Sepanjang pelajaran berlanngsung, Ruhy sangat fokus pada guru yang mengajar. Hingga tiba-tiba..
"Permisi, Bu." Ucap seorang siswa laki-laki dari balik pintu kelas.
"Iya, ada apa?" Tanya Bu Rima guru mata pelajaran Ekonomi yang sedang mengajar.
"Panggilan untuk Ruhy sama Ian. Ditunggu Pak Feri di UKS" Ucap laki-laki itu.
Deg..
Perkataan laki-laki itu membuyarkan kefokusan Ruhy pada soal yang sedang dia kerjakan.
"Oh, iya silahkan Ruhy sama Ian." Ucap Bu Rima.
Ruhy dan Ian pun berjalan keluar kelas menuju ke UKS.
"Pak Feri kemana sih? Katanya sudah ditunggu di UKS." Gerutu Ruhy.
"Kita nggak dipanggil Pak Feri kok." Ucap Ian dengan santainya.
"Lah terus, tadi anak laki-laki itu bilang kalau kita dipanggil Pak Feri." Ucap Ruhy dengan nada kesal.
"Tenang aja, tadi gue yang nyuruh anak itu panggil kita. Gue pengen menghabiskan waktu sama lo berdua. Gue juga lihat lo fokus banget sama pelajaran, nggak bosen apa?"
"Iya nggak lah, gue itu suka banget sama pelajaran." Ucap Ruhy yang masih kaget dengan apa yang Ian ucapkan.
"Bidadari ku, kita disini dulu iya sampai pelajaran Ekonomi selesai." Bujuk Ian.
"Tapi gue nggak mau ketinggalan pelajaran." Ucap Ruhy dengan tenang.
"Sekali aja, iya."
"Duh, dia pakai jurus kegantengan sama keimutannya lagi. Mana bisa gue nolak. Duh, cute banget." Batin Ruhy.
"Iya, iya. Lo ini aneh banget." Ucap Ruhy dengan senyuman yang mengembang diwajahnya.
"Aneh kenapa?"
"Iya, lo aneh. Kalau berdua aja loe manja banget. Giliran kalau ada yang lain cuek banget."
"Jadi, lo mau gue manja-manja gitu sama lo kalau ada yang lain?" Tanyanya kepada Ruhy.
"Iya nggak gitu juga." Ucap Ruhy dengan wajah blushingnya setelah mendengar ucapan Ian.
"Hahaha, jangan blushing gitu dong." Ejek Ian.
"Ih, apaan sih." Ucap Ruhy dengan malunya setelah mati.
Akhirnya, Ruhy dan Ian bercanda tawa di UKS hingga pelajaran Ekonomi selesai.
"Kembali ke kelas yuk." Ajak Ruhy kepada Ian.
"Disini aja, gue masih pengen sama lo." Bujuk Ian.
"Nggak, ayo kita kembali ke kelas." Ucap Ruhy sambil menarik tangan Ian. Dan dia hanya pasrah mengikuti Ruhy.
Sesampainya didepan kelas Ruhy melepas genggaman tangan Ian, dan berjalan duluan daripada Ian. Wajah Ruhy dibuat sedatar mungkin agar anak-anak tidak bisa menebak isi hatinya yang berseri-seri. Sedangkan, Ian hanya berjalan santai dengan kecuekannya seperti tidak pernah terjadi apapun diantara Ruhy dan Ian.
"Disuruh Pak Feri ngapain, lo?" Tanya Nadin.
"Rahasia." Jawab Ruhy.
"Sekarang main rahasia-rahasian nih sama kita-kita." Ucap Tania.
"Suatu hari nanti kalian pasti tau kok."
"Iya deh, iya." Kata Bella.
"RUHY, LO TULIS ITU TUGAS DIDEPAN." Teriak Disa teman sekelas Ruhy.
"Oke." Ucap Ruhy sambil mengacungkan jempol kanan.
Ruhy menulis tugas didepan, anak-anak dikelas sangat berisik.
"Ruhy, jangan cepat-cepat napa. Nulis kayak dikejar Anjing." Ucap Elisa teman sekelas Ruhy yang terkenal dengan kejahilannya.
"Iya, tangan lo itu dibuat dari apa sih? Nyesel gue menyuruh lo yang nulis." Ucap Disa.
"Haha, oke-oke gue pelan-pelan nulisnya." Ucap Ruhy dengan tertawa kecil.
"Gitu dong, pegal nih tangan gue." Ucap Ahmad, siswa laki-laki yang terkenal dengan kecerewetannya.
"Iya, iya." Ucap Ruhy dengan pasrah.
Ruhy menulis dengan pelan, sesuai request teman-teman sekelas. Tiba-tiba Ian dan kedua temannya ingin pergi keluar kelas.
"Mau kemana kalian?" Tanya Ruhy dengan menghentikan aktivitas menulisnya didepan.
"Ke kamar mandi bentar." Ucap Tito salah satu teman Ian.
"Ke kamar mandi masa bertiga?"
"Kan kita best friend, jadi kemanapun kita harus bertiga." Jawab Rizky
"Terserah lo, tapi cepet kembali ke kelas sebentar lagi jam pulang." Ucap Ruhy seperti guru killer yang marah pada anak muridnya. Dan mereka pun pergi setelah mengangguk dengan apa yang Ruhy katakan.
Tak terasa jam pulang sekolah pun tiba.
"Yey, akhirnya pulang juga." Ucap Ahmad sambil meregangkan jari-jari tangannya.
"Suka kan lo?" Tanya Ruhy.
"Suka banget dong, bisa pulang rebahan dirumah." Jawab Ahmad dengan kegirangan. Dan Ruhy hanya tersenyum melihat tingkah Ahmad.
Selama perjalanan pulang, Juno diam tanpa bicara sepatah katapun kepada Ruhy. Dan akhirnya kita sampai rumah.
Seperti biasa Ruhy melakukan ritual sore hari, setelah itu turun untuk makan malam. Selama makan malam, Juno hanya diam tak berbicara. Entah apa yang terjadi pada Juno. Hingga akhirnya makan malam selesai, dan mereka pun masuk ke kamar masing-masing.
Dikamar Ruhy sedang belajar dan sesekali memainkan ponselnya. Seperti biasa, Ian mengechat Ruhy setelah dia selesai belajar.
*Ian
Malam, Bidadari😍
*Aku
Malam juga.
*Ian
Ian sudah kangen banget sama bidadarinya Ian, nih. Rindu berat.
*Aku
Disekolah aja ketemu terus kok rindu.
*Ian
Nggak tau nih, hati Ian rasanya rindu berat.😞
*Aku
Jangan rindu dong
*Ian
Iya, rindu itu berat banget. Lo nggak mau gue rinduin?
*Aku
Hemm, itu rahasia.
*Ian
Lo gitu. Lo cepet tidur iya biar besok fresh kalau ketemu sama gue. Jangan begadang oke.
*Aku
Iya deh. Bye, selamat tidur.
*Ian
Selamat tidur, Bidadari ku 😍😘
Ruhy meletakkan ponselnya di meja dekat ranjang. Ruhy merebahkan tubuhnya diranjang. Namun, pikirannya melayang ke Juno. Jam menunjukkan pukul 22:00, Ruhy pun berinisiatif pergi ke kamar Juno.
"Jun.." Panggil Ruhy dari depan pintu kamar Juno.
"Juno, Kakak mau bicara."
Ceklek
"Masuk, Kak." Ucapnya dengan ketus. Dan Ruhy pun memasuki kamar Juno.
"Kamu kenapa Dek? Kok kamu menjauh dari Kakak?"
"Oke, aku nggak akan bohong sama Kakak. Aku nggak suka Kakak dekat-dekat sama Ian. Juno tau semuanya yang terjadi di UKS." Jelas Juno dan membuat Ruhy kaget mendengarnya.
"Kenapa, kamu nggak suka sama dia?"
"Dia itu playboy, Kak. Kakak juga nggak tau sikap dia kan. Kakak nggak tau sifat aslinya. Juno yang lebih tau dari Kakak" Ucap Juno yang terlihat menahan amarah.
"Sejak kapan Juno tau soal Ian?"
"Sejak Kakak, memperhatikan Ian disekolah. Dari situ Juno cari informasi soal Ian. Juno nggak mau, Kakak jadi korbannya dia." Ucap Juno yang sedikit merendahkan nada suaranya.
Deg..
"Apa Ian sikap aslinya seperti itukah?" Batin Ruhy.
"Iya, Juno. Kamu tenang iya" Ucap Ruhy dengan lembut untuk menenangkan Juno.
"Aku mohon, Kak. Suatu saat nanti Kakak akan tau sendiri sifat Ian yang sebenarnya." Ucap Juno sambil memeluk Ruhy. Dan Ruhy hanya berani berdiam didalam pelukannya.
"Seperti apa sih sifat Ian sebenarnya? hingga Juno bersikap kayak gini." Batin Ruhy.
"Kak, Juno mau tidur dulu. Juno sekarang udah lumayan tenang setelah Juno kasih tau ke Kakak." Ucap Juno dengan melepas pelukannya.
"Oke, kamu tidur dulu. Kakak mau keluar iya." Ucap Ruhy sambil beranjak dari atas ranjang Juno.
"Kak.." Rintih Juno
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
💞🌜Dewi Kirana
next thor
2020-05-29
1