Happy reading
Setelah kondisi nya lebih tenang, dan Rayhan telah pergi dari kamarnya, Alexa melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian bergabung dengan sepupunya untuk makan malam.
Rayhan yang tadi di minta sang mama untuk memanggil saudara sepupunya untuk makan malam malah mendapati saudaranya itu kembali mengalami mimpi buruk.
"selamat malam om, tante... " sapa Alexa saat sampai di ruang makan
"malam sayang" jawab wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu sambil meletakkan piring kosong di depan Alexa
"kenapa aku tidak di sapa? " protes sang sepupu yang cemburu, 'apa aku tak terlihat? Kenapa hanya mama dan papanya yang disapa? bukankah aku yang memanggilnya tadi? ' batin Rayhan dengan wajah di tekuk, tak terima diabaikan
Alexa meghela nafas kemudian menyapa sepupunya
"selamat malam Ray" Alexa menoleh menatap Rayhan, ia lupa jika saudaranya ini sangat cemburuan,
"malam juga xa, " akhirnya Rayhan tersenyum setelah mendapat apa yang diinginkan, sedangkan kedua orang tuanya hanya menggelangkan kepala dengan kalakuan mereka berdua
Mereka akhirnya makan malam dengan tenang tanpa banyak bicara dan setelahnya berkumpul di ruang keluarga sesuai permintaan papa Rayhan, karena ada sesuatu hal yang ingin di bicarakan
***
Suasana hening terasa di ruangan yang cukup luas, hanya terdengar suara detak jarum jam yang terletak di dinding kanan ruangan, papa Rayhan duduk di sofa single dengan tegap menunjukan kewibawaannya dan di samping kanan nya istrinya baru saja duduk bergabung setelah meletakkan kopi untuk suaminya sementara Alexa dan Rayhan duduk berdampingan di sofa sebelah kiri,
Hufff
Papa Rayhan menghela nafas berat, apa yang ingin di sampaikan ini adalah hal yang berat,
" Xa,..mungkin ini akan sedikit berat untukmu, tapi om berharap kamu mulai mempersiapkan diri mengambil alih NRC"
"tapi om,..." Alex menegakkan tubuhnya menatap papa Rayhan
"kamu sudah mau lulus kuliah, jadi kamu harus bersiap" kata papa Rayhan secara tegas.
Alexa menghela nafas berat. Pikirannya begitu berat. Rasanya sungguh tak ingin melangkahkan kakinya ke perusahaan, namun Alexa adalah keturunan yang berhak atas NRC.
Alexa Arini gadis yang mulai beranjak dewasa itu adalah putri bungsu dari pasangan Adi Narendra dan Rini Nastiti. Ayah Alexa adalah pemilik serta pendiri dari NRC, perusahaan yang bergerak dalam bidang properti dan restoran. Joe Arendra adalah nama putra pertama papa Adi dan Mama Rini sekaligus kakak Alexa satu-satunya yang tidak diketahui keberadaannya hingga kini.
Setelah orang tuanya meninggal karena di bunuh dan kakaknya menghilang karena di culik orang yang tak dikenal, akhirnya Alexa di asuh oleh adik dari sang mama, bernama Ardian Darmawan dan istrinya bernama Rasty Diningsih, Om Ardian dan Tante Rasty mulai menjaga Alexa secara langsung beberapa hari setelah kejadian penculikan itu,
Om Ardian dan keluarganya baru bisa pulang ke tanah air, setelah kondisi Rayhan Adiputra, putra mereka satu-satunya membaik. Saat mendapatkan kabar bahwa kakak dan kakak iparnya meninggal, Om Ardian merasa dilema, ingin rasanya segera kembali untuk melihat sang kakak, tapi tak mungkin meninggalkan putra dan istrinya yang tengah di rawat di rumah sakit, ya kala itu Rayhan tengah di rawat di Rumah sakit karena kecelakaan bersama istrinya, beruntungnya tante Rasty tidak terlalu parah dan hanya perlu rawat jalan, sementara Rayhan yang masih kecil harus mendapat perawatan intensif karena benturan di kepalanya, jadi dengan terpaksa om Ardian meminta pertolongan orang kepercayaannya untuk mengurus pemakaman sang kakak.
Berselang sehari setelah pemakaman papa Adi dan mama Rini, Om Ardian kembali di kejutkan dengan berita penculikan keponakan lelakinya, hingga setelah kondisi Rayhan terlihat membaik, om Ardian memutuskan segera menjemput Alexa untuk menjagannya dan akhirnya om Ardian lah yang mengelola perusahaan kakak iparnya karena papa Adi tak memiliki kerabat lain, dan hanya om Ardian lah wali Alexa. Om Ardian yang akan menjaga harta peninggalan papa Adi dan mama Rini hingga Alexa cukup umur dan siap mengemban tugas megelola perusahaan itu kelak.
"om rasa sudah saatnya kamu belajar, dan lagipula ini adalah hak kamu"
Alexa menundukan wajahnya, bayangan orang tua dan kakaknya kembali dalam pikirannya.
Meskipun berbagai terapi psikologis telah Alexa jalani nyatanya peristiwa kelam itu masih tetep terekam jelas dalam ingatannya. Hal itu yang membuat dia ragu apakah dengan menginjakkan kakinya di lokasi yang menjadi perkara pembunuhan itu tidak akan membuatnya kembali di rundung kesedihan. Apakah trauma itu akan kembali hadir saat melangkah ke sana? Apakah Alexa bisa melupakan peristiwa kelam itu? Apakah Alexa bisa mengelola Perusahaan dengan baik? keraguan-keraguan itu selalu menghantui pikirannya.
Alexa masih merasa belum siap untuk mengelola perusahaan peninggalan orang tuanya. Terlebih lagi selama ini sebenarnya Alexa masih sangat merasa yakin bahwa kakaknya masih hidup, hanya saja ia tak tahu dimana keberadaannya, Meskipun pelaku pembunuhan juga sudah tertangkap, akan tetapi seolah ia sendiri masih merasa ragu untuk mengurus perusahaan peninggalan orang tuanya.
"Rayhan saja yang urus om, Exa akan tunggu sampai kakak kembali, Exa yakin kak Joe akan kembali" akhirnya kalimat itu yang terlontar dari mulutnya.
Om Ardian menghela nafas panjang, sudah beberapa kali ia meminta Alexa belajar mengelola perusahaan, tapi jawaban selalu sama, Om Ardian sebenarnya agak ragu dengan keyakinan keponakannya, nyatanya selama ini om Ardian berupaya mencari keponakan lelakinya, tetapi tak kunjung ditemukan, informasi dari orang yang mebunuh papa Adi dan mama Rini tak cukup jelas, sehingga keberadaan keponakan tak kunjung di ketahui, apakah sudah meninggal atau masih hidup.
Sementara Rayhan yang mendengar ucapan Alexa langsung menoleh kepada gadis di sampingnya
"jangan gila Xa!! aku mana sanggup handle 2 perusahaan, ini saja sudah cukup kuwalahan menangani perusahaan papa, apalagi di tambah perusahaanmu, " Rayhan menatap kesal sepupunya, bisa-bisanya bicara seperti itu, memang ia tahu kalau papanya sudah beberapa kali ingin Alexa segera belajar mengurus perusahaan, tapi baru kali ini ia mendengar jawaban yang tak masuk akal menurut logikanya,
Selama ini perusahaan masih di handle Om Ardian dan asisten dari papa Adi, jadi Rayhan hanya fokus pada perusahaan papanya, ya kali harus handle NRC, yang ada aku akan mati muda saking pusingnya, yang ada aku akan sering bermalam di perusahaan, begitu pikir Rayhan
Rayhan begitu tak terima dengan ucapan sepupunya itu. Meskipun ia tau akan ketakutan Alexa, tapi ia juga tidak mau terlalu pusing dengan menghandle 2 perusahaan, Rayhan pun berharap Alexa bisa mengatasi rasa takut dan keraguannya selama ini. toh semua sudah baik-baik saja, asisten papa Adi pun masih membantu mengelolanya.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments