih ngapain sih mas itu senyam senyum... geje... Amara jg..kesambet berjamaah kali ya", batin Zalwa.
"Bomat", Zalwa mengalihkan pandangannya, lalu lanjut berbincang-bincang dengan teman lainnya.
"Eh tunggu", batin Zalwa
Lalu Zalwa menoleh lagi ke arah Arka,
"Kayaknya dia yang kemarin bersama temannya di depan Ruangan T deh", Zalwa memperhatikan sambil mengingat-ingat.
Tiba-tiba Amara datang menghampirinya, sepertinya dia sudah selesai berbicara dengan Arka.
"Yuk Wa kita makan. Laper nih!", ajak Amara.
"Ayuuk, lapar juga kamu ternyata?", Zalwa terkekeh.
"Ya iyalah. Aku kan manusia biasa", sungut Amara.
"Habisnya kamu lama banget ngobrolnya sama mas tadi. Emangnya ngomong apaan sih?", jiwa kepo Zalwa meronta-ronta.
"Mau tau aja apa mau tau banget????", goda Amara
"Iih kamu...ga asik ahh", Zalwa mulai ngambek.
"Hahaha, ntar kamu juga tau kok. Santuy", jawab Amara.
Lalu mereka duduk dan memesan makanan. Sambil menunggu pesanannya datang, Zalwa bertanya,
"Btw ra, mas tadi kan temannya cogans yg gondrong itu ya??"
"Cowok gondrong yang mana?? Yang gondrong mah banyak kali disini", ucap Amara.
"Yang biasanya bareng sama dia. Yang rambutnya bagus banget kayak cewek. Aku aja yg cewek jadi insecure".
"HAHAHA", mereka ngakak barengan.
"Oh dia", Amara langsung tau yang dimaksud Zalwa.
"Eh, tapi tadi dia kok ga bareng doi. Tumben", Zalwa mengernyitkan dahi.
"Kenapa?? Jangan-jangan kamu naksir doi ya??Cieee", dengan suara stereo Amara menggoda Zalwa dan wajah tanpa dosa.
"Ssstttt... Kamu gila yaa...kenceng banget suaramu, sekalian pake toa aja", muka Zalwa sudah seperti kepiting rebus, dia menutupi wajahnya karena seluruh penghuni kantin menatapnya.
"HAHAHA", bukannya diam, Amara malah ngakak.
Tak berapa lama pesanan mereka pun datang dan mereka langsung memakannya.
Setelah itu mereka hendak kembali ke Ruangan Kuliah karena masih ada 2 jam mata kuliah lagi.
Di koridor Zalwa keliatan masih penasaran.
"Ra...siapa sih namanya?"
"Oh mas yang tadi? Namanya Arka. Kalau yang satunya, namanya Zafran", sahut Amara.
Bagus juga namanya, sudah gans, cool lagi, batin Zalwa.
"Eh Ra...kenalin donk", rayu Zalwa.
"Siapa?? Mas Arka??", tebak Amara asal.
"Enggaa...yang satunya", jawab Zalwa.
"Oooh Mas Zafran... OK. Itu mah keciiill...Amara gitu loo ", sahut Amara.
Astaghfirullah... Punya teman gini amat yach, Zalwa menepuk jidatnya.
"Eh Ra...ntar kamu kasih nomor telpon rumahku ya", pinta Zalwa.
"Ok...beres bosku", sahut Amara.
"Tapi jangan pake nama Zalwa ya!", ucap Zalwa.
"Kenapa?", Amara mengernyit heran.
*
*
#Hayooo kenapa ya??
Sanggupkah Amara menjalankan misinya??
To be continued 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments