Setibanya di sekolah, Laurent segera membayar taksi yang mengantarkan ia ke sekolah. Di depan pagar sekolah sudah begitu banyak siswa siswi berjalan memasuki sekolah mereka.
“Terimakasih yah, Pak.” tutur Laurent.
“Sama-sama Non.” Mobil pun melaju meninggalkan Laurent.
Beberapa siswi berteriak menyapa Laurent. “Laurent!” teriak mereka serempak.
Sontak Laurent menoleh dan tersenyum. “Hai…barengan aja sampainya?” ucapnya menyapa keempat teman sekelas sekaligus sahabatnya.
Namanya Cintia, Sisil, Galuh, dan yang satu adalah Sindi.
Keempat temannya menoleh ke sekitar Laurent. “Loh tuan putrimu mana, Lau? Tumben sendirian?” tanya Galuh.
Laurent yang tersenyum mendadak menekuk wajahnya. Ia hampir lupa keadaan di rumah saat ia pergi.
“Katanya mau jagain Ayah di rumah sakit bantuin Ibu.” sahut Laurent dengan wajah terpaksa senyum.
“Heh mimpi apa dia semalam? Sejak kapan perduli sama Ayah kalian?” tambah Sisil.
“Hooh bener, tapi emang bener Ayah mu masuk rumah sakit? Sakit apaan?” Cintia ikut antusias masuk dalam obrolan mereka.
“Yah begitulah. Ayah tiba-tiba drop. Kata Dokter karena Jantung. Yaudah yuk masuk. Kita kuis loh jam pertama.” Keempat teman Laurent sangat terkejut namun mereka segera mengikuti ajakan sang sahabat masuk ke kelas mereka.
Di perjalanan menuju kelas, kelima sahabat itu berjalan dengan begitu antusias. Mereka bercerita panjang lebar sembari sesekali saling melempar pukulan pelan.
Sedang Laurent tampak memaksakan senyumannya tanpa merespon perbincangan mereka.
“Em aku ke kelas Lina dulu yah? Kalian duluan saja. Mau ijin ke wali kelasnya dulu.” sela Laurent di tengah-tengah keramaian temannya.
“Oke Lau, sampai ketemu di kelas yah…”
Mereka berpisah dan Laurent menemui wanita paruh bayah yang berkacamata tebal.
Seperti permintaan Lina, gadis cantik itu meminta ijin untuk sang adik.
“Aduh Laurent, bukannya Ibu tidak mengerti. Tapi adik kamu itu sudah sangat rendal nilainya. Banyak sekali nilai yang dia tidak bisa capai standar. Kalau di tambah ijinnya lagi, bisa-bisa adik kamu nggak bisa naik kelas. Nilai tambahan untuk persiapan bantuan ulangan saja dia semuanya remidial.” Panjang lebar sang wali kelas bercerita pada Laurent.
“Maaf Ibu. Nanti untuk kedepannya saya akan bicara dengan Lina. Saat ini pun saya bicara tidak akan berpengaruh. Nanti setelah Ayah sembuh biar Ayah yang bantu Laurent, Ibu.” Laurent sudah yakin pasti akan sulit mengantongi ijin dari wali kelas sang adik.
Tampak Bu Mela menghela napas kasar. Tidak memberi ijin pun, anaknya sudah terlanjur tidak ada di sekolah.
“Yasudah mau bagaimana lagi. Heh Ibu heran, kalian itu kok berbeda sekali. Berhadapan dengan adik kamu, bikin Ibu cepat beruban lama-lama.” Senyum Bu Mela mengembang menatap Laurent.
Dengan lega Laurent meninggalkan ruangan Bu Mela menuju kelasnya usai berpamitan.
Sepeninggal Laurent, gadis itu berjalan cepat karena bel masuk sudah terdengar berbunyi.
Namun, lagi-lagi langkah gadis itu terhenti. “Laurent!”
Menoleh dan melihat siapa yang memanggilnya.
“Iya Pak? Ada apa, Pak? Saya harus segera masuk mau kuis Pak.” sahut Laurent setengah menunduk hormat.
“Sore saya ada tugas. Kamu tolong bantu saya lagi yah? Ini tentang penelitian yang bulan lalu gagal kita pecahkan.” Pria tampan dengan kaca mata kecil di matanya.
Dia adalah Dendi, pria tampan termuda yang menjadi guru di sekolah tempat Laurent dan Lina bersekolah saat ini.
Laurent tergagap, ia ingin sekali menolak tapi mengingat bagaimana selama ini banyaknya ilmu yang di berikan guru tampan di depannya pada dirinya, sungguh ia tidak kuasa menolak.
Tapi di sisi lain, ada ayah yang harus ia perhatikan.
Terlihat wajah ragu di raut Laurent. Dendi tersenyum melihat bibir ranum alami itu tampak di gigit kecil bagian bibir bawahnya. “Kenapa? Kamu lagi ada acara? It’s okey, nanti saya bisa sendiri, Laurent.”
Laurent menggeleng cepat. “Tidak, Pak Dendi. Saya bisa kok.” sahutnya dengan cepat karena enggan menolak.
“Semoga tidak apa-apa. Lagi pula hari ini Lina membantu Ibu juga di rumah sakit. Setidaknya aku pulang agak sore pasti tidak masalah.” batin Laurent bermonolog.
Selesai dengan percakapan singkat, keduanya pun berjalan menuju tempat tujuan masing-masing.
Jarum jam di dinding kelas terus berputar semestinya, keheningan tercipta di kelas 9A tempat Laurent mengisi lembaran kuis yang di adakan oleh guru mata pelajaran Matematika.
Satu persatu jawaban ia berhasil kerjakan, meski dengan perasaan begitu banyak beban.
Laurent berdiri meletakkan jawaban di meja guru di susul beberapa teman sekelas lainnya.
Pagi itu semua masih bisa ia atasi dengan baik.
***
Di sisi yang berbeda, kini gadis yang masih sangat muda tampak berjalan sembari melingkarkan tangannya manja pada lengar pria yang bertubuh tinggi.
Keduanya keluar dari mobil dan menuju loby sebuah hotel ternama.
“Ingat, Lina. Aku tidak mau ada resiko yah? Ini hanya tentang kita berdua. Dan aku tidak pernah minta. Kamu sendiri yang bersedia.” Pria itu adalah Raul.
“Iya iya. Yang penting janji yah kita tetap sama-sama sampai ke depannya?” Lina menengadah menatap wajah pria itu dengan memelas.
Tak ada jawaban dari Raul selain anggukan kepala.
“Ktp nya Mas?” tanya seorang resepsionis yang sedang mengurus kamar Raul dan Lina pagi itu.
“Adanya kartu pelajar sama atm. Bisa?” tanya Raul dengan wajah datarnya.
“Em…” Resepsionis tampak ragu menjawab.
“Nih!” Lima lembar uang ratusan Raul letakkan di atas kartu pelajar.
Secepat itu pula kartu kunci kamar mereka dapatkan.
Lina berjalan dengan tergesa-gesa menarik tangan Raul menuju lift.
Bahkan keduanya tampak saling bermain bibir di dalam lift yang kebetulan sepi.
“Masih ada cctv, Lin.” Raul berusaha melepas namun Lina tampaknya tak perduli.
Lift terbuka dan mereka berjalan tertatih menuju pintu kamar.
Tak sabar Lina maupun Raul keduanya saling bermain dengan cepat. Tempat tidur yang rapi di hotel itu sudah berantakan perlahan.
Keduanya mulai saling menjel*j*hi masing-masing.
Suara nakal mulai terdengar hingga semakin kencang dan semakin jelas.
Lanjut semakin jauh hingga akhirnya Raul memutuskan benar-benar akan bermain semakin jauh saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
❌
lina sama raul ngapain? 😲😱😱
2022-08-31
0
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
waduh lina sampe nekad begitu
2022-08-28
0