bab 3

Cala terus menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga dia sampai di salah satu club yang cukup terkenal di kotanya, Cala memasuki club itu dan duduk di salah satu sofa yang masih kosong dengan hembusan napas kasarnya, suara dentuman musik yang sangat keras sama sekali tak membuatnya bergairah untuk beranjak ke kerumunan orang-orang yang tengah asik meliuk-liukan tubuhnya.

setelah memberikan kabar kepada teman-temanya jika dia sudah sampai lebih dulu Cala pergi untuk ketoilet, di dalam toilet Cala membasuh wajahnya hingga make up yang di pakainya hilang, setelah mengeringkan wajahnya dengan tisu Cala tak lagi berselera berada di club itu, pada akhirnya Cala memilih meninggalkan club yang baru saja di datanginya, juga meninggalkan teman-temanya.

Cala kembali mengemudikan mobilnya hingga berhenti di parkiran apartemennya, saat ini Cala sudah berbaring di atas kasur empuk, ingin membuang segala macam pikiran yang ada di kepalanya terutama tentang keluarganya yang hanya seperti cangkang kosong, sungguh membuat hatinya sesak.

" keluarga kaya emang sih, tapi gak ada kasih sayang " gumam Cala hingga dia tertidur.

.

.

pagi hari Cala di bangunkan oleh cahaya matahari yang masuk kedalam kamarnya melalui celah-celah udara, setelah meregangkan tubuhnya Cala memilih untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian, dengan dress tanpa lengan dan panjangnya setengah paha, memperlihatkan dengan jelas kaki jenjangnya, make up tipis yang menambah kecantikanya.

" sempurna " gumam Cala dengan senyum tipis

Cala berjalan santai, hingga dia berada di parkiran dan mengemudikan mobilnya dengan tujuan rumahnya, di tengah perjalanan Cala merasa lapar dan memilih singgah di salah satu mini market yang di laluinya.

" kita memang berjodoh, dimana ada aku selalu ada kamu " ucap Cala pada Gio yang baru saja akan masuk kedalam mini market itu berbarengan dengan Cala, Gio hanya mengacuhkan Cala

" apa kamu sedang membeli sesuatu untuk sarapan Gio ?" tanya Cala

" bukan urusan mu " jawab Gio

" jangan terlalu sombong, nanti jika kau jatuh cinta padaku, kau akan malu nantinya " ucap Cala

" aku malu jika menjadi dirimu, terlaku murahan " Ujar Gio yang berjalan menuju kasir setelah mendapat barang yang di carinya meninggalkan Cala yang sedang mengerucutkan bibirnya.

.

.

hampir sebulan Cala terus menerus di desak oleh orang tuanya untuk meneruskan kuliahnya ke jerman, agar Cala dapat meneruskan bisnis orang tuanya, segala sesuatu tentang masa depannya sudah di atur bahkan kedua orang tuanya sudah mempersiapkan bisnis yang harus di kelola Cala setelah lulus kuliah s2 nya nanti, namun berulang kali pula Cala menolak keinginan ayah dan bundanya dengan berbagai macam alasan dan perdebatan.

" Cala akan melanjutkan kuliah nanti setelah dua tahun lagi saat Cala berusia dua puluh tiga tahun saja " jawab Cala

" tidak, lebih cepat lebih baik " sahut Raka

" terserah jika kalian memaksa maka Cala akan lebih memaksa " sahut Cala santai

" anak tidak tau di untung " ucap Raka dan meninggalkan Cala duduk mania di sofa ruang keluarga mereka.

" ayah yang tidak bersyukur " sahut Cala dengan suara nyaraing

" kamu----" ucapan Devi terputus saat dering ponselnya berbunyi dan dengan cepat Devi merubah nada suaranya untuk menjawab panggilan itu.

Cala yang melihat dan mendengar apa yang di lakukan bundanya hanya tersenyum miris, begitu mudah merubah nada suara dengan lembut pada orang lain, tetapi dengan anak sendiri sangat kejam, ck' Cala berdecak membuang rasa kesalnya.

Cala lagi-lagi meninggalkan rumah, tanpa permisi atau izin pada kedua orang tuanya, bagi orang tuanya asalkan Cala baik-baik saja itu sudah cukup, Cala menghentikan mobilnya di depan toko mainan anak, Cala membeli banyak mainan dan membawanya ke panti asuhan, tempatnya menenangkan diri, dari segala macam keresahan yang ada di kepala dan hatinya,

kedatangan Cala di sambut oleh pengurus panti yang sering di panggil ibu nana oleh mereka dan beberapa anak-anak panti yang kemudian menerima mainan dari Cala.

" kamu terlalu sering membelikan mereka mainan nak " ucap ibu Nana

" gak apapa kok bu, lagian Cala seneng liat mereka tersenyum bahagia kaya gitu " jawab Cala sambil memperhatikan anak-anak yang sangat antusias membagi mainan yang di bawakan cala

" Terimakasih nak, kamu selalu perhatian pada mereka semua, ibu banyak berhutang budi sama kamu " ucap ibu Nana

" apaan sih bu, jangan gitu dong, justru Cala seneng ibu bolehin sering main kesini, jadi Cala gak kesepian " jawab Cala

" Terimakasih kakak Cala " ucap anak-anak panti pada Cala

" sama-sama, semoga kalian suka, udah sana main lagi " jawab Cala dengan senyum yang sangat manis, Cala ikut larut dalam waktu bermain dengan anak-anak itu hingga waktu sudah sangat sore Cala berpamitan untuk pulang.

" apa perempuan itu sering datang kemari bu ?" tanya seorang pria yang sejak tadi memperhatikan kedekatan Cala dengan anak-anak panti

" iya, nona Cala sangat sering datang dan selalu membawa hadiah untuk anak-anak " jawab bu Nana

" Benarkah ? " tanya pria itu lagi

" ya nona Cala bilang dia merasa senang jika berada disini, karna dia anak tunggal tidak memiliki saudara untuk bermain " jawab bu Nana

" baiklah bu, kalo begitu saya permisi " ucap pria itu

" hati-hati nak " jawab ibu Nana

**************

terimakasih sudah membaca, jangan lupa dukung dengan like, komen dan Vote ya

baca juga karya ku yang lainya 😘

Terpopuler

Comments

Kholiana Hwi

Kholiana Hwi

sru kyax ny nie

2021-03-29

0

ShadoW

ShadoW

Cala hanya kekurangan kasih sayang dari orang tuanya.😌😌

Cala juga murah hati 😊

2020-11-12

4

Vera Nika Anjani

Vera Nika Anjani

likeee

2020-10-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!