Waktu istirahat Syabil dan kedua sahabatnya seperti biasa makan siang di kantin, kali ini Syabil memesan Bakso, karena itu salah satu makanan kesukaannya. Tidak lama datang Alfa dan Andi, setelah mengambil makanan Alfa yang melihat Syabil langsung memutuskan untuk duduk di dekatnya.
“Eh ada pak Ketos, lagi makan siang ?” canda Riri.
“Enggak, lagi belajar.. emang ke kantin kalau nggak makan ngapain coba ?” tanya Alfa balik.
“Hehe.. canda aja pak !” Riri yang kalah telak tidak bisa membalas pertanyaan Alfa.
Syabil hanya tersenyum melihat ekspresi Riri yang kalah omongan, Alfa duduk di tempat duduk belakang Syabil, sehingga apa yang dibicarakan Syabil dan kedua temannya pasti terdengar oleh Alfa.
“Bil suami kamu masih aja galak seperti biasa.. bilangin gih suruh jangan cuek-cuek gitu..” kata Intan pada Syabil.
“Emang dari sananya udah gitu Tan..” jawab Syabil.
“Huh, kamu harus bisa merubah dia Bil biar nggak terlalu ketat sebagai ketua OSIS..” bujuk Intan lagi.
“Nggak mau ah, itu urusan dia..”
“Ehm.. kamu bilang apa Tan ?” sahut Alfa tanpa membalikkan badannya.
“Eh nggak ada kok pak Ketos, hehe..” jawab Intan.
‘Ini orang pendengarannya tajam banget, padahal aku tadi ngomongnya udah pelan..’ batin Intan.
Sekali lagi Syabil tertawa kecil melihat Intan yang juga kena perkataan tegas dari Alfa, dan membuat mereka tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sementara itu Andi yang disamping Alfa mencoba bertanya,
“Ka kenapa nggak duduk sama istrimu ?” tanya Andi.
“Enggak lah, nanti pada curiga lagi..” jawab Alfa.
“Masak sih.. nggak apa-apa dong toh mereka juga tau kalau kalian masih terikat keluarga besar juga..”
“Hm nggak deh, lagian orang lain taunya aku musuhan sama dia..”
“Hm yaudah deh terserah kamu..”
Syabil dan kedua sahabatnya kembali ke kelas duluan karena bel masuk akan segera berbunyi. Saat mereka berjalan dan ngobrol tiba-tiba dari belakang Alfa menyusul dan menepuk kepala Syabil,
“Jangan lupa nanti habis pulang sekolah..” kata Alfa sambil terus berjalan mendahului Syabil.
Sejenak Syabil kaget, tidak biasanya Alfa melakukan hal itu padanya, kedua temannya juga terkejut melihatnya.
“Wah pak Ketos mulai nih!” canda Riri.
“Apaan sih yuk masuk kelas!” ajak Syabil.
Terlihat rona merah di pipinya, Intan dan Riri yang melihatnya tertawa menggoda,
“Ciye yang habis ditepuk sama suaminya..”
Seketika Syabil sadar dan langsung mencubit lengan mereka supaya berhenti ngomong karena takut didengan siswa lain. Sementara itu Andi yang bersama Alfa tersenyum sendiri melihat tingkah sahabatnya yang tidak pernah ditunjukkan pada siapapun.
Sepulang sekolah seperti yang sudah di sepakati Syabil menunggu di toko dekat belokan samping sekolah menunggu Alfa, tidak lama kemudian Alfa datang dengan motornya. Tiba-tiba Alfa mengulurkan tangannya ke arah Syabil, dan membuatnya bingung, Syabil menatap ke arah Alfa dengan tatapan bingung,
“Salim dulu dong..” kata Alfa.
“Ha ? kenapa ?” tanya Syabil.
“Suami Istri harus biasain gitu.. ketika berangkat ataupun pulang..” kata Alfa menjelaskan.
Syabil seperti tidak mau tapi Alfa menegaskannya lagi dan akhirnya dia menurut, setelah sebelumnya melihat sekitar aman, dia mengambil uluran tangan Alfa dan mencium punggung tangannya.
“Nah gitu.. yuk naik!” perintah Alfa yang merasa puas.
Syabil tidak bisa apa-apa, dia tau menolak perintah suami itu tidak baik. Dengan cepat dia memakai helm dan duduk dibelakang Alfa. 15 menit kemudian mereka sampai di rumah Syabil.
“Eh putri dan mantu Mama udah pulang..” sapa Icha melihat Alfa dan Syabil masuk rumah.
“Assalamu’alaikum Ma..” sapa Alfa dan Syabil lalu mencium tangan mama mereka.
“Wa’alaikum salam…” jawab Icha dengan sumringah.
“Ma langsung aja, kita mau ke apartemen Alfa..” kata Alfa.
“Lho nggak nunggu makan malam dulu ?” tanya Fira.
“Nggak Ma.. keburu sore nanti..”
“Yaudah deh.. Bila udah disiapin belum baju-bajunya ?” tanya Fira.
“Udah Ma.. tinggal berangkat aja..” jawab Syabil.
Syabil sudah mempersiapkan sebelum pernikahan mereka sehingga setelah akad dia tidak akan repot-repot lagi. Keduanya langsung ke kamar mengambil barang-barang Syabil dan dibawa ke ruang tamu. Untuk sebagian barang-barang Syabil sudah dipindah jadi tinggal sedikit yang harus dibawa. Mereka akhirnya pamit dengan Icha saja karena kebetulan Irfan sedang bekerja.
“Ma.. Syabil pamit dulu ya..” kata Syabil.
“Iya Nak.. kamu hati-hati, harus nurut sama suami..” pesan Icha yang mulai berkaca-kaca melihat putrinya dibawa suaminya.
“Iya Ma.. mama sana ayah harus jaga kesehatan..”
“Kami pamit dulu Ma..” ucap Alfa.
“Iya Alfa, tolong jaga putri Mama yaa…”
“Iya Ma pasti, udah jadi kewajiban Alfa..” jawab Alfa dengan mantap
Mereka akhirnya pergi dari rumah menuju apartemen milik Alfa. Apartemen Alfa dengan sekolah sedikit jauh sekitar 30menit dengan kecepatan sedang.
# hai readers semua.. terimakasih udah membaca karya author ini, kritik dan saran sangat diterima ya~ ^^
follow IG Author @firanafit yg berkenan 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments