Setelah Tuan Muda berangkat menuju kantornya, Datuk Iskandar kembali menikmati sarapan oatmeal nya sendirian.
"Diah.. Mari duduk sini temankan Atuk sarapan" ujar nya memerintahkan Nadia duduk di kursi makan yang ada di samping nya.
Perlahan Nadia menuruti perintah sang majikan.
"Umur Diah berapa?" tanya Datuk Iskandar pada Nadia.
"18 tahun Tuan.. eh.. Datuk.." Jawab Nadia terbata.
"Hahahaha" Datuk Iskandar kembali tertawa mendengar jawaban Nadia.
"Diah memang masih family dengan Sugi?" tanya nya lagi di sela tawa nya.
"Masih Tuk.. Abang Sugi keluarga jauh dari almarhum ayah Diah.." jawab Nadia lagi pada Datuk Iskandar.
"Ayah sudah meninggal? kalau Ibu? masih hidup? Nadia berapa bersaudara?" tanya nya lagi mencari tahu asal usul Nadia.
"Ayah sudah meninggal sejak Diah masih sekolah, Diah tinggal berdua sama Mak aja Tuk.. Diah anak tunggal tak punya saudara. Mak sekarang sakit-sakitan, sebab tu lah Diah ikut Bang Sugi untuk kerja disini. Biar dapat kirimkan Mak duit untuk beli obat Tuk.." jawab Nadia dengan wajah sedih.
Datuk Iskandar pun cukup terharu mendengar jawaban Nadia.
"Baiklah.. Kalau begitu sekarang mari kita keliling taman.. Datuk dah bosan di dalam rumah terus menerus" Ujar Datuk Iskandar lagi pada Nadia.
Nadi menangguk dan segera mendorong kursi roda Datuk Iskandar menuju taman rumah yang cukup luas.
"Pagi Sugi... Lama tak menghirup udara pagi Badan Saya rasa segar sekali" ujar Datuk iskandar pula menyapa Bang Sugi yang sedang membersihkan taman.
"Pagi Tuan Besar!!" jawab Bang Sugi pula membalas sapaan Datuk Iskandar.
Bang Sugi memang bekerja sebagai tukang kebun dan sekaligus supir pribadi keluarga Datuk Iskandar.
Bang Sugi sangat telaten dalam hal merawat semua tanaman Datuk Iskandar.
Datuk Iskandar sangat senang di buatnya.
"Dulu sewaktu Datuk belum terkena stroke, Datuk paling suka merawat semua tanaman-tanaman ini. Setiap tanaman ini punya sejarah nya masing-masing. Pokok Matoa ini misalnya. Datuk tanam sebab Almarhumah istri Datuk suka sangat makan buah nya. Selama hamil Rafiq buah inilah yang selalu Dia makan. Sebab itu lah Datuk tanam" ujar Datuk Iskandar bercerita pada Nadia.
Nadia hanya mengagguk dan mendengarkan cerita Datuk Iskandar dengan seksama.
Dulu rumah ini terasa sangat nyaman dan ramai. Namun semua berubah ketika Istri Datuk meninggal dunia. Rafiq dulunya merupakan anak yang begitu ceria dan humoris kini menjadi sosok yang begitu pendiam. Apa lagi semenjak istrinya memilih pergi meninggalkan nya untuk melanjutkan kuliah di sidney, Australia" Cerita Datuk Iskandar lagi dengan pilu.
"Dan sekarang Datuk rasakan hidup semakin terpuruk karena penyakit ini. Rasa nya hidup ini sudah tak ada guna nya lagi. Cuma menyusahkan banyak orang saja" ucap Datuk lagi dan kali ini Dia sudah tidak bisa membendung airmata nya.
Nadia turut sedih mendengar cerita Datuk Iskandar.
Pelan dicl belai nya tangan sang Datuk untuk memberi kekuatan.
"Datuk yang kuat ya.. Semua memang sudah jadi takdir ALLAH.. kalau kata Mak Diah, Tidak satupun manusia di muka bumi ini yang hidup tanpa memiliki masalah. Maka itulah kita harus kuat untuk bangkit dalam menghadapi setiap masalah yang ada. Diah yakin, insyaallah Datuk akan segera sembuh.. Mulai hari ini Diah akan memastikan Datuk Rajin terapi dan rajin minum obat agar lekas sembuh.. Oke?!" ujar Diah memberi semangat pada Dstuk Iskandar.
"Semangat.." ujarnya lagi membuat Datuk tertawa dengan tingkah lucu dan polosnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
khadijahnadirakaila
semangat
2021-11-07
0
kentangviolet
Kak, mampir yuk ke karya aku kak. Makasih kak
2020-06-01
3