Pukul 04.30 pagi Syabil terbangun, dia kaget diposisinya sekarang yang menghadap ke wajah Alfa, membutuhkan sepersekian detik sampai dia sadar jika sudah menikah. Syabil mengamati wajah Alfa yang masih tidur, wajahnya yang tampan dan seperti anak kecil ketika tidur membuatnya tersenyum sendiri.
Tiba-tiba Alfa bergerak, Syabil langsung bangun dan langsung ke kamar mandi, Alfa mulai bangun dan mendengar suara air dari kamar mandi, seketika dia langsung melihat jam di hpnya dan langsung bangun.
Syabil keluar dari dalam kamar mandi dan mengambil mukenanya mau sholat shubuh, tiba-tiba Alfa menghentikannya,
“Bentar tunggu aku.. kita sholat bareng..” perintah Alfa.
“Oke deh..”
Alfa segera mengambil wudhu dan sholat shubuh berjamaah dengan syabil. Setelah salam terakhir, Alfa mengulurkan tangannya ke arah Syabil, dan langsung disambut oleh Syabil serta mencium tangannya. Dia malu sebenarnya, tapi mau tidak mau harus dilakukan sebagai seorang istri.
Setelah selesai sholat mereka membereskan mukena,sajadah dan sarung ke tempat semula. Syabil masih memakai bergonya saat hendak keluar dari kamar Alfa menghentikannya,
“Bil, kamu kalau dikamar nggak apa-apa lepas aja jilbab kamu, toh kita udah sah..” kata Alfa.
“Ehm, oke.. tapi aku masih malu Fa..” jawab Syabil.
“Yaudah deh.. kalau kamu udah siap aja..” ucap Alfa.
Syabil langsung keluar dari kamar menuju dapur untuk membantu masak, sementara Alfa masih di kamar dan membuka laptop, dia melihat jadwal kegiatan OSIS nya.
Pukul 06.30 sarapan sudah siap, Icha meminta Syabil untuk memanggil Alfa sarapan sekaligus ganti seragam. Dengan senang hati Syabil menurut dan pergi ke kamarnya,
“Fa, sarapannya udah siap!” kata Syabil setelah masuk ke kamar
Alfa ternyata sudah memakai seragam lengkap dan menyiapkan buku-bukunya.
“Iya, kamu cepetan ganti seragam dan turun, nanti telat..” perintah Alfa.
“Iya ini mau ganti seragam..” jawab Syabil.
Alfa duluan pergi ke ruang makan karena syabil masih bersiap-siap. Disana sudah ada mertuanya dan orang tuanya yang sudah menunggu.
“Pagi Pa, Ma ?” sapa Alfa.
“Eh papa mama yang mana nih ?” canda Irfan.
“Hehe semuanya aja deh.. habis manggilnya sama..” jawab Alfa.
“Haha.. iya deh terserah kamu manggilnya gimana Ka..” kata Irfan.
Alfa segera duduk kursi yang masih kosong disamping Ari. Anak kecil itu masih bermain dengan mainan robot di tangannya,
“Ari, mainannya disimpan dulu.. kita sarapan..” kata Alfa.
“Tapi atu macih mau main mash !” jawab Ari yang masih belum bisa ngomong huruf S dan R.
“Nanti dilanjutin lagi mainnya..”
Terpaksa Ari meletakkan mainannya dan mulai makan sarapan yang ada didepannya. Tidak lama kemudian Syabil datang dan duduk disamping Alfa, karena itu satu-satunya kursi yang tidak ditempati. Mereka satu keluarga pun sarapan bersama.
Setelah sarapan orang tua Alfa kembali ke rumah, sementara Alfa dan Syabil berangkat sekolah bersama. Alfa yang selalu on time meminta Syabil untuk tidak lama bersiap-siap. Sedangkan Adi sudah duluan berangkat karena ada latihan pagi.
Alfa dan Syabil sepakat jika disekolah mereka akan bersikap seperti biasa karena tidak mau jika semua orang tau tentang pernikahan mereka. Syabil juga meminta Alfa menurunkannya sebelum pintu gerbang masuk sekolah, dan akhirnya diturunkan di belokan yang jaraknya 50 meter dari gerbang sekolah.
Syabil diturunkan disana dan berjalan kaki sampai sekolah. Alfa hanya menurut saja karena itu mungkin keputusan yang tepat sehingga semua orang di sekolah tidak mencurigainya.
“Yaudah hati-hati sampai depan sekolah..” kata Alfa.
“Iya..” jawab Syabil
Alfa segera melajukan motor maticnya memasuki sekolah dan Syabil berjalan kaki, sampai depan gerbang dia bertemu Intan yang baru turun dari angkot.
“Lho Bil, kok jalan ? mana Alfa ?” tanya Intan.
“Sttt.. jangan keras-keras Tan..” kata Syabil sambil menempelkan jari telunjuknnya di bibir.
“Eh maaf.. yaudah yuk ke kelas..” Intan segera menutup mulutnya.
Untungnya tidak ada orang disekitar mereka sehingga tidak ada yang mendengar perkataan Intan tadi.
“Kok kamu jalan Bil ?” tanya Intan setelah mereka duduk di bangku masing-masing.
“Iya aku minta diturunin di belokan biar nggak ada yang tau..” jawab Syabil.
“Oh gitu.. ya benar juga sih.. biar nggak ada yang tau ya.. kan pernikahan kalian dirahasiain..”
“Nah itu..”
“Terus gimana kemarin malam ?” tanya Intan yang semakin penasaran dan memasang muka cengengesan.
“Apaan ? ya tidur seperti biasa lah..” jawab Syabil yang tidak faham.
“Huh, ya iyalah tidur, maksudku ada perkembangan sama Alfa ?” tanya Intan lebih jelas.
“Alfa tidur, aku juga tidur..” jawab Syabil dengan cuek.
“Hmm… yaudah deh.. pastinya nggak terjadi apa-apa ya kalian kan masih sekolah..”
Syabil yang mulai faham maksud sahabatnya itu langsung mencubit pipi Intan. Bisa-bisanya dia berfikiran seperti itu.
“Aduh Bil.. kok dicubit sih!” protes Intan.
“Habisnya kamu sih tanya aneh-aneh..”
“Hehe, maaf deh..”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments