Bos sinting

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Bagi seseorang yang tak pernah hilang semangat kegagalan adalah hal yang utama baginya untuk terus berjuang dan terus berjuang mencapai impiannya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

 

Sementara disisi lain sambil berjalan, Riani menggerutu tampa henti-hentinya.

 

"Dasar Bos sialan,sinting,nyebelin,sombong angkuh sok kengantengan,tapi kalau dipikir-pikir dia ganteng juga ya. Pantesan seisi kantor sibuk ngegosipin dia,memang orangnya ganteng rupanya, tapi sayang mereka belum tahu sifat aslinya,kalau sudah tahu aku yakin,mereka pasti gak akan mengidolakan lagi si Bos saraf itu" pikir Riani lagi sambil menggerutu gak jelas.

"Ehh apaan sih? aku bilang dia ganteng, ingat Riani jangan sampai tergoda sama manusia angkuh itu" bantahnya lagi pada diri sendiri, tampa sadar dia sudah sampai di pantri tempat dia bekerja.

Sambil kesal Riani langsung duduk dibangku yang ada di pantri.

"Kenapa elo? kok mukanya jutek gitu?" tiba-tiba Della datang entah darimana sudah nyelonong aja didepan Riani.

"Ia ini kenapa? elo kaya bete gitu" Ara pun ikut nimbrung.

"Eh aku gak kenapa-napa kok" ucap Riani sambil memasang wajah cerianya kembali, seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengannya.

"Aku gak boleh cerita sama mereka soal sisongong itu,bisa berabe kalau mereka tau, bisa-bisanya aku jadi bahan gosib seisi kantor,is ngeri deh"pikir Riani dalam hati sambil bergidik ngeri sendiri.

"Yowes kalau memang tidak kenapa-kenapa kita kerja dulu ya?" ucap Ara dan Della barengan sambil berlalu dari pantri.

"Uuh leganya ,untung mereka gak ngotot,kalau sampai meraka tau ****** aku, gak bisa dibayangkan deh,iihhh" gumam Riani dalam hati.

Waktu berlalu tak terasa jam sudah menujukan angka pukul enam sore,waktunya pulang. Semua karyawan yang bekerja di GIBRAN GRUB pun berbondong-bondong, keluar dari perusahaan tempat mereka bekerja, seperti anak bebek yang berusaha keluar dari kandangnya.

Begitu juga dengan para karyawan tersebut, juga berbondong- bondong untuk melangkahkan kaki mereka untuk pulang, kerumah mereka masing-masing. Begitu pula Riani dengan langkah gontai,dia berjalan menyusuri trotoar jalan. Sampai ke halte bus terdekat dia berhenti,dan menunggu bus yang biasa ia tumpangi. Tidak perlu menunggu terlalu lama, akhirnya bus yang di tunggu-tunggupun tiba, dan Riani dengan segera naik dan mencari tempat untuk duduk. Memang busnya agak sedikit padat, mungkin karena ini waktunya jam pulang kantor, jadi banyak orang-orang pada berdesak-desakan untuk pulang.

Sore menjelang malam, Riani yang baru sampai di kontrakkannya langsung merebahkan tubuh yang lelah, ke atas tempat tidur sederhana miliknya, sambil melepaskan penat karena seharian bekerja. Di tambah lagi pertemuannya dengan Bos sinting menurut Riani,dan mulai saat ini Riani akan menjuluki Bosnya dengan nama Bos sinting hehehe. Bisa-bisanya Bos ganteng begitu di bilang sinting uuups. Setelah mengistirahatkan tubuhnya beberapa saat, akhirnya Riani bangun untuk melaksanakan kewajibannya kepada yang maha kuasa.

Karena hari sudah menjelang magrib,setelah menyelesaikan shalat seperti biasa, Riani menyiapkan makan malam seadanya, setelah membacakan doa seperti biasa Riani memakan makanannya dengan lahap. Riani sangat bersyukur,walaupun makan dengan makanan seadanya, karena baginya apapun akan terasa nikmat, yang penting halal dan berkah. Setelah menyantap makan malamnya, Riani bangun dari duduknya dan membawa piring ke dapur sambil mencucinya, setelah membereskan semua akhirnya Riani berwudhu dan melakukan shalat isya. Tanpa terasa malampun semakin larut, dan tanpa terasa pula Riani telah berada di alam mimpinya,melupakan kejamnya dunia yang penuh fatamorgana hehe.

Keesokan paginya Riani buru- buru terbangun, karena teringat perintah Bos sintingnya, setelah mandi ia langsung berpakaian dan sambil mencari-carikan kertas bertulis alamat yang dikasih oleh bosnya Riani kemarin,lalu Riani buru- buru ke halte bus,sambil menggerutu tak jelas sendiri.

"Dasar Bos sialan,brengsek,sombong,ngapain juga suruh orang pagi-pagi kerumahnya bikin kesel aja huuuh"umpat Riani sambil menghela nafasnya menahan kesal.

Tiga puluh menitpun sudah berlalu, Riani sudah sampai di alamat yang ditujukan oleh Bosnya ternyata itu adalah kawasan elit. Dan dia langsung mencari-cari alamat yang di tulis dikertas oleh bos sintingnya.

"Huuuhh akhirnya ketemu juga,capek banget deh" gumamnya sambil menghela napas. Sekarang Riani sudah berada di depan sebuah masion,yang lumayan megah, dengan bangunannya yang menjulang tinggi bak istana di jaman kerajaan-kerajaan kuno.

"Ini rumah apa istana ya? gede amat ,pantesan tuh Bos sinting sombong banget rupanya rumahnya gede banget gini, horang kaya mah bebas" imbuh Riani tanpa berpikir panjang lagi Riani langsung menekan bel.

Ting tong ting tong.

Seorang pelayan buru- buru membuka pintu, dan melihat siapa gerangan pagi-pagi sudah bertamu kerumah majikannya.

"Permisi Nbak ada yang bisa saya bantu?"sapa pelayan ramah

"Oh ya saya di suruh sama Bos sinting kesini,ups keceplosan"ucap Riani polos. Sedangkan sang pelayan itupun hanya geleng-geleng kepala,melihat tingkah polos tamu sang majikan yang ada didepannya.

"Oh iya silahkan masuk Mbak,Tuan Muda ada di kamarnya,Mbak langsung ke kamarnya aja" imbuh pelayan itu lagi.

"Tapi Mbak" gumam Riani merasa gak enak hati.

"Masak baru pertama bertamu kerumah orang, langsung main nyelonong aja ke kamarnya kan gak masuk akal?di kirain nanti aku mesum lagi, sama si Bos sinting sialan itu ,iihhh apaan sih aku ini" pikirnya merasa aneh sendiri.

"Gak apa-apa kok Mbak" jawab sang pelayan itu, yang salah paham dengan kehadiran Riani pagi-pagi dirumah majikannya,dia pikir Riani adalah calon istri Tuan Mudanya, soalnya baru kali ini dia lihat ada seorang gadis, yang bertamu kerumah majikannya,selama hampir tiga tahun dia berkerja di sini,biasanya cuma Nyonya Besar yang sering mengunjungi masion Gibran, maklum Gibran tidak tinggal lagi dengan kedua orang tuanya.

Oh ya saya lupa memberi tau bahwa Gibran adalah anak tunggal, dari pasangan Bima Prasetya wijaya dengan nyonya Angelina Wijaya.

Mereka merupakan keluarga tersukses di kota ini, dengan harta tidak akan habis hingga tujuh turunan. Keluarga Gibran memiliki perusahaan di mana-mana, bahkan di luar negeri sekalipun,perusahaan mereka bergerak di berbagai macam bidang. Tidak di ragukan lagi bagaimana besar kekayaan yang di punyai oleh keluarganya, tapi walaupun begitu Gibran memilih membangunkan perusahaannya sendiri. Tanpa bergantung dengan harta yang dimiliki oleh kedua orang tuanya,padahal sang ayah berharap Gibran akan mengambil alih usahanya pada suatu hari nanti. Tapi itu hanya khayalannya semata,

dengan berbekal ilmu yang dimilikinya, Gibran bertekad membangunkan perusahaannya sendiri. Dan alhasil perusahaannya berkembang pesat, dan bahkan menjadi perusahaan nomor satu di kota ini,dan itu juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi orang tuanya, dan rencananya mereka akan menggabungkan dengan perusahaan milik keluarga mereka suatu hari nanti.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

terima kasih atas dukungan nya...

love you...

Terpopuler

Comments

ayyona

ayyona

msh jempol

2020-08-11

0

akun nonaktifkan

akun nonaktifkan

5 like dulu ya😚

2020-07-22

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

jejak👍

2020-07-14

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Penasaran
3 Lelah
4 Kesal
5 Bos sinting
6 Sarapan
7 Bete
8 Digosipin
9 Satu sama
10 Belanja
11 Ancaman si bos sinting
12 Di jodohin
13 Pindah ke masion
14 Diajakin jalan sama ardi
15 Nonton bareng ardi
16 Kamu hanya milikku
17 Mornig kiss
18 bukan up
19 Perubahan
20 Manja
21 Ardi patah hati
22 Ungkapan hati ardi
23 Kecemburuan Gibran
24 Ungkpan hati gibran
25 Jalan-jalan
26 Gibran salah paham
27 Ke jahilan gibran
28 Rencana Reva
29 Permintaan maafnya Gibran
30 Bertemu calon mertua 1..
31 Bertemu dengan calon mertua 2
32 Bertemu calon mertua 3
33 Kehangatan keluarga
34 Kerinduan riani
35 Cincin turun temurun keluarga
36 Di labrak oleh dewi
37 Kekhawatiran Gibran
38 Kemurkaan gibran
39 Rencananya Dewi
40 Akal bulus gibran
41 Penganiayaan terhadap riani
42 Kekhawatiran nyonya Wijaya
43 Pemecatan...
44 Kedatangan Reva
45 Rencana pembatalan perjodohan
46 Rencana pembatalan perjodohan 2
47 Rencana pembatalan perjodohan 3
48 Meminta restu bibi
49 Meminta restu bibi 2
50 Meminta restu bibi 3
51 Rencana nya Astrid
52 Pemberitahuan Marni
53 Di hadang oleh Arman
54 Bukan up
55 Ketakutan Arman.
56 Kedatangan Astrid
57 Rencananya Astrid 2.
58 Rencana Astrid 3.
59 Berniat menjodohkan Gibran dengan Astrid
60 Kedatangan Keluarga Astrid.
61 Hampir ketahuan.
62 Ambisi Astrid.
63 Munculnya cinta pertama Riani.
64 Reva kembali berulah.
65 Konspirasi.
66 Anggara di kerjain.
67 Perdebatan keluarga
68 Rencana Reva 2
69 Kesepakatan.
70 Rencana yang gagal.
71 Fitting baju pengantin
72 Foto prewedding
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Penasaran
3
Lelah
4
Kesal
5
Bos sinting
6
Sarapan
7
Bete
8
Digosipin
9
Satu sama
10
Belanja
11
Ancaman si bos sinting
12
Di jodohin
13
Pindah ke masion
14
Diajakin jalan sama ardi
15
Nonton bareng ardi
16
Kamu hanya milikku
17
Mornig kiss
18
bukan up
19
Perubahan
20
Manja
21
Ardi patah hati
22
Ungkapan hati ardi
23
Kecemburuan Gibran
24
Ungkpan hati gibran
25
Jalan-jalan
26
Gibran salah paham
27
Ke jahilan gibran
28
Rencana Reva
29
Permintaan maafnya Gibran
30
Bertemu calon mertua 1..
31
Bertemu dengan calon mertua 2
32
Bertemu calon mertua 3
33
Kehangatan keluarga
34
Kerinduan riani
35
Cincin turun temurun keluarga
36
Di labrak oleh dewi
37
Kekhawatiran Gibran
38
Kemurkaan gibran
39
Rencananya Dewi
40
Akal bulus gibran
41
Penganiayaan terhadap riani
42
Kekhawatiran nyonya Wijaya
43
Pemecatan...
44
Kedatangan Reva
45
Rencana pembatalan perjodohan
46
Rencana pembatalan perjodohan 2
47
Rencana pembatalan perjodohan 3
48
Meminta restu bibi
49
Meminta restu bibi 2
50
Meminta restu bibi 3
51
Rencana nya Astrid
52
Pemberitahuan Marni
53
Di hadang oleh Arman
54
Bukan up
55
Ketakutan Arman.
56
Kedatangan Astrid
57
Rencananya Astrid 2.
58
Rencana Astrid 3.
59
Berniat menjodohkan Gibran dengan Astrid
60
Kedatangan Keluarga Astrid.
61
Hampir ketahuan.
62
Ambisi Astrid.
63
Munculnya cinta pertama Riani.
64
Reva kembali berulah.
65
Konspirasi.
66
Anggara di kerjain.
67
Perdebatan keluarga
68
Rencana Reva 2
69
Kesepakatan.
70
Rencana yang gagal.
71
Fitting baju pengantin
72
Foto prewedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!