“Bentar Yah, kok tiba-tiba ada perjodohan gini kenapa ?” tanya Syabil meminta penjelasan.
“Iya Pa! kok tiba-tiba gini sih ? tadi katanya cuman silaturrahmi aja!” protes Alfa juga.
Kedua orang tua mereka tersenyum, mereka sudah memprediksi kalau anak mereka akan protes tentang hal ini. Tapi rancana perjodohan ini sudah ada sejak mereka kecil dan mungkin mereka tidak ingat.
Syabil memberi isyarat pada Alfa untuk menolak perjodohan ini, dia masih belum ingin menikah mengingat usia mereka yang masih sangat muda. Alfa sebenarnya juga masih belum ingin menikah tapi melihat kedua orang tuanya yang menginginkan hal itu dan mungkin juga itu yang terbaik buatnya dia mencoba untuk berfikir dulu.
“Kalian tau sendiri kan jaman sekarang kayak apa pergaulan itu, Mama yakin Alfa bisa menjaga kamu, dan mungkin kamu nggak ingat dulu kamu dekat sekali sama Alfa..” terang Icha.
Syabil terdiam, dia mencoba mengingat-ingat kenangan masa kecilnya tapi tidak berhasil, apa benar kalau dia dan Alfa begitu dekat dulunya.
“Masak sih Ma ?”
“Iya kamu dulu sering menginap dirumah kita, malah kamu selalu ngikut sama Alfa!” tambah Rian.
“Kalian bisa memikirkannya dan kami berharap kalian setuju, nanti kita bicarakan untuk akadnya setelah itu..” kata Irfan yang mencoba memberi waktu anaknya.
“Yuk makan dulu, udah aku siapin!” ajak Icha.
Mereka semua langsung menuju ke ruang makan, karena memang sudah lapar. Syabil dan Alfa masih diam karena memikirkan perjodohan mereka yang tiba-tiba itu. Orang tua mereka sibuk bercengkrama setelah makan di ruang keluarga sambil nonton tv. Alfa dan Syabil memutuskan untuk berbicara di ruang tamu membahas tentang perjodohan mereka. Alfa dan Syabil masih diam tidak ada yang berinisiatif memulai percakapan, mau tidak mau syabil yang memulainya.
“Alfa gimana pendapat kamu tentang perjodohan ini ?” tanya syabil.
“Aku juga nggak tau Bil, orang tua aku pengennya gitu, mau nolak ya gimana..”
“Tapi Fa, kita kan masih sekolah, apa kata teman-teman dan guru nanti ?” tanya Syabil yang masih protes.
“Kan bisa dirahasiakan Bila..” kata Alfa dengan santai
Syabil langsung diam, bisa saja dirahasiakan tapi dia masih merasa belum siap jika harus menikah diusianya yang masih 17 tahun itu. Bila memperhatikan Alfa dengan intens, dia bisa menilai Alfa orang yang baik, meskipun sangat tegas, wajahnya juga tampan, sholeh, badannya juga tinggi. Tinggi syabil pun kalah, dia hanya sepundak Alfa, sehingga ketika berbicara dengannya dia harus mendongakkan kepalanya.
Jarak usia Alfa dan Syabil hampir satu tahun, Alfa sebenarnya lebih tua dibanding Syabil, Syabil wajahnya imut dan badan yang kecil shingga membuatnya terlihat masih sangat muda.
Keesokan harinya di sekolah Syabil tidak bisa berhenti memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil, Mamanya sudah meminta dirinya untuk sholat Istikharah tiap malam dan sudah dia lakukan. Sesekali dia melamun di kelas, Intan teman sebangkunya langsung menegur dengan menepuk pundaknya.
“Bila !”
“Eh ada apa Tan ?” tanya Syabil ketika sudah sadar dari lamunannya.
“Kamu melamun apa sih ? masih pelajaran nih..” tanya Intan dengan suara pelan takut kedengeran guru.
“Hehe, maaf deh..”
Waktu istirahat Syabil dan kedua temannya makan siang di kantin, sambil makan mereka berbincang-bincang, lagi-lagi Syabil terlihat memikirkan sesuatu, kedua sahabatnya yang penasaran langsung menanyainya,
“Kamu kenapa Bil dari tadi melamun terus ?” tanya Riri.
“Eh nggak ada apa-apa kok Ri..” jawab Syabil yang berusaha menyembunyikan.
“Alah cerita aja Bil, kayak sama siapa aja..” tambah Intan.
Syabil tampak berfikir, bisakah kedua sahabatnya itu menjaga rahasia jika dia ceritakan, tapi dia percaya dengan mereka karena selama ini ketika dia curhat, mereka selalu mendengarkan dengan senang hati dan tidak pernah menceritakan pada siapapun bahkan memberi nasehat atau pendapat.
“Yaudah deh, nanti sepulang sekolah aku ceritain, tapi janji jangan kasih tau siapa siapa ?”
“Iya deh pasti, kita janji nggak bakalan ngomong kesiapa-siapa..” jawab kedua sahabatnya.
Syabil senang punya teman seperti mereka. Tidak lama kemudian Alfa dan Andi melewati mereka, Alfa melirik sebentar kearah Syabil yang sedang berbincang dengan kedua temannya lalu memesan makanan untuk makan siang. Syabil masih belum menyadari kehadiran Alfa yang duduk di bangku belakangnya, Intan yang duduk menghadap Syabil melihat Alfa langsung bereaksi,
“Eh ada pak ketos, tumben banget di kantin..” celoteh Intan.
Syabil spontan menoleh kebelakang, dan dilihatnya Alfa sedang makan bakso dan disampingnya ada Andi sahabatnya,
“Emang nggak boleh ya ? kalian aja yang nggak pernah liat aku di kantin..” jawab Alfa cuek.
“Huh, iya iya.. kita kan nggak pernah liat karena ketos kita yang super sibuk..” timpal Intan lagi.
Alfa tidak membalas tanggapan Intan dan terus makan, sementara Syabil hanya diam, dia merasa canggung ketika ada Alfa, mungkin karena dia dijodohkan dengannya. Karena terlalu canggung Syabil mengajak kedua sahabatnya kembali ke kelas.
Syabil sekilas melihat kearah Alfa yang tersenyum kecil padanya, spontan muka Syabil memerah dan langsung memalingkan mukanya. Alfa yang memperhatikan ekspresi Syabil langsung tersenyum kecil. Andi yang ada disebelahnya heran dengan ekspresi yang ditunjukkan Alfa.
“Kenapa kamu Fa ?” tanya Andi.
“Nggak ada apa-apa, udah belum ? yuk balik..” ajak Alfa
Sepulang sekolah Intan dan Riri menagih janji Syabil untuk menceritakan masalahnya, setelah kelas sepi Syabil mulai bercerita tentang masalahnya. Syabil menceritakan tentang keputusan orang tuanya untuk menikahkan dia dengan seseorang.
“Ha ? sama siapa Bil ?” tanya Riri yang terkejut.
“Ehm, sama si Ketos itu..” jawab Syabil dengan menangkup mukanya dengan kedua tangan.
“Ha ? sama si Alfa ? yakin kamu ?” tanya Intan yang kaget juga.
“Iya, ngapain aku bohong juga..”
Riri dan Intan terdiam, mereka tidak menyangka jika Syabil akan dinikahkan dengan Ketos yang terkenal galak dan ketegasannya. Mereka yang selalu kena masalah jika berhadapan dengannya.
“Terus kapan kamu ngasih jawaban ?” tanya Riri.
“Dalam waktu dekat sih..”
“Hmm.. kamu harus mikirin baik-baik Bil, kamu sendiri yang tau mana yang terbaik buat kamu..” kata Intan.
“Iya makasih banyak kalian udah mau mendengarkan curhatanku..” kata Syabil sambil tersenyum
Sesampainya di rumah Syabil melihat Mamanya sedang berbincang di telfon dan terlihat sangat bahagia, tidak sengaja dia menguping ternyata sedang mengobrol dengan tante Fira. Syabil sudah diberitahu kalau Mamanya dan Tante Fira sudah berteman sejak kuliah jadi mereka sangat akrab. Melihat keakraban orang tua mereka dia jadi tidak tega jika menolak perjodohannya dengan Alfa.
Malam itu Syabil mencoba sholat Istikharah lagi berharap dia mendapatkan jawaban dan kemantapan hati. Beberapa hari kemudian dia membuat keputusan, saat sarapan dia mencoba berbicara pada Ayah dan Mamanya.
“Yah aku pengen ngomong..” kata Syabil
“Iya ngomong aja Nak, ada apa ?” tanya Irfan.
“Mengenai perjodohan aku sama Alfa, aku memutuskan untuk menerimanya..” kata Syabil dengan mantap.
Raut wajah Irfan dan Icha terlihat ceriah dan sumringah, ‘Alhamdulillah..’ itu yang diucapkan mereka bersamaan.
“Akhirnya, langsung aja nanti Mama kabarin Fira dan meminta mereka datang nanti malam..” kata Icha dengan semangat.
“Mama semangat banget sih..” kata Ari.
Syabil tersenyum melihat orang tuanya senang, dia memutuskan untuk menerima perjodohan dengan Alfa sebagai bentuk baktinya pada kedua orang tuanya.
# To be Continue...
jangan lupa baca karya Author yg lainnya juga ya ada M.A.A.P dan wajib baca 'Fira & Rian' sebelum baca ini😁
p.s : boleh mampir juga di IG Author @firanafit, terimakasih 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Neng Euis
Lanjut terus up kak 🤗..
Yuk kita saling Boom Like+ rate 5
Mampir cerita aku...
" Hello seoul"
2020-05-13
0
_sshinta
Mampir di ceritaku juga ya kak "BERI AKU KEBAHAGIAAN" terimakasih. Like, komen, dan vote juga ya kak
Mari saling dukung😍
2020-05-13
0
Sasaaaa_~
Lanjut kakkk, gass teros!👊🏻 Ceritanya bagus banget, gak ada duanya. Tetep semangat nulisnya ya... 💙💙😗
2020-05-13
1