Billa menatap dirinya di cermin. "Ini tidak
mungkin. Aku tidak mungkin hamil kan? Ini
tidak mungkin! Aku akan buktikan, bahwa
aku tidak hamil!"
Billa melakukan tes yang ia berharap hasil
dari tes itu adalah negatif, tetapi sialnya hasil
yang ia dapatkan adalah positif.
Mendapati akan hal itu Billa merasa sangat
stres dan tertekan. Billa terus berteriak-teriak
histeris mengatakan jika semua ini tidak
mungkin! Tidak mungkin terjadi!
"Ini semua salah dia! Aku harus minta
pertanggung jawaban dia! Apa pun yang
terjadi dia harus bertanggung jawabl" seru
Billa sambil mengeluarkan ponsel dari
sakunya dan menelpon seseorang tapi
sayangnya ia tak mendapatkan jawaban dari
orang ia telpon itu.
Billa kembali berteriak-teriak histeris merasa
frustrasi pada dirinya sendiri. "Apa yang
harus aku lakukan? Semua kacau ." lirih
Billa.
Matahari kini tlah tenggelam dan kini giliran
bulan yang bersinar. Billa yang gelisah terus
menerus menelpon seseorang dan
mengatakan jika ia sedang hamil, tetapi
pemuda yang ia telpon itu mengatakan jika ia
tak peduli dengan apa pun yang dikatakan
Billa.
Billa merasa begitu frustrasi hingga ia tak
keluar kamar sama sekali sampai pagi
berikutnya datang.
Bu Rani yang merasa khawatir pun
mengetuk pintu kamar Billa untuk bertanya
apa yang terjadi, tapi Billa hanya menjawab
jika ia baik\-baik saja dan ia tak bisa ikut
bersama lbunya untuk menjemput Bella di
bandara.
Mengetahui jika Billa tidak ingin ikut Bu Rani
pun pergi ke bandara seorang diri untuk
menjemput Bella. Sesampainya di bandara
Bu Rani menghampiri Bella yang dari tadi
sudah menunggunya.
"Bella." Bu Rani dengan gembira memeluk
erat Bella.
"lbu ." Bella juga merasakan hal yang
sama.
"Bagaimana perjalan kamu?" tanya Bu Rani.
"Semua baik\-baik saja. Oya, dimana Billa?
Apa dia tidak ikut menjemput aku?" tanya
Bella.
"Tidak. Dia sepertinya sedang tidak enak
badan. Bagaimana jika kita sekarang pergi
ke rumah untuk bertemu Billa? Kamu pasti
sudah merindukan Billa bukan?"
"Ya."
Saat sampai di depan rumah Bu Rani dan
Bella pun masuk. Sampai masuk ke dalam
rumah Bella memanggil-manggil Billa, tetapi
tak ada jawaban apa pun dari Billa.
"Mungkin dia tertidur di kamarnya. Kamu
masuk saja, Ibu akan ambilkan air buat
kamu," jawab Bu Rani.
"Ya."
Saat Bu Rani pergi ke dapur mengambil air
minum Bella pergi ke kamar Billa. Kemudian
Bella membuka pintu kamar Billa, tetapi saat
pintu terbuka betapa kagetnya Bella melihat
Billa yang tergeletak di lantai dengan banyak
darah yang keluar dari tangannya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Bu Rani
yang tidak menyangka akan kehilangan Billa
secepat ini. Bu Rani merasa sangat terpuruk
sampai ia pingsan berkali-kali karena masih
tak terima dengan fakta bahwa Billa sudah
meninggal karena ia bunuh diri.
Kesedihan Bu Rani dan Bella makin
memuncak tak kala mereka mendengar saat
ini di dalam tubuh Billa ada nyawa lain, yaitu
tidak lain ada bayi yang juga ikut meninggal
karena tindakan Billa.
Mendengar kebenaran bahwa Putrinya
meninggal dalan kaadaan hamil Bu Rani
semakin terkejut dan akhirnya kembali
pingsan, sedangkan Bella masih tak percaya
dengan apa yang dikatakan Dokter.
"Dokter berbohong bukan? Saudara saja
tidak mungkin sedang hamil! Dia masih SMA,
dan Saya juga yakin dia tidak mungkin
melakukan hal hina itu! Bagaimana bisa
saudara Saya hamil? tanya Bella.
"Yang jelas saudara kamu sedang
mengandung. Kami tidak tahu dia melakukan
hal itu dengan segaja, atau terpaksa. Tugas
kami sudah selesai, jadi Saya permisi
dahulu." Dokter pun pergi.
Bella terdiam memikirkan perkataan Dokter.
"Dia melakukan hal itu dengan segaja, atau
terpaksa?" Bella terdiam kembali. "Ya! Itu
mungkin saja! Billa mungkin di paksa
melakukan hal itu. Aku harus mencari tahu.
Bella bangkit dan berlari kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah Bella melangkah
dengan langkah kecil masuk ke kamar Billa
yang kini dipasang garis pembatas oleh
Polisi. Dengan rintikan air mata Bella
mencari sesuatu di kamar itu, dan akhirnya
ia menemukan sebuah buku harian berwarna
hitam putih tergeletak di bawah ranjang
tidur.
Buku harian Billa? Mungkin di buku ini Billa
ada menulis tentang apa yang sebenarnya
terjadi padanya." Bella mengambil buku itu,
kemudian pergi meninggalkan rumah untuk
membaca buku itu di tempat yang tenang.
Bella membawa buku harian itu ke taman
dekat rumahnya, kemudian dengan hati\-hati
ia membuka buku itu dengan takut.
"Apa tidak apa\-apa aku membaca buku
harian Billa? Billa, maafkan aku karena
sudah lancang membaca buku harianmu.
Dengan perlahan Bella mulai membaca buku
harian itu dari awal.
bersambung.
\#\#\#\#yuhu jangan lupa Like and Koment dibawah😍😘.
dan jangan lupa Follow tik tok aku ;ID:chcaamwyn
Ig@chcaa\_923
fb@chcaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Novianti Ratnasari
inget aku wkt di bully sm tmn pas SD.
2020-09-28
2
Adiknya Lan Li
jadi keinget aku yang sering dibully sama kawan aku
2020-09-13
1
Reeeeg🐣🦄
kasihan tertekan pasti dia hem sedih😥
2020-08-05
1