Satu minggu sudah lama nya Nadia bekerja sebagai perawat.
Nadia pun sudah mulai terbiasa dengan keadaan di rumah megah milik keluarga Datuk Iskandar ini.
Nadia juga sudah mulai akrab dengan beliau.
Bahkan Nadia merasa Datuk Iskandar layaknya seperti ayah sendiri yang sedang ia rawat karena sakit.
Kedekatan Nadia dengan Mak Tua, Bik Sari, Pak Rital, dan Bang Tahmrin juga cukup akrab.
Semua memperlakukakn Nadia dengan baik.
Nadia merasa seperti anak bungsu yang di manja oleh mereka semua.
Cuma tinggal satu orang saja penghuni rumah mewah ini yang belum pernah menyapa ataupun disapa oleh Nadia.
Ialah Tuan Muda Encik Rafiq.
Dia terlalu kharismatik dan misterius bagi Nadia.
Nadia bahkan tidak berani menatap wajahnya sedikitpun.
"Assalamualaikum.. Selamat Pagi Mak Tua yang cantik.. Bis Sari yang Manis.." ujar Nadia menyapa Mak Tua dan Bik Sari yang sibuk melakukan kegiatan paginya yaitu membuat sarapan pagi.
"Pagi sayang.." jawab Mak Tua sambil mengelus pipi mulus Nadia.
Nadia benar-benar merasa di sayang oleh Mak Tua.
"Pagi ini kita sarapan apa Mak?" tanya Nadia sembari membantu menyiapkan piring di atas meja bulat untuk mereka semua sarapan.
"Nasi lemak pakai ayam masak tomat" jawab Mak Tua singkat.
"Masyaallah... Makanan kesukaan Diah ni Mak.. Tak sabar dah nak makan!!" ucap Nadia lagi
"Hayuklah makan..." ucap Mak Tua lagi mengajak Nadia sarapan bersama.
Seperti biasa, ritual pagi mereka adalah berkumpul menikmati sarapan bersama di meja makan berbentuk bulat sambil bercerita dan bercanda.
Setelah sarapan dan membantu Mak Tua menyiapkan sarapan untuk Tuan Besar dan Tuan Muda, Nadia kemudian menuju kamar Tuan Besar untuk menjemput nya turun sarapan.
Selangkah demi selangkah Nadia menaiki tangga sambil berdendang riang.
Sesekali memutar tubuh nya sesuai irama lagu yang di nyanyikan.
Nadia mengkhayalkan diri nya seolah menjadi seorang penyanyi profesional sekelas Celion Dion.
"Gubrak.." Tubuhnya tanpa sengaja menambrak tubuh Tuan Muda yang sedang berjalan menuruni tangga untuk pergi sarapan.
Nadia terpental dan nyaris jatuh berguling di tangga.
Untungnya Tuan Muda segera menarik badan kecil Nadia kedalam pelukan nya.
Nadia kaget dan terdiam.
Begitu pula Tuan Muda.
Lama mereka saling berpegangan erat satu sama lain tanpa sadar.
"Haaii.. Pak Cik.." Sapa Nadia dengan senyum seratus ketika tersadar sedang berada dalam genggaman Tuan Muda.
"Maaf..." ucap nya lagi kemudian dan segera berlari menaiki tangga menuju kamar Datuk Iskandar.
Encik Rafiq hanya terdiam menyaksikan tingkah Nadia yang serba salah dengan wajah memerah seperti udang rebus.
"Hari ini setelah sarapan kita mau main ketaman lagi Tuk?" tanya Nadia pada Datuk Iskandar sambil mendorong kursi roda Datuk Iskandar menuju ruang makan.
"Bosanlah.." jawab nya.
"Gimana kalau kita nonton saja?" tanya nya lagi pada Nadia.
"Nonton apa Tuk?" tanya Nadia lagi.
"Nonton apa saja lah... Diah teman kan Datuk nonton ya.." ucap nya lagi pada Nadia.
"Baiklah Bos Datuk..!!" jawab Nadia dengan nada bercanda.
Nadia kemudian meninggalkan Datuk Iskandar untuk sarapan bersama Tuan Muda anak nya.
Nadia merasa malu sekali terhadap Tuan Muda mengingat kejadian barusan di tangga tadi.
Maka itulah Nadia memilih untuk pergi kedapur saja dari pada duduk menemani Datuk Iskandar dan Tuan Muda sarapan.
Selesai sarapan Nadia membawa Datuk Iskandar menuju home theater yang terdapat di sebelah kiri tangga yang mengarah ke ruang tamu bagian depan.
"Ruangan ini keren sekali Tuk.. " ujar Nadia ketika melihat isi ruangan home theater milik Datuk Iskandar.
Terdapat tv layar lebar berukuran 32 inci dan 4 buah speaker berukuran cukup besar disisi kanan dan kiri tv dengan peralatan player yang super canggih yang tertata rapi di atas sebuah lemari berwarna abu-abu berukuran besar senada dengan shofa besar yang sangat empuk.
Dibagian bawah lemari tersusun begitu banyak DVD dan album foto keluarga Datuk Iskandar.
Nadia besama Datuk Iskandar tertawa ketika menyaksikan potongan video-video masa kecil Tuan Muda yang sedang di putar.
Terlihat Tuan Muda yang sedang di kucir rambutnya oleh almarhumah Nyonya Besar, lalu di pakaikan baju ala princess oleh nya.
"Tuan Muda ternyata sangat cantik ya kalau mengenakan pakaian perempuan" ujar Nadia di sela tawanya.
Datuk Iskandar pun tertawa.
Masih jelas di ingatan nya betapa bahagia nya ia ketika merekam kejadian itu dahulu kala.
Namun sekarang semua keadaan sudah berubah.
Setelah menonton, Nadia membuka satu persatu album foto keluarga Datuk Iskandar.
Begitu banyak kenangan indah Datuk bersama almarhumah istri tercinta nya.
Tampak jelas sekali betapa Datuk sangat mencintai Almarhumah istri nya itu.
"Kalau ini album apa Tuk?" tanya Nadia lagi pada Datuk Iskandar.
"Owh.. itu album lama sekali.. album masa Datuk masih bujang lagi.." Jawab Datuk Iskandar sambil tertawa.
"Wah.. Datuk memang sudah tampan sejak lahir agak nya.. mirip sangat dengan Tuan Muda.. macam Pinang di belah dua" ujar Nadia pula memuji.
"Hahaha... Memanglah.. Masa muda Datuk ni banyak perempuan tergila-gila" jawab nya pula masih sambil tertawa.
"Hmm.. Yelah tu..." balas Nadia pula sambil tertawa.
"Maaf Tuk.. Gambar lelaki yang di samping Datuk ni siapa? kok mirip sama Ayah Diah?" tanya Nadia ketika melihat gambar Datuk Iskandar yang sedang berdiri tegak di atas sebuah kapal bersama seorang lelaki yang mirip sekali dengan almarhum ayah nya.
Datuk Iskandar kaget mendengar ucapan Nadia.
"Siapa nama almarhum ayah Diah?" tanya Datuk Iskandar kemudian dengan penuh rasa penasaran.
"Fahmi.. Fahmi Rizal lengkap nya" jawab Nadia lagi.
Mendengar ucapan Nadia, Datuk Iskandar langsung meraih Nadia dalam pelukan nya.
Nadia kaget dan kebingungan.
"Datuk dan almarhum ayah Diah bersahabat sangat dekat. Beliau adalah kapten di kapal tempat kami bekerja. Kami kemudian terpisah dan tidak pernah lagi bertemu sampai sekarang ini. Benarkan ayah Diah bernama Fahmi Rizal?" tanya Datuk Iskandar lagi memastikan ucapan Diah tadi.
Diah kembali mengangguk lalu menunjukkan gambar almarhum ayah nya yang ada tersimpan di hp butut nya.
"Masyaallah..." ucap Datuk Iskandar lagi masih dengan rasa tidak percaya atas semua kenyataan ini.
"Mulai hari ini kamu adalah tanggung jawab Datuk sepenuh nya.. Datuk janji selama Datuk hidup kamu tidak akan merasa kesusahan lagi. Kamu bukan perawat lagi di rumah ini, melainkan anak angkat Datuk Iskandar!!!" ujar nya lagi pada Nadia.
Datuk Iskandar kemudian menceritakan tentang persahabatan nya yang begitu erat bersama almarhum ayah Nadia.
Nadia pun ikut terhanyut dan menangis mengingat betapa memang ayah nya adalah sosok lelaki yang begitu bertanggung jawab dan baik hati.
"Ayah.. Nadia rindu" ucapnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Iyusnia Muhtadin
Maaf Thor...TV ukuran 32 inci mah kecil untuk ruangan home thatre... biasanya 55 inci...🙏
2022-08-17
2
Arya Al-Qomari@AJK
meleleh air mata ini thoorrr 😭😭😭😭
2021-02-08
1
Alvi Danis
Part demi part buat ku terharu
2020-07-31
1