Seorang Ibu

“Kring kring kring….kringgggg.” Alarm berbunyi. Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Pakaian tergeletak dimana-mana. Mainan berhamburan di atas lantai. Bahkan popok bayi bekas pakai tampak berada di bawah kasur. Terlihat suasana kamar bak kapal pecah.

Tangan Alex berusaha menggapai Alarm digital di samping kasurnya. Dia meraba dengan sebelah mata terbuka. Tidak ada apa pun di atas meja itu. Alarm tak kunjung berhenti. Akhirnya Alex berdiri dan mencari Alarm itu.

“Gletekk.. auww!” Alex menyeru kesakitan. Ada benda kecil yang menusuk kakinya. Benda kecil itu bukanlah benda biasa, melainkan benda yang digunakannya untuk menenangkan Hendra, bayi yang berumur enam bulan.

Seketika Alex melempar mainan itu yang entah mendarat kemana. Tak sengaja kaki Alex menyentuh benda yang bergetar. Alarm! Langsung saja Alex mematikan benda kecil yang berisik itu.

Ayah dari tiga orang Anak itu menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Dia tersadar, kemana perginya Hendra? Putra bungsunya yang Dia rawat sendiri sejak lahir. Sontak Alex keluar kamar mandi dan mulai mencari-cari Hendra, Anak Bungsunya.

Alex membuka gabus sofa, mengintip di bawah kasur dan membuka semua lemari. Dia tak kunjung menemukan Hendra kemudian Alex berlari keluar kamar.

Di depan TV (Television) Hendra tengah asyik menonton sambil tengkurap. “Hendra sayang, kok Kamu bisa sampai kesini? Sudah bisa jalan kamu Nak?” Alex bergumam sendiri sambil memandang wajah Hendra. Sesekali Dia menoel hidung dan menciumi Anak bungsunya itu.

Setelah menaruh Hendra di tempat tidur bayi miliknya, Alex segera menuju dapur untuk membuatkan Hendra susu. Tak perlu basa basi, Hendra langsung antusias. Sesekali tangannya seperti ingin menggapai botol susu itu. Alex pun memahami ekspresi wajah dan gerak motoriknya. Tanpa menunggu lama sang Ayah memberikan botol susu itu kepada bayinya.

Melihat Hendra tengah asyik menyusu, Alex kini menuju kamar Andra dan Indra. “Selamat pagi para jagoan, diberitahukan kepada para jagoan cilik Alex. Bahwa pesawat Anda sedang mendarat. Sekali lagi, Saya ulangi pesawat ini akan mendarat. Kencangkan sabuk pengaman Anda jagoan.” Dengan mengebass-kan nadanya Alex sedikit mendramatisir keadaan layaknya awak kabin di dalam pesawat.

Seperti magnet Andra dan Indra bangun dan duduk dikasur dan mulai mencari sabuk pengaman. “Hahahaha pendaratan sudah selesai. Ayo jagoan cepat bangun.” Kata Alex dengan penuh semangat.

Alex mengendong kedua Anaknya pada lengan. Andra di kanan dan Indra di kiri. Kedua Anak itu digendong serta dimandikan. Setelahnya, Andra dan Indra di bawa masuk ke kamar Alex. Kedua Anak itu dipakaikan seragam sekolah di sebelah tempat tidur Adiknya.

Sedari tadi susu Hendra sudah habis. Dia hanya bermain sendiri melihat langit-langit rumah yang berwarna biru dihiasi dengan awan putih.

“Nah, sekarang waktunya sarapaaannn…!” Ujar Alex kepada Andra dan Indra. Kemudian dia menggiring kedua Anaknya ke dapur sembari menggendong Hendra.

Alex terlihat mahir memasak. Membuat sarapan dadar telur dan brokoli rebus. Susu plain yang dibelinya di supermarket dihidangkan dengan lucu. Bak seorang Ibu handal yang sedang beranak tiga.

Selama ini Alex mengurusi ketiga Anaknya sendirian. Sesekali ketika Anaknya sakit, Dia hanya bertanya kepada tetangga bagaimana cara mengurus Anak yang sedang sakit.

Tetangga pun sangat berbaik hati untuk menawarkan bantuan. Entah mengapa Alex enggan menerima bantuan itu. Yang Dia butuhkan hanya informasi perawatan untuk anak saja.

Andra dan Indra makan dengan lahap. Sebentar saja makanan buatan Ayahnya itu habis. “Ayah ayo sekarang berangkat. Sudah jam setengah delapan pagi. Kalau telat lagi guruku bisa marah Ayah.” Ujar Andra yang mulai cemas.

“Baiklah jagoan Ayah, sekarang kita berangkattt…” Sambil mengendong Hendra, Alex menjulurkan tangan kirinya bak superman yang ingin terbang.

Semuanya telah masuk ke dalam mobil. Andra dan Indra duduk di kursi belakang. Sedangkan Hendra dipangku sambil menyetir. Untung saja sekolahnya tidak jauh dari rumah. Sekitar lima belas menit berlalu mereka sudah sampai.

“Ayah nanti Andra ada les. Jadi Andra akan pulang jam 2 siang. Sedangkan Indra tidak, bagaimana dengan Indra nanti setelah pulang ayah?”

Tanya Andra dengan cerdas kepada Ayahnya. Setelah Ibunya tiada, Andra kini lebih dewasa dari biasanya. Sungguh cepat untuk Dia dewasa sekarang. Dan itu sangat membantu Ayahnya yang merangkap dari seorang Ayah yang juga seorang Ibu bagi mereka.

“Indra sayang, nanti pulang jangan tunggu Ayah di gerbang sekolah ya. Tunggu saja di depan kelas abangmu dulu. Nanti pulang kalian barengan baru Ayah jemput ya Nak ya.” Suara Alex meyakinkan kali ini. Suara lembut seorang Ayah. Indra pun mengangguk, kemudian setelah mengangguk, Andra dan Indra mencium tangan Ayahnya dan berpamitan.

Sesampainya dirumah, Alex mulai memandikan Hendra, memaikan baju serta lekas memberikan bubur tim buatannya sendiri yang Dia lihat tutorialnya di Youtube. Setelahnya Dia mengajak Hendra bermain. Tak lupa memberikan nya susu formula saat Hendra membutuhkannya.

Ketika melihat Hendra menguap sesekali. Alex menggendong Hendra dan mengayunkan lengannya seperti ritme ayunan klasik. Bernyanyi lagu Twinkle Twinkle Little Star. Semua ini juga Dia dapat tutorialnya di Youtube. Baginya Youtube adalah sahabat terbaik yang pernah ada.

Tak lama kemudian Hendra tertidur pulas. Alex merebahkannya di tempat tidur yang di kelilingi pagar. Sehingga tidak perlu khawatir bayi akan jatuh.

Melihat Hendra yang tertidur, hatinya Alex terenyuh. Alex kembali merindukan Nindi. Istri yang penuh kasih sayang terhadap Suami dan Anak-anaknya. Istri yang tidak pernah marah sekalipun Alex membuat kesalahan. Dan istri yang selalu patuh terhadap perintah suami.

Alex berpikir bahwa tidak akan ada yang bisa mengantikan posisi Nindi. Dia sangat sempurna sebagai seorang istri.

Tak ingin berlama-lama dalam lamunannya. Alex mulai membereskan rumah, menyapu, mengepel, membuang sampah yang sudah mulai mengeluarkan bau. Dan mencuci baju yang sudah menumpuk selama seminggu.

Setiap Alex mengurus ketiga Anaknya ataupun melakukan pekerjaan rumah. Tidak pernah sedikitpun Dia tidak mengingat Nindi. Rasa rindu teramat dalam dirasakan Alex. Namun rindu tetap lah rindu, yang bisa Alex lakukan hanya menatap foto pernikahan di dinding kamar dan ruang tamu.

“Om telolet om… om telolet om!” Suara panggilan masuk dari telepon genggam Alex. “Halo, selamat siang. Benar ini dengan Pak Alex?” Suara seorang perempuan terdengar sedikit cadel menelepon.

“Iya benar Bu, Ini Saya Alex.” Jawab Alex tanpa ragu. “Maaf Pak Alex bisa ke sekolah sekarang Pak? Indra hilang Pak. Sudah dicari di sekeliling sekolah, Kami tidak menemukannya. Pihak sekolah sudah menghubungi Polisi. Bapak harus ke sekolah sekarang juga Pak.” Ujar Alex terdiam, entah mengapa Dia kembali mengingat hari pemakaman Istrinya. Alex mematung lagi tanpa melakukan apa-apa.

“Huaaa… huaaa…” Tangisan Hendra menyadarkan Alex. Telepon genggam sudah jatuh ke lantai. Alex berlari merangkul Hendra dan segera mengambil kunci mobil.

Terpopuler

Comments

Nisa Nisa

Nisa Nisa

hebat. suami. idaman tp kapan cari riskyi nya y. 😁

2022-09-10

0

Dwi MaRITA

Dwi MaRITA

duh gustiiii.... pasti riweh...
naluri keibuan pada bapak akan muncul dg sendirinya bila keadaan darurat spt ini...

huebattt bpk alex......bapak idaman anak beud 😁

2022-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Nindi sayangku
2 Ini Bukan Duniaku
3 Seorang Ibu
4 Eliana
5 Laptop
6 Universitas
7 Bali
8 Tedmon
9 Tetangga Baru
10 Rumah sakit
11 Home sweet home
12 Universitas Indonesia
13 Muallaf
14 Selendang hitam
15 Green Andara Residences
16 Rumah terakhir
17 Nostalgia
18 Ospek
19 Tak ingin usai
20 Online
21 Hendra
22 Hendraku sayang
23 Aisyah
24 Bu Tuti
25 Keguguran
26 Weekend
27 Keramaian
28 Cork and Screw Restaurant
29 Trending
30 Trio Kwek-kwek
31 Bernafas lega
32 Rumah Alex
33 Hello Kitty
34 Ini takdirmu Aisyah
35 Tiga Bidadari?
36 Mba genit
37 Dinda
38 Silabus
39 Tak membuka pintu
40 Buku Online
41 Menghindar
42 Aku tahu
43 Salah satu fans Alex
44 Rumah Eliana
45 Mas
46 Orang Demo
47 Para calon Babysitter
48 Mandor
49 Aisyah gemetar
50 Seleksi dimulai
51 Tukiyem
52 Drama kecil Dino
53 Lailatul Adik Arafah?
54 Nasi padang satu juta
55 Aisyah menolak
56 Janji yang terlupakan
57 Aku bukan Banci
58 Makan malam yang tenang
59 Singkong goreng sambal roa
60 Mi rebus panas
61 Maaf dari Dinda
62 Modal nekat
63 Hari pertama kuliah
64 Ngos ngosan
65 Hendra BAB di kelas
66 Alex di usir dari kelas
67 Imajinasi sapu terbang
68 Toleransi
69 Hendra menangis
70 Nafas Naga
71 Makan bareng Alex
72 Masakan makan siang
73 Tom and Jerry
74 Kentut misterius
75 Lelah hayati
76 Ayat ayat cinta
77 Pura-pura pingsan
78 Solusinya Alex
79 Mengenal Alex dari Anaknya
80 Alex menitipkan Hendra
81 Aktor Hollywood
82 Pose film klasik Eropa
83 Bekas cokelat
84 Dilema Eliana atau Aisyah
85 Lama tidak jumpa
86 Rencana yang terbongkar
87 Pesan dari Dinda
88 Pernyataan Alex kepada Eliana
89 Penyesalan
90 Ulang tahun
91 Berhadiah mobil
92 Perkara kursi
93 Menyatakan cinta
94 Ketika Abipraya ke Kampus
95 Alun alun
96 The end
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Nindi sayangku
2
Ini Bukan Duniaku
3
Seorang Ibu
4
Eliana
5
Laptop
6
Universitas
7
Bali
8
Tedmon
9
Tetangga Baru
10
Rumah sakit
11
Home sweet home
12
Universitas Indonesia
13
Muallaf
14
Selendang hitam
15
Green Andara Residences
16
Rumah terakhir
17
Nostalgia
18
Ospek
19
Tak ingin usai
20
Online
21
Hendra
22
Hendraku sayang
23
Aisyah
24
Bu Tuti
25
Keguguran
26
Weekend
27
Keramaian
28
Cork and Screw Restaurant
29
Trending
30
Trio Kwek-kwek
31
Bernafas lega
32
Rumah Alex
33
Hello Kitty
34
Ini takdirmu Aisyah
35
Tiga Bidadari?
36
Mba genit
37
Dinda
38
Silabus
39
Tak membuka pintu
40
Buku Online
41
Menghindar
42
Aku tahu
43
Salah satu fans Alex
44
Rumah Eliana
45
Mas
46
Orang Demo
47
Para calon Babysitter
48
Mandor
49
Aisyah gemetar
50
Seleksi dimulai
51
Tukiyem
52
Drama kecil Dino
53
Lailatul Adik Arafah?
54
Nasi padang satu juta
55
Aisyah menolak
56
Janji yang terlupakan
57
Aku bukan Banci
58
Makan malam yang tenang
59
Singkong goreng sambal roa
60
Mi rebus panas
61
Maaf dari Dinda
62
Modal nekat
63
Hari pertama kuliah
64
Ngos ngosan
65
Hendra BAB di kelas
66
Alex di usir dari kelas
67
Imajinasi sapu terbang
68
Toleransi
69
Hendra menangis
70
Nafas Naga
71
Makan bareng Alex
72
Masakan makan siang
73
Tom and Jerry
74
Kentut misterius
75
Lelah hayati
76
Ayat ayat cinta
77
Pura-pura pingsan
78
Solusinya Alex
79
Mengenal Alex dari Anaknya
80
Alex menitipkan Hendra
81
Aktor Hollywood
82
Pose film klasik Eropa
83
Bekas cokelat
84
Dilema Eliana atau Aisyah
85
Lama tidak jumpa
86
Rencana yang terbongkar
87
Pesan dari Dinda
88
Pernyataan Alex kepada Eliana
89
Penyesalan
90
Ulang tahun
91
Berhadiah mobil
92
Perkara kursi
93
Menyatakan cinta
94
Ketika Abipraya ke Kampus
95
Alun alun
96
The end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!