🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Hidup bagai sebuah mimpi yang harus kita arungi dengan hati-hati, baik senang maupun susah.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Di sebuah masion besar bak istana,
seorang pria yang sangat tampan tengah terlelap dikamarnya,tampa terasa malam menjelang pagi. Pukul 6:00 pagi pria tersebut tiba-tiba mengerakkan badannya, sambil merenggang-renggangkan ototnya. Lalu bangun dari tidur lelapnya, untuk melakukan rutinitasnya seperti biasa,ya dia adalah pria tampan sang pengusaha muda CEO GIBRAN GRUB. Dengan umurnya yang bisa dibilang sangat muda, dia sudah berhasil mendirikan perusahaan terbesar di kota A.
Tubuhnya yang kekar dan tinggi,kulitnya yang putih,dengan wajahnya yang tampan,dan dengan rahangnya yang tegas,sangat memesona. Banyak wanita dari berbagai kalangan,baik dari kalangan elit,sosialita,artis dan sebagainya bahkan rela melemparkan diri dengan cuma-cuma hanya menghangatkan ranjangnya untuk sementara. Tapi dia tak pernah peduli dengan itu semua,bahkan sampai sekarang belum ada perempuan yang bisa meluluhkan hatinya yang dingin,sedingin es di kutub utara hehe. Baginya wanita sangat merepotkan,kecuali mamanya wanita yang melahirkannya, wanita pertama yang sangat dia cintai dalam hidupnya.
Jam menuju kan pukul tujuh pagi saatnya dia berangkat ke kantor,sesampainya di kantor banyak pasang mata yang terpesona dengan ketampanannya. Memang iya ketampanannya tidak pernah bisa,di ragukan lagi bak opa-opa yang berperan di drama korea,begitulah sempurnanya ,mm itupun menurut para gadis-gadis di jaman sekarang haha.
Tanpa mempedulikan para karyawan yang menyapanya,Gibran sang CEO langsung melangkah dengan angkuhnya,dan segera menuju keruang kebesarannya yang sangat megah dan mewah.
Dilain tempat Riani juga baru sampai di perusahaan, dikagetkan dengan suara berisik Della dan Ara yang terus bergosip tentang seputaran CEO tampan mereka tanpa habisnya.
"Eh tau gak? gue barusan nengok CEO loh, CEO nya tampan sekali suami idaman para wanita" cerocos Ara tampa henti.
"Iya- iya meronta jiwa jomblo adek bang"sahut Della dengan menggebu-gebu.
Sedangkan Riani cuma tersenyum mendengarkan celoteh temannya,
dan dia juga berpikir seberapa ganteng sih CEO perusahaan ini?, sampai-sampai hampir tiap hari mereka mengosipi tentangnya.
"Eh pagi-pagi sudah bergosip, kerja dulu neng" tiba-tiba Rendy berteriak.
"Eh sirik aja elo" cerocos mereka serempak.
"Oh ya Riani di suruh bikin kopi untuk CEO dan antarin keruangnya" perintah Rendy kepada Riani yang baru datang,karena malas menyuruh kepada karyawan yang lain, karena mereka sedang asyik bergosip ria.
"Iya Mas"jawab Riani sambil berlalu melakukan tugas yang diperintahkan kepadanya.
Setelah membuatkan kopi, Riani tanpa banyak bicara lagi segera pergi keruang CEO untuk mengantarkan kopinya.
Sesampai di depan pintu ruangan yang bertulis, ruang CEO Riani langsung mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Masuk" sahut siempunya ruangan, kemudian Riani langsung membuka handle pintu, karena sudah ada perintah untuk masuk dari empunya ruangan.
"Pak ini kopi Bapak" ucap Riani yang sudah sampai diruang CEO dengan nampan dan berisi secangkir kopi di atasnya.
"Emh" jawab sang CEO Tampa menoleh ke arah sumber suara.
"Iss sombongnya ni orang, mentang -mentang Bos bisa berlaku seenakya ,sial banget aku harus masuk keruang ini"gumam Riani dengan suara pelan,
tampa dia sadari sang CEO mendengarkan apa yang barusan dia ucapkan oleh Riani.
"Ehhmm apa kamu tadi mengumpatkan saya?" tiba-tiba sang CEO langsung membalikkan singgasana kebesarannya, dan yang membuat Riani terkejut bukan kepalang adalah karena CEO merupakan cowok sialan yang dia menabrak tempo hari.
"Kamu? kamukan pria sombong itu"teriak Riani tampa sadar.
"****** aku,ngapain dia di sini?, apa jangan-jangan dia CEO GIBRAN GROUB ya?" pikir Riani linglung.
"Iya ini saya terus memangnya kenapa?"sahut sang CEO dengan wajah angkuhnya.
"Oh rupanya dia OB di perusahaanku, menarik sekali, dan permainan akan segera dimulai"batinnya sambil tersenyum dengan licik.
"Maaf pak,atas kejadian kemarin" balas Riani gemetar, sebetulnya dia malas berusasan dengan manusia sombong didepannya, tapi demi pekerjaannya, dia rela melakukan apa saja, termasuk dengan meminta maaf kepada sang CEO. Tapi bukan malah menjawab sang CEO cuma menyeringai tidak jelas,
timbul niat didalam hatinya CEO untuk mengerjai sang OB.
"Bisa saya maafkan kamu tapi ada satu syarat" ucap sang CEO.
"Syarat..? maksud Bapak apa?"tanya Riani lagi.
"Dasar pria arogan,sombong,dingin,nyebelin,angkuh memaafkan orang aja harus pakek syarat segala,dasar orang kaya sialan" gerutu Riani dalam hatinya tanpa henti.
"Demi pekerjaan ini gue harus sabar" sambungnya lagi.
"Emmh iya saya gak mau di rugikan"seringai sang CEO.
"Emang Bapak rugi apa coba?"cerocos Riani tampa merasa takut.
"Emm kamu mau tau apa kerugian saya ..? kamu sudah nyumpahin saya kemarin" ucap sang CEO sambil tersenyum dengan licik.
"Emm kan saya sudah minta maaf Pak" sela Riani tampa mau kalah.
"Berani juga cewek ini ngebantah saya dari tadi "gumamnya dalam hati.
"Semakin menarik"tambahnya lagi sambil tersenyum.
"Kita nanya bukan jawab malah senyum-senyum sendiri, dasar pria gila,sombong angkuh!." Gerutu Riani lagi ya tentu saja cuma di dalam hati, karena Riani sudah kesal dengan tingkah Bosnya.
"Kamu pikir cukup dengan hanya minta maaf? semua masalah terselesaikan?, kalau hanya cuma dengan minta maaf semua masalah terselesaikan buat apa harus ada polisi dan hukum hah?" ujar Gibran.
"Iya deh Pak, terus apa syaratnya?" ujar Riani ia mengaku kalah dalam hal berdebat dengan Bosnya.
"Ehm syaratnya adalah....saya pikir-pikir dulu deh" ujar sang CEO yang tiba-tiba bersuara dengan agak sedikit lembut.
"Terus kapan dong Bapak bilangnya?" tanya Riani merasa agak jengkel dengan tingkahnya Gibran.
"Iya kan, sudah saya bilang saya pikir-pikir dulu"ujar Gibran lagi.
"Ya sudah deh Pak kalau begitu saya permisi dulu" kesal Riani sambil pergi,
baru dua langkah Riani mau keluar. "Tunggu"sang CEO menyela langkah Riani dengan teriakannya.
"Iya Pak ada bisa yang saya bantu lagi?" jawab Riani sambil menahan kesal.
"Ehhmm besok kamu jam 7:00 pagi kerumah saya,saya tidak terima bantahan, dan juga jangan terlambat, karena saya tidak suka dengan kata terlambat "cerocos sang CEO lagi.
"Tapi Pak" sela Riani sangat keberatan.
"Gak ada tapi-tapi, ini alamatnya"ujar Gibran, sambil mengasih selembar kertas putih kepada Riani.
"Iya Bapak CEO yang terhormat" gumam Riani sambil berlalu menahan kesalnya.
Sedangkan Gibran sudah memegang perutnya yang tidak sakit, sambil menahan tawanya yang hampir meledak karena sudah berhasil mengerjai sang OB.
Hahhahhah akhirnya tawanya pun pecah,
entah kenapa dia merasa senang setelah mengerjai Riani,mungkin ini akan menjadi kesenangan barunya mulai hari ini.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
terima kasih atas dukungan nya ya readers ku....
i love you guys ...
😘😍😄😄😆😄😘😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
ayyona
jempol
2020-08-11
0
Elisabeth Ratna Susanti
lanjut baca👍
2020-07-14
0
Nurul
lanjut kk
2020-07-07
0