perjalanan ditempuh waktu cukup singkat dari rumah paman Kadir
tepat disebuah rumah kecil aku berdiri, mengamati pemandangan sekitar tampak sepi
jalanan masih becek, sepatu boot ku menjadi basah dan kotor
rumah tampak tak berpenghuni
"apa disini sudah tidak ada lagi yang tinggal?" - bergumam sendiri
mengetuk ngetuk pintu, perlahan mengintip kedalam
pintu terbuka tak terkunci
dinding rumah rapuh, kursi berdebu, atap rumah bocor
"neng cari siapa atu?" - bapak berkumis mengagetkan
"oh saya cari nenek Margareth?"
"nenek Margareth sudah meninggal non 7 tahun lalu" - ungkap nya, sedikit terkejut
"meninggal ?"
"iya neng"
"lalu apa tidak ada orang kesini ?" - penasaran, memastikan keadaan
"ada bapak tua yang kaya raya, dia yang biayain kehidupan nenek Margareth" - ungkapnya
"apa bapak tau, sekarang dia dimana?"
"kalau itu maaf non, aku tidak terlalu mengenal orang itu ... disini aku hanya kenal nenek Margareth saja"
"oh ... oke terimakasih bapak" - bergegas pergi.
Kali ini aku datang sia sia, nenek Margareth meninggal karena usia, tepat saat setelah 3 tahun aku meninggalkan Indonesia
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
melanjutkan perjalanan lagi, berjalan setapak demi setapak
tempat yang aku tuju setelah ini adalah "tempat kenangan kami, tempat aku melihat bayang bayang Mariah ..."
waktu telah menunjukkan pukul 16.00 sore, kicauan burung burung beterbangan di atas langit, aku duduk di sekitar batu besar ditengah tengah pinggiran jurang yang curam, pemandangan kota tertutup kabut bak lautan
angin yang mencekam, rambut yang ku urai beterbangan
"ini adalah tempat 9tahun lalu semua terjadi"
mengamati sekitar, tiba tiba aku ingin menangis nyatanya selama ini aku menahan
"Ali ...
aku menahan selama ini agar bisa bertemu denganmu, kerinduan ini menusuk setiap menit di jantungku, setiap kata hanya bisa diungkap dalam fikiran, setiap ingatan hanyalah bayangan kosong yang tertinggal bagai butiran debu beterbangan dan menghilang"
"dimanakah sebenarnya kamu Ali ?"
\=\=\=\=\=\=
"tut tut" - getaran handphone, tampak nama ibu
"mom's Soraya" - berdering
"Layla, apa kamu sudah bertemu paman Khadir ? bagaimana? lalu kapan kamu kembali? sekarang sudah pukul 17.00 ibu sangat mengkhawatirkan mu Layla" - suara ibu tanpa jeda
"ibu .. paman Khadir sudah pindah rumah dan tidak ada orang yang tahu mengenai tempat barunya" - suaraku mengecil
"lalu ?" - penasaran
"lalu aku tidak tahu setelah ini aku akan kemana?"
"seminggu ini ibu akan sibuk menyiapkan tiket pesawat untuk pergi ke Saudi menjemput ayahmu sebelum kami berpindah ke Swiss ... kamu bisa bekerja ditempat ayahmu Layla" - menghiburku
"dan waktu yang akan menjawab untuk menemukan paman Khadir dan keluarganya" - ungkapnya
"baik bu, bisa ibu menelepon supir ayah aku akan kirim share lokasi"
"oke nak ... jaga dirimu"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
sesampainya di rumah, aku merebahkan tubuh di spring bed yang empuk
"huft ..."
pundak dan kakiku mati rasa, kedipan mata perlahan pertanda mulai mengantuk, waktu menunjukkan pukul 22.00 malam
mata masih melihat atap kamar ditemani lampu tidur, cahaya dari luar jendela tampak indah
malam ini bulan purnama, waktu dimana aura aura siluman kuat
sedikit bernostalgia tentang kejadian itu Ali berubah menjadi seperti monster
malam yang cepat berlalu
Ali bertranformasi ke wujud aslinya mengalami kesakitan yang tak dapat ditahan, setiap malam bulan purnama energi aura siluman memanggilnya namun ia selalu menolak
saat itu, dia menangis dan memanggil namaku "Layla ... "
ia tidak ingin kembali ke dunia itu, tatapan yang kosong, sorotan mata tajam menggambarkan kesedihan
memanggil namaku lagi "Layla"
wajahku mengingat kan dengan sesosok kekasih nya yang tewas dibunuh ibunya
"Mariah"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments