Kedua mata Alex sedang menatap dua mayat di dalam peti. Perutnya terasa aneh, seperti ada sesuatu yang ingin keluar. Seketika perut Alex sakit, mules barangkali, saat melihat dua orang yang sedang terbujur kaku itu. Tetapi sesuatu itu tertahan di tenggorokannya, tidak ada yang keluar sama sekali. Hal itu pun berkali-kali Dia rasakan.
“Pak Alex sudah waktunya untuk mengantar jenazah ke pemakaman.” Bisikan seorang lelaki separuh baya ke telinga Alex. Mendengar hal itu langsung saja Alex membeku dan mematung. Dia bukan tidak mendengar suara pak RT yang berbisik dan mengajaknya berbicara itu. Hanya saja, Dia membisu hingga akhirnya semua hal yang ditahan itu tak sanggup lagi untuk Dia tahan dan akhirnya pecah.
“Arrghhh…. Bukan, bukan ini duniaku.” Alex berteriak. Semua tamu yang datang nyelawat kini tercengang. Pak RT dan beberapa orang lainnya sontak berdiri dan menahan lengan Alex.
Alex memberontak! Dia ingin keluar ruangan. Berlari, pergi, kabur, atau menghilang sekalian.
“Pak Alex, sabar Pak Alex. Istighfar Pak!” Gema suara Bapak-bapak silih berganti. Alex kali ini tidak bisa mendengar, di kepalanya hanya ada dunia hitam kelabu tanpa masa depan.
“Kenapa… kenapa harus Nindi ya Tuhan. Kenapa…?” Akhirnya air mata yang sedari tadi menghilang itu sekarang keluar tanpa henti bak air terjun.
Melihat Ayahnya yang menangis, Andra dan Indra ikut meluapkan kesedihannya. Para tamu menangis terseduh melihat bocah yang tak punya Ibu. Bukan lagi, bahkan si bayi yang masih berumur satu hari itu belum sempat merasakan air susu sang Ibu.
Anak-anak Alex harus kehilangan Ibu dan Nenek nya di hari yang sama. Begitupun dengan Alex, Istri yang sangat disayanginya itu, Alex tak pernah menyangka bahwa akan kehilangan Istrinya secepat itu.
Dua orang laki-laki masih terlihat memegang erat lengan Alex. Kalau-kalau Alex mengamuk lagi. Kemudian Pak RT mengarahkan untuk pergi ke pemakaman lalu diikuti oleh tamu dan keluarga yang lain.
Dengan pandangan kosong Alex digiring ikut kepamakaman. Lalu Alex tidak mengingat lagi apa yang terjadi.
“Pak, Pak Alex… bisa bangun untuk sarapan Pak?”
Alex mendengar suara perempuan yang merdu. Matanya terbuka, walaupun Dia tahu itu suara yang lain. Entah mengapa Dia berharap itu Nindi. Dan… bukan Nindi! Hanya seorang wanita muda berpakaian warna putih. Seorang perawat rumah sakit.
“Sudah berapa lama saya disini Mba?” Ujar Alex yang sekarang berusaha untuk bangun dan duduk.
“Baru satu hari Pak, Bapak tidak sadarkan diri semenjak kemarin. Ini ada sarapan, silahkan Bapak makan dan dilanjutkan dengan memakan obat ini.” Kata perawat rumah sakit tersebut.
Alex merasa pusing, Dia masih belum percaya, mungkin saja ini hanya mimpi baginya. Tiba-tiba Andra dan Indra datang menghampiri dan memeluknya. Kemudian Alex tersadar, ini bukan mimpi.
“Ayah.. jangan sakit lagi. Ayah jangan tinggalkan Kami sama seperti Ibu.”
Andra dan Indra berbicara bergantian sambil menangis. Seketika Alex mengerti, ini bukan hal yang harus Dia lalui dengan kelam. Dia harus kuat demi ketiga Anaknya lalu Alex mulai menguatkan diri, sarapan, makan obat dan pulih.
“Harus pulih, harus bisa pulih” Kata Alex dalam hati. Dia memencet bel pemanggil perawat. “Mba sdh mendingan, Saya sudah merasa sehat. Boleh Saya keluar hari ini?” Tanya Alex kepada perawat yang menghampirinya.
“Tentu saja bapak. Saya tahu Bapak orang yang hebat.” Sambil tersenyum perawat itu mulai membuka infus di tangan Alex dengan perlahan. “Silahkan selesaikan administrasi rumah sakit terlebih dahulu ya Pak.” Ujar perawat dengan lembut. Kemudian Dia permisi untuk keluar ruangan.
Alex menyelesaikan administrasi rumah sakit tanpa hambatan. Sekarang Dia memegang masing-masing jemari dari kedua Anaknya.
“Kita pulang ya sayang…”
Senyum hangat dari seorang Ayah yang kuat dilihat dari Andra dan Indra. Hingga Andra dan Indra pun tersenyum kepada Ayahnya. Senyuman dari Ayahnya itu memberikan sedikit pemulihan trauma yang dirasakan oleh Andra dan Indra. Begitupun sebaliknya, balasan senyuman dari kedua Anak Alex membuatnya semakin tegar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
MJH
semangat Author,
2022-09-25
1
Nisa Nisa
setelah. kehilangan baruterasa,💪💪💪💪
2022-09-10
0
Dwi MaRITA
mungkin ini yg dirasakan bapakku, ktk aku & kakakku piatu sjak kecil...krn kecelakaan, hingga kini kami tdk tahu makam ibuku krn kami pendatang....
semangat teru bapakku... 💪💪💪 terimakasih telah mmbesarkan kami...
love u... bapak...
☁😘😘☁😘😘☁
😘😘😘😘😘😘😘
😘😘😘😘😘😘😘
☁😘😘😘😘😘☁
☁☁😘😘😘☁☁
☁☁☁😘☁☁☁
2022-09-07
0