Setelah mengerjakan shalat subuh, Nadia bergegas kedapur membantu Mak Tua dan Bik Sari menyiapkan sarapan pagi untuk Tuan Muda dan Tuan Besar.
"Assalamualaikum..." ucap seorang pria dengan ramahnya kepada Nadia, Mak Tua dan Bik Sari.
"Ini pasti Nadia ya? perkenalkan Abang Thamrin, terapis Tuan Besar" ucapnya memperkenalkan diri pada Nadia.
"Panggil Diah aja Bang biar akrab" ucap Nadia pula sembari membalas salam dari Thamrin.
Bang Sugi dan Pak Rital juga duduk di meja makan bulat yang terdapat di tepi dapur dan siap untuk menikmati sarapan pagi bersama-sama.
Peraturan pertama di rumah ini adalah mereka semua harus sarapan bersama tepat waktu jam 7.00 wib sebelum Tuan Muda dan Tuan Besar sarapan pada pukul 08.30 pagi.
Sarapan bersama menjadi ritual pagi mereka untuk berkumpul, bercanda dan berbagi cerita bersama di meja makan bulat yang memang disediakan untuk para pekerja di rumah mewah ini sebelum semua di sibukkan dengan pekerjaan nya masing-masing.
Sementara Tuan Besar dan Tuan Muda akan sarapan di Meja makan utama yang terletak di bagian depan dapur bersih yang menghadap ke luar ke arah kolam berenang.
Setelah sarapan, Mak Tua mempersiapkan roti tawar hangat yang telah di panggang di pemanggangan roti, lalu di beri selai mentega dan di taburi gula pasir di bagian atasnya.
"Ini adalah sarapan untuk Tuan Muda" Ujar Mak Tua memperlihatkan dua susun roti yang sudah di tata nya di atas sebuah piring dengan segelas kopi pahit.
"Dan ini sarapan Tuan Besar" ucap nya sambil memperlihatkan semangkok bubur oatmeal dengan toping buah segar dan segelas teh hangat manis rendah kalori.
Nadia kemudian mengangguk tanda mengerti.
"Tiap hari sarapan ini je Mak?" tanya Nadia lagi pada Mak Tua.
Mak Tua mengangguk pelan.
"Tuan Muda sangat teliti soal makanan. Dia seorang yang sangat menjaga kesehatan. Terlebih sejak Tuan Besar kena Stroke, Tuan Muda semakin giat menjaga kesehatan. Kalau pagi macam ini, Dia dah berolahraga di ruangan atas. Diah belum pernah ke lantai atas ye?" tanya Mak Tua pada Nadia dengan logat melayu nya.
Nadia menggeleng.
"Kalau gitu pergilah ke atas. Kamar ujung sebelah kiri itu kamar Tuan Muda yang di sebelahnya terdapat ruangan Fitness. Sementara kamar ujung sebelah kanan itu adalah kamar Tuan Besar. Pergilah ke atas sekalian temui Tuan besar!" Ucap Mak Tua lagi pada Nadia.
"Bolehkah Mak?" tanya Nadia merasa takut.
"Boleh.. Pergi lah..." jawab Mak Tua lagi.
Nadia mengangguk lalu berjalan perlahan menuju tangga yang bentuknya agak berliku.
Setapak demi setapak Nadia menaiki tangga sambil memperhatikan beberapa foto yang berukuran cukup besar terpajang rapi pada dinding tangga.
"Ini mesti keluarga besar Tuan Besar" ucap Nadia ketika melihat foto Tuan Besar bersama Tuan Muda dan Almarhumah Nyonya besar yang terlihat begitu cantik dan anggun.
"Tuan Muda terlihat tampan sekali sewaktu muda.. Sampai sekarang sih.. Walaupun sudah ber umur.." Ujar Nadia lagi dalam hati ketika melihat foto Tuan Muda ketika masih SMA bersama seorang anak lelaki yang mungkin saja teman nya.
"Tuan Muda sudah menikah? Tapi istrinya dimana? apa sudah meninggal?" tanya Nadia ketika melihat foto Tuan Muda mengenakan pakaian adat melayu bersama seorang wanita yang terlihat sangat cantik dan anggun.
"Sedang lanjut kuliah di Australia" Terdengar suara berat Tuan Muda seolah tau pertanyaan yang sedang di fikirkan Nadia ketika melihat gambar itu.
Nadia kaget dan langsung menundukkan kepalanya.
"Maaf tuan.." ucap Nadia singkat.
"Tak masalah" jawab nya lagi, lalu segera menuruni tangga dan meninggalkan Nadia yang tertunduk kaku.
Nadia kemudian menuju ke kamar Tuan Besar.
"Assalamualaikum" Ucap Nadia sambil mengetuk pintu kamar Tuan Besar.
"Masuklah" terdengar suara Abang Thamrin menjawab dari dalam kamar
Nadia membuka pelan pintu kamar.
"Tuan Besar lagi apa?" tanya Nadia melihat Abang Thamrin memijat pelan kaki Datuk Iskandar.
"Lagi di terapi biar bisa jalan lagi.." jawab Datuk Iskandar lebih dulu sebelum Bang Thamrin menjawab.
"Ayolah kita turun sarapan.. saya sudah lapar.." ucap nya lagi mengajak Nadia dan Bang Thamrin turun untuk sarapan.
"Diah tolong bawa Tuan Besar sarapan ya... Abang mau bereskan peralatan sekejap" ujar Bang Thamrin pula pada Nadia.
Diah mengangguk dan segera mendorong pelan kursi roda Datuk Iskandar.
"Macam mana cara kita turun tangga ni Tuan? Diah tak berani.. Takut nanti Tuan jatuh.." Ucap Nadia ketika mereka tiba di depan tangga turun.
Datuk Iskandar tertawa mendengar ucapan polos Nadia.
Lalu dengan jari kanan nya Dia menunjuk ke arah pintu lift yang terletak tepat di sebelah kanan tangga.
"Masyaallah.. rumah ni ada lift rupa nya.. luar biasa canggih memang rumah Tuan Besar ni.. Maaf Tuan.. Diah tak nampak tadi.." Ujar nya merasa bodoh di depan majikan nya.
Datuk Iskandar hanya tersenyum dan mengangguk melihat tingkah Diah yang begitu polos.
Sampai di meja makan, Tuan Muda sudah menunggu Tuan Besar untuk sarapan bersama.
"Selamat Pagi Pa" ucapnya sembari mengambil alih kursi roda Tuan Besar dari tangan Nadia.
"Pagi sayang..." balas Tuan Besar sambil tersenyum ramah pada putra nya.
Nadia berdiri kaku di belakang Tuan Besar dan Tuan Muda yang sedang asik menyantap sarapan sambil bercerita tentang perkembangan bisnis mereka.
"Diah.. Mari sini.." Ucap Datuk Iskandar memanggil Nadia.
Nadia mendekat lalu menundukkan kepalanya menatap lantai.
"Diah.. tak perlu terlalu kaku pada Datuk dan Rafiq. Diah bekerja disini adalah untuk menjadi teman Datuk agar tidak terlalu bosan dengan keadaan rumah ini.. Diah di terima karna kata Sugi Diah anak yang periang dan cukup cerewet. Jadi tak payah bersikap terlalu kaku macam tu ye.." Ujar Tuan Besar pada Diah yang masih tertunduk malu.
"Baik Tuan Besar" jawab Diah singkat.
"Paggil saja Datuk.. dan panggil Rafiq dengan Pak Cik.. Biar kita jadi lebih akrab. Oke..?!!" Ujar Tuan Besar Lagi pada Diah.
"Baik Tuan.. Eh.. maksud Diah baik Tuk." jawab Nadia masih terbata dan Kaku.
Datuk Iskandar pun kembali tertawa melihat tingkah Nadia yang teramat kaku.
Tuan Muda kemudian pamit berangkat kerja pada Tuan Besar setelah menyelesaikan sarapan nya.
Dia pergi tanpa menyapa maupun memandang Nadia sedikitpun.
"Dia terlalu dingin untuk Aku panggil Pak Cik.. dan yang harus Aku syukuri adalah Aku menjadi perawat Tuan Besar yang begitu ramah, Bukan Perawat anaknya yang begitu angkuh.. " ucap Nadia didalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Andi Fitri
istrinya tuan muda mau aja tinggalkan suaminya jgn nyesel klu suami kmu kepincut wanita lain..
2023-09-02
0
Vita Marty
menarik sekali ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻
2022-09-14
0
moemoe
kyknya menariik... tpi ni bahasa melayu mana ya???
kirain tuan mudany single..lah klo dh beristri jdi sama siapa diah nikah siri?
2021-01-19
1