Sebuah Rasa

Embun seakan bergurau pada pagi yang meronta di depan mata sang perawan tangguh. Gadis dengan sweater biru itu melangkah jenjang menuju sebuah kelas dengan pintu masuk yang masih tertutup rapat.

Maudy meraih gagang pintu dan membukanya dengan mata yang sengaja ia peramkan. Sesaat kemudian gadis itu berubah pikiran. Ia menutup kembali pintu kelas dan membawa langkahnya tuk mengelilingi sekolah yang masih senyap. Maudy menikmati langkah demi langkah yang ia punya, dengan tangan terus meraba dinding setiap dinding yang ia lewati.

Maudy termenung menatap sesuatu yang tertera di hadapannya. Sebuah mobil BMW merah terhenti di depan gerbang sekolah. Dari dalamnya terlihat seorang pria tengah duduk di kursi kemudi dengan seorang wanita bersamanya.

Tak berlangsung lama, sebuah motor ninja hitam memasuki lahan parkir. Seseorang di sana memarkirkan motor dan membuka helm yang ia kenakan. Rehan. Orang itu adalah Rehan. Ia berjalan ke arah mobil BMW yang sedari tadi telah ia ikuti.

Rehan membuka pintu belakang mobil itu. meraih tangan seorang gadis bernama Eren dan membantunya keluar dari dalam mobil.

"Udah kak, Eren biar gua aja yang anter ke kelas" lirih Rehan pada seorang pria yang duduk di kursi kemudi.

"Lo yakin adik gua gak bakal kenapa-napa?"

"Lo bisa percaya sama gua. Gua gak akan biarin sesuatu yang buruk mendekati Eren."

"Maaf ya, udah nyusahin kalian" timpal Eren yang suaranya masih memarau.

"Yang penting Lo gak kenapa-napa​. Itu udah cukup." ujar pria tersebut menatap adiknya Eren penuh kasih sayang.

"Eren janji gak akan cepat sakit lagi"

"Hmm" jawab pria itu yakin.

"Ayo Eren" ajak Rehan sembari membantu Eren berjalan karena kakinya yang masih tertatih-tatih.

Eren dan Rehan melangkah seirama melewati gerbang pembatas sekolah . Meninggalkan mobil BMW merah yang masih terparkir di depan sekolah.

Maudy hanya dapat terdiam mematung saat Eren dan Rehan lewat tepat di sampingnya. Di sisi lain, pria dengan mobil BMW itu justru memperhatikan Maudy yang tersiram tanpa kata.

Pria itu berlaju menghampiri Maudy dengan seutas senyum di wajahnya.

"Hai" sapanya pada Maudy yang masih terbungkam.

"A? Oh, hai" balas Maudy sesaat setelah ia tersadar akan kehadiran pria itu. Tapi seakan tak perduli, Maudy kembali kembali terdiam, membalikkan badan dan membiarkan kaki serta tubuhnya terbawa arus lamunan.

"Gua Daniel " ucap pemuda itu.

Maudy tetap diam dan terus melanjutkan langkahnya.

"Gua harap Lo gak akan bosen kalau suatu saat kita ketemu lagi" ujar Daniel.

Maudy berniat berbalik menatap pria bernama Daniel itu. Dan saat ia tersadar, pria itu telah pergi. Berlalu membawa mobilnya berpacu di tengah jalan raya Jakarta.

***

Waktu sekolah telah usai. Di tandai bunyi bel yang berdering di setiap sudut sekolah. Kelas kelas mulai hampa dengan para siswa yang perlahan meninggalkan sekolah.

Namun di satu sisi ruangan dengan meja dan kursi yang tersusun rapih, masih terlihat seorang pria sedang berdiri tegak memperhatikan seorang gadis yang duduk di atas meja tepat di hadapan matanya. Pria itu memperhatikan wajah gadisnya dengan seksama. Memandang gadis tersebut dengan senyum merekah di bibirnya.

Di sisi lain, Maudy dengan langkah kakinya hampir mencapai gerbang sekolah. Beberapa saat kemudian ia teringat sesuatu yang baru saja ia lupakan. Ia memutar arahnya dan kembali ke kelas.

Tap, tap, tap

Hentakan kaki terdengar Mendekati sebuah ruang kelas bercat hijau putih.

Ckrk

Maudy membuka pintu dengan tergesa-gesa​. Ia merunduk mengatur nafas dan kembali mendongakkan​ kepalanya. Dan ia mendapati dua orang tentang terkejut melihatnya.

"Hah!" Maudy menahan dirinya yang terkejut berpikir tentang apa yang baru saja terjadi di sana.

"Ngapain Lo di sini?" Gerang Rehan mengerutkan dahi.

"Eng.... Sorry HP gue ketinggalan" lirih Maudy beranjak mengambil handphone di laci mejanya. Lalu berpaling berniat meninggalkan kelas.

"Tunggu" seru Rehan serentak menghentikan langkah Maudy.

Maudy terdiam di tempatnya. Seakan tak kuasa menggeret kakinya untuk berbalik menatap Rehan.

"Jangan bilang siapa-siapa kalau Lo liat gua sama Eren di sini. Lo ngerti?" Ujar Rehan yang kini telah berdiri di belakang Maudy. Berbisik dengan nada mengancam.

Maudy hanya dapat mengangguk kaku, melangkah pergi dengan nafas tertahan sejenak dan wajah yang tertunduk lemas.

Dari kejauhan terlihat seorang wanita dengan makeup simpel sedang berdiri menanti sesuatu di samping mobil silvernya sembari terus memperhatikan arloji yang ia kenakan di tangan kiri.

Beberapa waktu kemudian, Maudy telah keluar dari sekolahnya. Melirik wanita itu dari jauh.

Wanita tersebut melambaikan tangan ke arah Maudy sambil **** senyum diwajahnya.

Maudy menyadari kehadiran mamanya di sana. Ia berlari ke arah mama dan langsung memeluknya dengan erat.

"Maudy" lirih mama dengan lembut membelai rambut Maudy.

"Maudy mau ikut mama. Maudy gak mau di sini ma, aku mau tinggal sama mama aja." Ujar Maudy seolah tak tahan menerima keadaan yang terus menimpa dirinya.

"Iya. Tapi kenapa kamu nangis?"

Maudy terdiam tak menjawab. Ia menenggelamkan wajahnya dalam pelukan mama. Menyembunyikan Isak tangisnya.

Meski berusaha menyembunyikan kesedihannya, air mata yang keluar tak dapat luput dari perhatian mama.

Mama membiarkan maudy menangis dalam dekapannya. Ia mengerti, putrinya itu pasti telah mengalami hal yang sangat berat dalam hidupnya. Tapi takdir tak dapat berhenti hanya karena seseorang yang menolaknya. Ia akan terus berjalan sesuai dengan keinginannya.

**Kini aku menangis.

Menangis tanpa henti.

Sampai aku tak mengerti apa yang sebenarnya sedang aku tangisi.

Ah, lagi lagi aku tersentak.

Seakan tenggelam di tengah laguna air mata.

Seolah hanya akulah sisa tempat penghabisan.

Aku hanya tempat pelampiasan semata.

Akulah sang kerdil di bawah tembok air mata.

Yang cuma bisa menangis dengan kelam sebagai teman setia**.

\*\*\*

terima kasih telah membaca. mohon dukungannya dengan memberi like ke cerita agar autor makin aktif untuk cepat-cepat bikin part baru😄😄😄

Terpopuler

Comments

May Yadi

May Yadi

Raihan n eren 🤔🤔🤔🤔

2019-11-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!