Surat Misterius & Anak Baru

Di sekolah

"Ruhy.." Teriak seseorang yang berada jauh dibelakang Ruhy, Juno dan Tania yang sedang berjalan beriringan. Dan Ruhy menoleh kearah sumber suara. Terlihat seorang laki-laki salah satu murid sekelas Ruhy.

"Eh, Reno. Ada apa?"

"Ini ada surat buat lo, tadi gue ketemu surat ini dilaci meja gue. Tapi tulisannya "Tolong kasih ke Ruhy." gitu tulisannya." Ucap Reno sambil menyodorkan surat yang dia bawa kepada Ruhy.

"Dari siapa?" Tanya Ruhy yang penasaran.

"Nggak tau gue." Jawabnya

"Kalau gitu gue pulang dulu. Makasih." Kata Ruhy sambil berbalik melangkahkan kaki.

"Sama-sama."

"Surat apa itu?" Tanya Tania dengan penuh rasa penasaran.

"Nggak tau. Coba gue buka." Ucap Ruhy sambil membuka surat tadi. Senyuman mengembang diwajah Ruhy saat membaca surat itu.

"Apa sih, gue jadi kepo." Ucap Tania sambil merebut surat yang ada ditangan Ruhy.

"RUHY, AKU HANYA INGIN KAU TAU BAHWA AKU TELAH MENCINTAIMU PADA PANDANGAN PERTAMA." Ucap Tania membaca surat itu, dengan suara lantang dan menahan tawa.

"Ruhy, Ruhy. Ternyata lo sudah populer aja." Kata Tania sambil tertawa

"Ih, sini suratnya." Ucap Ruhy sambil mengambil surat itu kembali.

"Oke, oke. Surat itu kan berharga." Ucap Tania dengan cengengesan.

"Pulang yuk, Kak. Pak Gito sudah menunggu kita" Ucap Juno yang dari tadi tidak berbicara. Dan Pak Gito itu adalah supir pribadi Ruhy dan Juno.

"Ayo. Eh, Tania gue sama Juno pulang dulu. Lo hati-hati bawa motornya."

"Siap, Bos." Jawab Tania dengan lantang.

"Bye." Ucap Ruhy yang meninggalkan Tania di gerbang sekolah.

**********

Ruhy merebahkan tubuhnya di ranjang kamar. Rasa lelah mendominasi tubuhnya. Namun, Ruhy punya kerjaan yang harus dia selesaikan hari ini.

Ruhy melakukan ritual sepulang sekolah yaitu mandi. Setelah itu, Ruhy membaca novel dikamar jika tidak ada tugas sekolah yang harus Ruhy kerjakan.

"Kak, kakak.." Teriak Juno didepan kamar Ruhy sambil menggedor-gedor pintu kamar.

Ceklek...

"Ada apa sih, Jun?" Tanya Ruhy kepada Juno. Tetapi tanpa menjawab pertanyaan Ruhy, Juno malah menerobos masuk kekamar Ruhy.

"Kak, ayo kita makan diluar." Ajak Juno dengan muka yang memelas.

"Kakak, nggak suka keluar rumah, Jun."

"Iya, Juno tau. Sekali aja Kak. Nanti pasti Kakak suka." Bujuk Juno menggunakan wajah imutnya.

"Oke, kita pergi. Tapi sebelum jam 9 malam kita harus sudah dirumah." Ucap Ruhy yang tidak tahan dengan sikap Juno yang seperti anak kecil.

"Baiklah, Kak." Ucap Juno sambil mengacungkan jempol kanannya. Dan Ruhy hanya tersenyum melihatnya.

Di perjalanan menuju restoran, Juno terus berbicara tanpa ada rasa lelah. Dan Ruhy hanya menjadi pendengar yang baik.

Tak terasa sampai di restoran juga.

"Kakak, mau pesan apa?" Tanya Juno.

"Steak sama.." Ucap Ruhy sambil berpikir.

"Hot Chocolate?" Tanya Juno

"Eh, tau aja kamu. Kalau Kakak lagi ingin minum itu."

"Iya tau lah." Ucap Juno dengan penuh percaya diri.

Sambil menyantap makan malam, Juno selalu berbicara tanpa henti. Ruhy hanya bisa diam dan menjadi pendengar yang baik saja.

Itulah sifat Juno yang cerewet, manja, dan perhatian jika kepada Ruhy. Namun, Juno akan bersikap cuek dan dingin jika di sekolah.

Tidak terasa jam menunjukkan pukul 9 malam. Ruhy dan Juno sudah sampai dirumah mereka untuk istirahat.

Didalam kamar, Ruhy hanya merenungkan sesuatu yang akan Ruhy buat dalam beberapa bulan kedepan.

"Sepertinya tabunganku sudah cukup untuk membeli dan mengelolanya." Gumam Ruhy sambil memegang rekening tabungannya.

Tak terasa hawa kantuk melanda Ruhy.

*********

Pagi yang cerah menyambut. Cahaya matahari masuk kekamar Ruhy dengan panasnya. Dia bangun dan melakukan ritual pagi yang cukup memakan waktu yang lama. Setelah selesai, Ruhy turun kebawah menuju ke meja makan.

"Pagi, Jun." Sapa Ruhy yang melihat Juno sudah duduk dimeja makan.

"Pagi, Kak. Tumben itu muka bersinar-sinar bagaikan matahari. Biasanya aja redup kayak lampu yang hampir mati." Gumam Juno yang mendapat tatapan sinis dari Ruhy.

"Suka-suka dong."

Setelah selesai sarapan, Ruhy dan Juno berangkat sekolah diantar Pak Gito.

Sesampainya dikelas.

"Wow.." Kaget Ruhy karena mendapat buket bunga mawar merah dimejanya.

"Dari siapa, Kak?"

"Nggak tau, nggak ada namanya juga." Jawab Ruhy dengan penuh keheranan.

"Cowok misterius pasti." Bisik Juno

"Apaan sih, Jun. Buang aja gimana?"

"Jangan Kak, kasihan yang beli pakai uang bukan pakai daun. Lumayan buat pajangan di meja." Kata Juno sambil tertawa.

"Kakak juga tau. Kalau belinya pakai uang. Iya sudah, Kakak taruh dilaci aja. Malu tau."

"Hah? Kakak punya malu juga ternyata. Juno kira urat malu Kakak sudah putus dari dulu." Tawa Juno semakin menggelegar.

"Sabar, sabar. Orang Sabar Jodohnya Cogan (Cowok Ganteng). Dan untungnya kamu adikku, Jun Jun." Ucap Ruhy dengan penuh kesabaran.

"Kalau bukan adik Kakak. Juno adik siapa lagi?" Tanya Juno yang masih belum berhenti tertawa.

"Adiknya setan dibelakangmu, itu." Ucap Ruhy sambil terkekeh.

Seketika, Juno langsung memeluk Ruhy "Kakak, kalau bercanda jangan bawa-bawa setan."

"Hahahaha.. Dasar penakut." Ejek Ruhy.

Setelah beberapa lama para siswa masuk satu-persatu.

Dan seperti biasa Tania selalu menyapa Ruhy. Tidak lama setelah itu, guru memasuki kelas.

"Selamat pagi, anak-anak." Sapa guru yang baru memasuki kelas.

"Pagi, Pak." Satu kelas serentak menjawab.

"Oke, anak-anak. Kalian kedatangan teman baru. Silahkan masuk." Ucap Pak Feri mempersilahkan seseorang untuk memasuki kelas.

Setelah itu, tampak anak laki-laki yang memiliki kulit putih bersih, bola mata berwarna coklat, hidung yang mancung, imut sekali jika ditatap.

"Perkenalkan namamu." Lanjut Pak feri

"Namaku Ian." Ucap anak laki-laki itu dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Suara cewek-cewek dikelas menjadi histeris saat laki-laki itu memperkenalkan dirinya.

"Oke, Ian. Kamu duduk disampingnya Juno, karena hanya bangku itu yang masih kosong." Kata Pak Feri dan mendapat anggukan dari Ian.

Pelajaran dimulai dengan lancar. Hingga bel istirahat pun berbunyi.

"Ruhy, kita ke kantin yuk." Ajak Tania.

"Oke, ayo kita ke kantin."

"Ikut dong." Kata Bella dan Nadin. Mereka adalah teman dekat Ruhy dan Tania jika dikelas.

"Kak, tunggu." Teriak Juno.

"Ayo cepat Jun. Nanti keburu masuk." Kataku

Dikantin

"Kakak, biar Juno yang pesan. Seperti biasa kan?" Tanya Juno dan mendapat jempol tangan kanan dari Ruhy.

"Sekalian dong, Jun." Rayu Tania

"Iya, Jun. Sekalian gue sama Bella juga." Kata Nadin

"Pesan sendiri, nanti gue nggak bisa bawa nya." Elak Juno

"Oke deh, Kita pesen dulu iya, Hy." Ucap Tania dan mendapat anggukan dari Ruhy.

Mereka berempat meninggalkan Ruhy sendirian. Ruhy menunggu ditempat duduk kantin sambil memainkan ponselnya. Namun, sudut mata Ruhy menangkap sesuatu, yaitu anak baru, Ian. Yang sedang duduk bersama 2 teman barunya. Ruhy selalu terbayang wajahnya saat pertama kali dia melihatnya dikelas. Ian lumayan tampan jika diperhatikan. Entah kenapa jantung Ruhy berdegup lebih cepat saat melihat Ian.

BRAK..

Terpopuler

Comments

Karina Kurniati

Karina Kurniati

lah si juno ko samaran kelas ya?kembar apakah

2020-09-08

1

Priska Anita

Priska Anita

Jejak disini 💜

2020-07-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!