Bab 5 : pertengkaran awal

"Demi kebaikan anak ini kau harus menikah ! " Bella mengatakannya tanpa perasaan bersalah.

"Benarkah? Kau setuju menikah denganku?" Bumi tersenyum,

"Tidak. Kau harus menikah dengan adikku, aku tidak akan memberikan anak ini kecuali kau mau menikah dengannya."

"Kau gila??" Bumi mengangkat sebelah alisnya.

"Aku lebih merasa tenang, jika kau menikah dengan adikku. Dia akan mengurus anak kita dengan baik aku yakin." Bella terus meminta Bumi menikahi adiknya.

"Kau seegois itu? Aku bisa mengurusnya tanpa harus menikah !!! Jika kau tidak mau mengurusnya, biarkan aku mengurusnya sendiri !!! " Bumi terdengar kesal.

"Baiklah, kalau begituuuu tidak ada alasan bagiku untuk mempertahankan bayi ini. Aku hanya ingin bayi ini memiliki seorang ibu yang mau merawatnya dengan baik." Bella dengan keras kepala tetap pada niatnya.

"KENAPA TIDAK KAU SAJA? APA KAU KEHILANGAN AKAL SEHAT MU? APA ADIKMU SETUJU? APA KAU PERNAH SEKALI SAJA MEMIKIRKAN PERASAAN KU? KAU GILA !!! " Bumi mematikan panggilannya. Nafasnya berderu karena amarahnya meluap.

Bella dan orang tuanya belum memberi tahu Ana soal keberadaan bayi dikandungannya. Ana juga belum mengetahui tentang rencana kejam keluarganya untuk memaksa dia menikah dengan Bumi.

Bumi pergi ke klub malam, dia merasa frustasi dengan Bella.

"Apa maunya" Gumam Bumi pada dirinya sendiri sambil menenggak segelas alkohol.

Apa dia gila?....

Bagaimana mungkin dia berniat membunuh anak itu?...

Dia terus mempertanyakan itu pada dirinya sendiri. Bumi tidak habis pikir, kenapa Bella tidak mau menikah dengannya, wanita itu malah meminta Bumi menikahi orang lain.

Bumi mabuk berat malam itu, dia bahkan berkumpul bersama wanita penghibur dan dibawa pulang oleh mereka.

*

*

11.45 malam

Setelah game yang sangat mengasyikan itu selesai, semuanya berkumpul bersama di depan api unggun.

"Aku tidak menyadari ada pria setampan kau di kelompok ini." Lee ze dengan percaya diri berbicara kepada Minhyun, pria itu sedang menggosokan kedua tangannya. Dia hanya tersenyum.

"Kami juga tampan." Ucap Jadu dan Jisu sambil menyenggol pundak Jisu,

semuanya pun tertawa karena kekocakan mereka.

"Apa kau seorang Trainee?" Somi bertanya pada Minhyun.

"Bukan, aku bukan seorang Trainee," Dia berbicara secukupnya. Ana rasa suasana nya berubah semakin dingin, apalagi mengingat kejadian tadi, pipi Ana langsung memerah.

"Jika dilihat-lihat kalian terlihat mirip..... " Jisu berbicara asal, sambil menunjuk Minhyun dan Dongmin.

Dongmin dan Minhyun menjadi canggung,

"begitukah?" Dongmin bertanya

Jadu menyenggol bahu Jisu, memberi kode agar tidak bicara sembarangan.

"Aku mengantuk, apa aku boleh tidur lebih dulu?" Ana terlihat mengantuk.

"Ya tentu, untuk yang lain masih boleh disini. Tapi batasnya hanya sampai jam 2 malam, setelah itu kalian haruspergi ke tenda." Dongmin mengangguk pada Anastasia lalu menatap yang lain.

"Aku juga harus ke tenda." Ucap Minhyun, Minhyun berdiri lalu berjalan menyusul Ana, ada yang ingin dia bicarakan.

Yang lain masih mengobrol dilapangan bersama Dongmin , Dongmin sesekali melihat Ana yang berjalan tak jauh Didepan Minhyun.

Minhyun berlari kecil untuk mendekat ke Ana,

"Maaf kan aku, pasti kejadian tadi membuatmu Canggung," Minhyun menatap Ana dengan wajahnya yang pucat kedinginan.

"Tidak, seharusnya aku yang minta maaf. Itu adalah hal terbodoh yang pernah kulakukan haha." Ana tertawa malu, Minhyun menatap wajah Ana sambil ikut tertawa.

"Tidak perlu terlalu dipikirkan, lagipula itu hanya permainan." Minhyun dan Ana berpisah karena Ana sudah sampai di tendanya.

"Selamat Malam," Minhyun melanjutkan perjalanannya ke tenda.

"Selamat Malam," Kata Ana. Minhyun menoleh lalu tersenyum.

Ana mengecek ponsel yang tidak dia bawa, Terdapat pesan singkat yang ia dapat dari kakaknya Bella.

Bella :

Apa kabar adik kuuuuu?

Ana hanya membaca nya tanpa membalas, untuk saat ini dia hanya ingin menenangkan dirinya dan tidak mau berurusan dengan keluarganya dulu. Dia mengecek Uang di M-banking nya

"Aku harus segera mencari pekerjaan paruh waktu."

Ana terlihat murung, dia merebahkan tubuhnya sambil melihat langit-langit tenda,

Ana tersenyum mendapat kan pesan itu, tapi memikirkan para senior yang lain yang mengerikan. Membuatnya nyalinya menciut.

Ana melihat banyak sekali orang yang mengagumi Dongmin, termasuk Yeri, dia yakin alasan Yeri membencinya adalah Yeri menyukai Dongmin.

Ana menggelengkan kepalanya,

"Sudah lah aku mau tidur"

Malam itu Ana mendapat pesan dari pembimbingnya, Dongmin. Ana membalas seperlunya, lalu langsung tertidur. Sedangkan Somi, Lee ze dan yang lain baru kembali ke tenda di jam 1 malam.

Jam 5.15 pagi

Ana terbangun lalu duduk sebentar , dia menoleh ke arah yang lain yang masih terlelap. Dia meminum air putih dari botol yang ada disampingnya, lalu dia keluar pergi buang air kecil ke kamar mandi.

Ana mengantongi roti yang dia bawa sambil menoleh ke kanan kiri. Ana berjalan sambil mengeratkan jaketnya, udara yang sangat dingin terasa menembus jaketnya. Dia menatap pemandangan Indah di Bukit.

Setelah buang air kecil Ana berjalan kebukit kecil itu untuk menunggu Matahari terbit. Suara kresek plastik yang mengadu dengan kantong jaketnya berbunyi seiring dia berjalan, dia menanjak ke arah bukit kecil itu lalu duduk tanpa alas diatas rumput yang berembun.

Suara langkah kaki dibelakang Ana membuatnya sontak menoleh kebelakang, pria itu berjalan berbalik mengurungkan niatnya saat melihat Ana.

"Minhyun," Ana menyapa.

Minhyun menoleh ke arah Ana,

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud mengganggumu, aku kira tidak ada orang disini."

"Tidak apa-apa duduklah." Ana tersenyum

"Boleh kah?" Minhyun mendekat

"Ya tentu, silahkan saja." Ana menepuk rumput disampingnya.

Minhyun tersenyum melihat Ana, keduanya sama-sama merasakan udara yang dingin menembus jaket yang mereka kenakan, mereka duduk bersama. Ana pun menatap ke arah matahari yang tidak lama lagi terbit.

"Apa kau ingin melihat matahari terbit juga?" Minhyun menoleh ke arah Ana

"Ya, akan sangat menyenangkan melihatnya." Ana menyeringai

Ana mengeluarkan rotinya, lalu membuka bungkusan roti itu. Dia menyodorkan roti itu kepada Minhyun dahulu dan membiarkan pria itu mengambil bagiannya.

"Ambilaaah ! " Ana tersenyum, Minhyun mengambil bagian diroti itu.

"Terimakasih.." Minhyun menatap matahari yang mulai muncul.

"Makanlah, aku kesini karena lapar dan ingin sarapan sambil melihat ini." Ana menunjuk matahari yang perlahan muncul.

"Terimakasih, Aku juga membawa ini, minumlah ! " Minhyun memberikan segelas kopi panas.

"Terimakasih, lalu kau bagaimana?" Ana bertanya karena Minhyun hanya membawa 1 gelas saja.

"Maksudku, kita bisa meminumnya bersama." Ana meralat perkataannya, dia merasa tidak enak pada Minhyun.

"hahaha , tenang saja aku akan mengambilnya lagi nanti."

Ana merasa bodoh dengan menanyakan itu, bukankah itu kode halus bahwa dia tidak mungkin satu gelas dengan pria itu? Minhyun hanya tersenyum tipis.

"Wahh cantik sekali, lihat itu ! " Ana mengalihkan pembicaraan dengan menunjuk matahari yang sedikit lagi akan muncul.

Keduanya menikmati matahari terbit dengan segelas kopi dan roti yang dibagi dua.

"Hey kalian kalian sedang apaaaa?mesra sekali."

Minhyun dan Ana melihat kebawah bukit, disana ada Park Ju dan Para senior lain termasuk Dongmin yang baru saja keluar tenda.

"Kami hanya sedang melihat matahari terbit," Minhyun menjelaskan,

"Ah romantisnyaaaaa..." para senior menggoda mereka kecuali Dongmin,

Ana dan Minhyun berdiri, lalu saling melempar tatapan tidak enak, Minhyun menyesal kenapa dia tidak mengurungkan niatnya saja tadi, mungkin ini tidak akan terjadi.

"Ah serasi sekali, tidak apa-apa nikmati saja. Tapi jangan lupa persiapan untuk pulang nanti ya, jangan sampai ada yang ketinggalan." Park ju meneriaki dari bawah.

"Ya tentu."

Minhyun mengangguk, dia khawatir dengan keadaan Ana, wanita itu pasti merasa sangat canggung sama sepertinya.

"Maafkan aku..." Minhyun menatap Ana.

"Tidak perlu minta maaf, aku juga tidak apa-apa Minhyun." Ana meyakinkan Minhyun.

"Apa kau masih mau disini atau kau mau pergi sarapan?" Minhyun menunggu jawaban Ana.

"Sarapan.." Ana berjalan mendahului Minhyun dengan wajah datar, Pria itu masih mengikutinya dari belakang, mereka mengantre seperti biasa, lalu duduk ditempat yang disediakan.

Brakk

Tiba-tiba saja Dongmin ikut duduk bersama mereka, dia meletakan tray makanannya dimeja agak keras. Ana dan Minhyun membelalak menatap pria itu.

"Dongmin..." Kata Ana.

Dongmin tidak menjawab dia malah menatap ke arah Minhyun tajam.

"Apa kau sengaja?" Pria ini terlihat marah.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu?"

Minhyun nampak tidak mengerti apa maksud seniornya itu, dia tidak ingin menghiraukan Dongmin, tapi perhatiannya sudah tersita karena pria itu. Dia tidak jadi melahap makanannya lalu menaruh sendok di samping tray makanan.

Ana menatap mereka berdua, suasana nya sangat menegangkan. Ana menggaruk leher belakangnya yang tiba-tiba merasa gatal.

"Hey ada apa kalian !! " dengan suara pelan dia mencoba melerai keduanya, Dongmin masih menatap Minhyun tajam.

"Kenapa kau selalu menguntit ku? Apa kau penggemarku?kenapa kau sangat berusaha untuk menjadi sepertiku?apa tidak cukup dirumah? Kenapa harus disini?" Dongmin menatap Minhyun tajam dan dingin.

"Aku bukan penggemarmu dan aku sedang tidak berusaha menjadi sepertimu"

Minhyun berdiri begitu pula Dongmin, keduanya saling menatap tajam.

...****************...

...****************...

Terpopuler

Comments

resaiza

resaiza

apa jangan" minhyun dan dongmin adik kakak

2022-10-07

2

lihat semua
Episodes
1 SEASON 1 : Bab 1 - Tiba
2 Bab 2 : Pengenalan MABA.
3 Bab 3 : Jebakan Malam itu...
4 Bab 4 : Apa kau seorang Trainee?
5 Bab 5 : pertengkaran awal
6 Bab 6 : Pulang
7 Bab 7 : tetangga
8 Bab 8 : lamaran pekerjaan
9 Bab 9 : Makan malam
10 Bab 10 : DONGMIN
11 Bab 11 : Sudut Pandang Anastasia
12 Bab 12 : Penguntit
13 Bab 13 : Serangan panik
14 Bab 14 : Sudut Pandang Minhyun
15 Bab 15 : Konferensi pers
16 Bab 16 : Kakak-Beradik
17 Bab 17 : Tertarik
18 Bab 18 : Ke kantor polisi
19 Bab 19 : Lapor pak
20 Bab 20 : KIK otomotif
21 Bab 21 : Terjebak situasi
22 Bab 22 : makan malam pertama
23 Bab 23 : Pemadaman Listrik
24 Bab 24 : Foto di lorong
25 Bab 25 : Pusat perhatian
26 Bab 26 : Rumit
27 Bab 27 : Cinta bukan paksaan
28 Bab 28 : Kau lebih baik bersama ku
29 Bab 29 : Lebih cepat lebih baik
30 Bab 30 : Sampai bertemu di kelasku... sayang
31 Bab 31 : praktik
32 Bab 32 : akankah ada jalan terbaik?
33 Bab 33 : Perjanjian kita
34 Bab 34 : Sepasang sepatu
35 Bab 35 : Makan Malam
36 Bab 36 : Makan Malam 2
37 Bab 37 : rencana pernikahan
38 Bab 38 : Keesokan harinya...
39 Bab 39 : Pindah Ke Paris
40 Bab 40 : Kejutan yang gagal
41 Bab 41 : ciuman pertama
42 Bab 42 : babak belur
43 Bab 43 : Porsche
44 Bab 44 : pakaian mini
45 Bab 45 : Pelukanmu yang hangat
46 Bab 46 : Drama queen
47 Bab 47 : Pikiranmu pasti kotor !
48 Bab 48 : ciuman kedua
49 Bab 49 : Fifthy shades of grey..
50 Bab 50 : perjodohan Dongmin
51 Bab 51 : Bella lebih baik dari Ana
52 Bab 52 : pergi ke gym
53 Bab 53 : Jagalah Ana, Dongmin.
54 Bab 54 : Makan malam dengan Dongmin.
55 Bab 55 : pergi dari rumah.
56 Bab 56 : Menginap di apartemen Ana.
57 Bab 57 : tidak tega menyakitimu.
58 Bab 58 : Tersebarnya rumor perjodohan
59 Bab 59 : Hankuk.
60 Bab 60 : Ragu
61 Bab 61 : Pendarahan.
62 Bab 62 : Keberangkatan Bumi.
63 Bab 63 : Di bawa ke rumah Bumi.
64 Bab 64 : Lidah Mertua.
65 Bab 65 : Black card.
66 Bab 66 : Sketsa wajah.
67 Bab 67 : Face time.
68 Bab 68 : Ke Busan.
69 Bab 69 : Kegalauan Ana..
70 Bab 70 : Jenis Kelamin bayi.
71 Bab 71 : Membeli perlengkapan bayi.
72 Bab 72 : pesan palsu.
73 Bab 73 : Tampilan Lockscreen.
74 Bab 74 : Bosan.
75 Bab 75 : Bar Useless.
76 Bab 76 : Kegelisahan Ana.
77 BAB 77 : Berkebun.
78 Bab 78 : Dongmin ke Busan.
79 Bab 79 : Waktu itu.
80 Bab 80 : Punya Cucu
81 Bab 81 : Liontin Kucing
82 Bab 82 : Putus.
83 Bab 83 : Ulang Tahun Ana
84 Bab 84: Bingkisan
85 Bab 85 : Kado spesial
86 Bab 86 : Perayaan ulang tahun Ana
87 Bab 87: ternyata
88 Bab 88 : Kerangka patung
89 Bab 89 : Panggilan misterius
90 Bab 90 : Sketsa
91 Bab 91 : Pendarahan
92 Bab 92 : kejujuran
93 Bab 93 : Ambilah saja
94 Bab 94 : Ana dan Dongmin
95 Bab 95 : kebenaran
96 Bab 96 : perdebatan
97 Bab 97 : Kebohongan yang menyesakan
98 Bab 98 : self harm
99 Bab 99 : DEPRESI
100 Bab 100 : penyesalan Dongmin
101 Bab 101 : Ana
102 Bab 102 : perjalanan
103 Bab 103 : Keluarga Kim
104 Bab 104 : Tes DNA
105 Bab 105 : Ciuman perpisahan
106 PENGUMUMAN VOLUME 2
107 Bab 107 : mengundurkan diri
108 Bab 108 : Membaik
109 Bab 109 : Kepergian ayah Ana
110 Bab 110 : Pertemuan Ana dan Bella
111 Bab 111 : Pulang
112 Bab 112 : Mari bicarakan dengan tenang
113 Bab 113 : makan malam bersama
114 Bab 114 : Bermalam bersama
115 Bab 115 : Tamparan keras
116 Bab 116 : Perjalanan ke pantai
117 Bab 117 : Pantai
118 Bab 118 : Berenang
119 Bab 119 : Kecelakaan
120 Bab 120 : Kelahiran dan Kepergian
121 Bab 121 : Menikahlah dengan ku
122 Bab 122 : Ragu
123 Bab 123 : Menjelang pernikahan
124 Bab 124 : masalah kecil
125 Bab 125 : Pernikahan (END)
126 Bab 126 : Malam pertama (Bonus)
127 Bab 127 : Menikah itu menyenangkan (Bonus)
128 SINOPSIS SEASON 2
129 Bab 128 : Pesta kelulusan (Bonus)
130 Bab 129 : Pertikaian keluarga (Bonus)
131 Bab 130 : Baby Elle (Bonus)
132 Bab 131 : Wanita asing (Bonus)
133 Bab 132 : Rose (Bonus)
134 Bab 133 : Benda asing dalam mobil (Bonus)
135 Bab 134 : Sekretaris baru (Bonus)
136 Bab 135 : Kepulangan Beby (Final End)
Episodes

Updated 136 Episodes

1
SEASON 1 : Bab 1 - Tiba
2
Bab 2 : Pengenalan MABA.
3
Bab 3 : Jebakan Malam itu...
4
Bab 4 : Apa kau seorang Trainee?
5
Bab 5 : pertengkaran awal
6
Bab 6 : Pulang
7
Bab 7 : tetangga
8
Bab 8 : lamaran pekerjaan
9
Bab 9 : Makan malam
10
Bab 10 : DONGMIN
11
Bab 11 : Sudut Pandang Anastasia
12
Bab 12 : Penguntit
13
Bab 13 : Serangan panik
14
Bab 14 : Sudut Pandang Minhyun
15
Bab 15 : Konferensi pers
16
Bab 16 : Kakak-Beradik
17
Bab 17 : Tertarik
18
Bab 18 : Ke kantor polisi
19
Bab 19 : Lapor pak
20
Bab 20 : KIK otomotif
21
Bab 21 : Terjebak situasi
22
Bab 22 : makan malam pertama
23
Bab 23 : Pemadaman Listrik
24
Bab 24 : Foto di lorong
25
Bab 25 : Pusat perhatian
26
Bab 26 : Rumit
27
Bab 27 : Cinta bukan paksaan
28
Bab 28 : Kau lebih baik bersama ku
29
Bab 29 : Lebih cepat lebih baik
30
Bab 30 : Sampai bertemu di kelasku... sayang
31
Bab 31 : praktik
32
Bab 32 : akankah ada jalan terbaik?
33
Bab 33 : Perjanjian kita
34
Bab 34 : Sepasang sepatu
35
Bab 35 : Makan Malam
36
Bab 36 : Makan Malam 2
37
Bab 37 : rencana pernikahan
38
Bab 38 : Keesokan harinya...
39
Bab 39 : Pindah Ke Paris
40
Bab 40 : Kejutan yang gagal
41
Bab 41 : ciuman pertama
42
Bab 42 : babak belur
43
Bab 43 : Porsche
44
Bab 44 : pakaian mini
45
Bab 45 : Pelukanmu yang hangat
46
Bab 46 : Drama queen
47
Bab 47 : Pikiranmu pasti kotor !
48
Bab 48 : ciuman kedua
49
Bab 49 : Fifthy shades of grey..
50
Bab 50 : perjodohan Dongmin
51
Bab 51 : Bella lebih baik dari Ana
52
Bab 52 : pergi ke gym
53
Bab 53 : Jagalah Ana, Dongmin.
54
Bab 54 : Makan malam dengan Dongmin.
55
Bab 55 : pergi dari rumah.
56
Bab 56 : Menginap di apartemen Ana.
57
Bab 57 : tidak tega menyakitimu.
58
Bab 58 : Tersebarnya rumor perjodohan
59
Bab 59 : Hankuk.
60
Bab 60 : Ragu
61
Bab 61 : Pendarahan.
62
Bab 62 : Keberangkatan Bumi.
63
Bab 63 : Di bawa ke rumah Bumi.
64
Bab 64 : Lidah Mertua.
65
Bab 65 : Black card.
66
Bab 66 : Sketsa wajah.
67
Bab 67 : Face time.
68
Bab 68 : Ke Busan.
69
Bab 69 : Kegalauan Ana..
70
Bab 70 : Jenis Kelamin bayi.
71
Bab 71 : Membeli perlengkapan bayi.
72
Bab 72 : pesan palsu.
73
Bab 73 : Tampilan Lockscreen.
74
Bab 74 : Bosan.
75
Bab 75 : Bar Useless.
76
Bab 76 : Kegelisahan Ana.
77
BAB 77 : Berkebun.
78
Bab 78 : Dongmin ke Busan.
79
Bab 79 : Waktu itu.
80
Bab 80 : Punya Cucu
81
Bab 81 : Liontin Kucing
82
Bab 82 : Putus.
83
Bab 83 : Ulang Tahun Ana
84
Bab 84: Bingkisan
85
Bab 85 : Kado spesial
86
Bab 86 : Perayaan ulang tahun Ana
87
Bab 87: ternyata
88
Bab 88 : Kerangka patung
89
Bab 89 : Panggilan misterius
90
Bab 90 : Sketsa
91
Bab 91 : Pendarahan
92
Bab 92 : kejujuran
93
Bab 93 : Ambilah saja
94
Bab 94 : Ana dan Dongmin
95
Bab 95 : kebenaran
96
Bab 96 : perdebatan
97
Bab 97 : Kebohongan yang menyesakan
98
Bab 98 : self harm
99
Bab 99 : DEPRESI
100
Bab 100 : penyesalan Dongmin
101
Bab 101 : Ana
102
Bab 102 : perjalanan
103
Bab 103 : Keluarga Kim
104
Bab 104 : Tes DNA
105
Bab 105 : Ciuman perpisahan
106
PENGUMUMAN VOLUME 2
107
Bab 107 : mengundurkan diri
108
Bab 108 : Membaik
109
Bab 109 : Kepergian ayah Ana
110
Bab 110 : Pertemuan Ana dan Bella
111
Bab 111 : Pulang
112
Bab 112 : Mari bicarakan dengan tenang
113
Bab 113 : makan malam bersama
114
Bab 114 : Bermalam bersama
115
Bab 115 : Tamparan keras
116
Bab 116 : Perjalanan ke pantai
117
Bab 117 : Pantai
118
Bab 118 : Berenang
119
Bab 119 : Kecelakaan
120
Bab 120 : Kelahiran dan Kepergian
121
Bab 121 : Menikahlah dengan ku
122
Bab 122 : Ragu
123
Bab 123 : Menjelang pernikahan
124
Bab 124 : masalah kecil
125
Bab 125 : Pernikahan (END)
126
Bab 126 : Malam pertama (Bonus)
127
Bab 127 : Menikah itu menyenangkan (Bonus)
128
SINOPSIS SEASON 2
129
Bab 128 : Pesta kelulusan (Bonus)
130
Bab 129 : Pertikaian keluarga (Bonus)
131
Bab 130 : Baby Elle (Bonus)
132
Bab 131 : Wanita asing (Bonus)
133
Bab 132 : Rose (Bonus)
134
Bab 133 : Benda asing dalam mobil (Bonus)
135
Bab 134 : Sekretaris baru (Bonus)
136
Bab 135 : Kepulangan Beby (Final End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!