Nadia mengikuti langkah Bang Sugi memasuki rumah mewah yang bisa di bilang istana menurut Nadia.
Mereka menyusuri lorong yang cukup panjang dengan dinding kaca yang tebal dan bening di sebelah kiri sehingga tampak jelas terlihat kolam renang berukuran besar di luar sana.
Tiang pilar yang berwarna putih tulang semakin memperjelas kokoh dan megahnya rumah dua lantai ini.
Di setiap sisi pilar terdapat Guci-Guci berukuran besar yang semakin menambah kesan klasik pada rumah.
Nadia bergidik merinding.
"Abang.. Rumah sebesar ini penghuni nya mana?" tanya Nadia penasaran melihat rumah yang begitu sepi.
"Tak ade.. Yang tinggal di rumah ini cuma Tuan Besar dan Tuan Muda aje.Tuan Besar bernama Datuk Iskandar yang akan Diah rawat mulai besok. Sementara anak nya Tuan Muda bernama Encik Rafiq seorang pengusaha muda yang sangat sukses penerus Belibis Group" jelas Bang Sugi sambil terus berjalan ke sudut rumah.
"Assalamualaikum Mak Tua dan Bik Sari! Apa kabar? selamat sore.." Ujar Bang Sugi menyapa dua orang wanita paruh baya yang sedang asik bercerita sambil memasak.
"Waalaikumsalam!" jawab mereka serentak
"Mak Tua.. Bik Sari.. Perkenalkan ini Nadia, Saudara jauh saya yang akan bekerja sebagai perawat Tuan Besar mulai besok" Ujar Mas Sugi lagi memperkenalkan Nadia pada Mak Tua dan Bik Sari yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di istana mewah ini.
"Paggil Diah aja Mak.. Bik.."Ucap Aina sembari menyalami Mak Tua dan Bik Sari satu persatu.
"Bik Sari ini adalah istri dari Pak Rital yang kita temui di depan tadi.. Dan kalau Mak Tua ini adalah Mak Janda yang serba bisa. Tangan kanan nya Tuan Besar dan Tuan Muda. Wanita yang berjasa terhadap keluarga ini.. Wanita yang menjaga Tuan Muda sejak Almarhumah Ibu nya meninggal dunia" Kata Bang Sugi lagi menjelaskan pada Nadia tetang dua wanita yang sekarang berada di depan nya.
Nadia hanya mengangguk tanda mengerti penjelasan Bang Sugi.
Mereka lalu menikmati teh hangat bersama-sama sebelum Nadia di antar Mak Tua menuju kekamar nya untuk beristirahat.
"Nanti malam Selesai shalat magrib, Kamu akan di perkenalkan dengan Tuan Besar dan Tuan Muda di meja makan ya.." Ucap Mak Tua lembut pada Nadia.
"Baik Mak" jawab Nadia pelan dan masih merasa canggung.
Nadia segera mengemaskan barang nya kedalam lemari kecil yang tersedia di dalam kamar yang akan menjadi kamarnya mulai hari ini.
Selesai berkemas Nadia segera membersihkan tubuhnya lalu beristirahat sejenak sembari menunggu waktu magrib tiba.
Selesai shalat magrib, Nadia bergegas ke dapur sesuai arahan Mak Tua tadi sore.
Dengan perasaan gugup Nadia menuju dapur yang berada tidak jauh dari kamarnya.
"Maaf Mak.. Bik.. Saya terlambat..." ujar Aina mendekat kearah Mak Tua dan Bik Sari.
"Gak papa Non.. Tuan juga masih makan.. sebentar lagi selesai makan baru kita ke depan ya.." ujar Bik Sari dengan lembut.
Nadia dengan gugup menunggu Tuan Besar dan Tuan Muda selesai menyantap makan malam.
"Tuan.. Perkenalkan ini Nadia.. Saudara sepupu nya Sugi dari kampung. Insyaallah mulai besok akan menjadi perawat Tuan Besar" Ujar Mak Tua memperkenalkan Nadia pada Tuan Besar dan Tuan Muda pemilik rumah.
Tuan Besar menjulurkan tangan nya kearah Nadia.
Nadia segera menyambut salam nya dengan mencium tangannya.
"Salam kenal Nadia.." ucap nya terbata-bata mungkin karena efek storke yang di alaminya.
Sebelah tangan kirinya juga lemah tidak berfungsi.
Tuan Besar hanya duduk di kursi roda saja.
Kedua kakinya lumpuh total.
Tinggal tangan kanan nya yang masih berfungsi cukup baik, sehingga Dia masih bisa menyalami Nadia dan menyuap makanan nya sendiri.
"Salam Kenal Tuan.. Panggil saja saya Diah" Ujar Nadia dengan sangat sopan.
"Panggil saja saya Datuk.. Oke!!" jawab Tuan besar pula sambil tersenyum ramah.
"Baik Tuan.. eehh.. Datuk.." Ujar Nadia lagi dengan terbata dan masih sangat canggung.
Sementara Tuan muda hanya melirik ke arah Nadia sekilas lalu mengangguk pelan.
"Besok Pagi akan ada Andre, perawat terapis Papa yang selalu datang jam 7 pagi. Kamu temui Dia, nanti Dia yang akan memberi tahu kamu apa saja yang harus kamu lakukan dan tidak boleh kamu lakukan dalam merawat Papa" ujarnya dengan tegas Membuat Nadia merasa sedikit ketakutan.
"Baik Tuan.." jawab Nadia pelan.
Setelah perkenalan nya dengan pemilik rumah, Nadia kembali kekamarnya untuk beristirahat.
Nadia menangis di sebalik bantal yang ditutup kewajahnya.
"Maakk.. Diah rindu... Doakan Diah kuat disini ya mak... Ya ALLAH titip Mak.. sehatkan Mak selalu disana ya ALLAH.. aamiin.." Ucap Nadia dalam tangis pilunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Rinjani
nadia ..Aina.. Diah thor lg ingat Aina
2023-02-03
0
Iyusnia Muhtadin
Ucap Nadia..
2022-08-17
0
SOO🍒
namanya yg bener nadia, aina apa lia jadi bingung
2022-04-13
0