Keano mengambil handphonenya dari saku celananya karena dari tadi terus berdering, dan mengangkatnya.
"Bagaimana, Sudah kau temukan ba*ji**an itu?" Tanya keano kepada orang yang menelponnya.
"Sudah tuan" jawab sang penelpon.
"Bawa dia ke markas biasa" perintah Keano.
" Baik tuan sesuai perintah"
Dea berhenti bersorak dan berpelukan dengan temanya karena merasa di lihat oleh bosnya, dengan tatapan kurang bersahabat.
Dan kembali ke tempat semulanya tadi, setelah selesai menelpon, Keano melihat Dea dan datang menghampiri Dea, yang sudah berhenti bersorak dan berpelukan dengan temannya.
"Hei dengar baik-baik perkataanku, kau tidak akan hidup tenang setelah ini.
Dan ya kau lebih baik pulang karena saya tidak ingin citra pabrik ini hancur karena ada pegawai yang berpakaian seperti pemulung" lalu pergi meningggalkan Dea yang diam mematung.
Glekk...
Dea hanya menelan salivanya sambil terus memperhatikan Keano yang memasuki mobil dan mulai menjauh dari pandangan matanya.
" Oh ibu ... sekarang kau mempunyai sekutu untuk membuat ku tambah sengsara"batinnya dengan wajah sedihnya.
Plak...
Ida menepuk pundak Dea dan seketika Dea kaget dan sadar dari lamunannya tadi.
" Ibu" teriak Dea karena kaget.
"Hahaha" gelegar suara tawa ida.
Saat berbalik ternyata Ida rupanya yang mengagetkannya"Apa kau tidak bisa pelan-pelan saja saat ingin memukulku haa" ucapnya dengan nada dan raut wajah yang kesal tapi wajahnya masih tetap terlihat imut.
" Tadi itu pelan, hanya tubuhmu saja yang kecil dan krempyeng seperti lidi, jadi kau merasa kesakitan"ucapnya mengejek dan tidak ingin kalah.
" Hei aku itu mungil, cantik,imut, tidak sombong dan tentu saja baik hati, karena aku baik hati jadi aku memaafkanmu kali ini" dengan wajah sedihnya Dea mengatakannya, padahal jika Dea dihina krempyeng dan kecil ia akan marah tapi kali ini tidak.
" Ihh amit-amit jabang baby, semoga nanti keturunanku tidak ada yang terlalu pede seperti dirimu.
Kau kenapa, mengapa kau terlihat bersedih" tanyanya penasaran.
"Apa ada masalah dengan ibumu, apa ibumu menjewermu lagi?" Tanya nya sambil mengecek telinganya, karena sahabatnya ini bukan tipe orang yang akan diam saja jika ada orang yang menghina atau menyakitinya, pada ibunya saja dia masih bisa membalasnya dengan ocehannya yang cempreng itu.
" Lagi pula aku juga tidak minat jika wajahku yang imut ini menurun ke keturunanmu.
Lagian siapa juga yang bilang telingaku merah karena di tarik ibuku ha" ucapnya dengan nada marah tapi kemudian dia kembali ke wajah sedihnya.
"Aku tidak apa-apa jadi jangan mengahawatirkan aku oke" sambungnya lagi.
Dea berjalan menuju parkiran dan akan pulang kerumahnya, karena bosnya itu tidak ingin citra pabrik ini hancur karena ada dirinya yang seperti pemulung katanya.
"Kau mau kemana?"
"Pulang dan tidur di kasur kesayanganku babai" ucapnya sambil melambaikan tangannya.
Setelah ditanyai ibu tiri versi mudanya itu, Dea segera menaiki motor dan pulang kerumahnya. Dalam perjalanan Dea masih memikirkan bagaimana menghadapi ibunya nanti, karena sudah dipastikan ibuya nanti akan memarahinya.
'Di rumah'
Dea memarkirkan motornya dan berjalan menuju pintu rumahnya.
Tok tok..
"Siapa sih yang bertamu pagi-pagi seperti ini tidak tau apa kalau pagi seperti ini aku sedang sibuk" ucap ibu Dea sambil terus mencuci piring.
"Pak buka pintunya ada tamu" perintah ibu kepada bapak.
"Iya bu" jawab bapak.
"Ya tunggu sebentar, tidak sabar sekali" ucap bapak kepada orang yang mengetuk pintu.
Bapak membuka pintu dan terkejut ternyata anaknya yang datang ditambah baju Dea yang kotor dan beberapa luka di tangan dan kakinya.
"Dea... " dengan suara yang keras karena bapak yang terkejut melihat keadaan putrinya.
Ibu yang mendengar sontak kaget dan mencuci tanganya.
"Kenapa anak itu masih pagi sudah pulang?" Gumamnya.
Ibu bejalan menuju ruang tamu dimana anak dan suaminya berada.
"Kenapa pagi-pagi kau sudah pulang?" Tanya ibu sambil berjalan ke arah anaknya.
"Oh ya ampun kenapa ada luka di tangan dan kakimu yang buluk ini? Jadi tambah buluk kalo begitu, mau di taruh dimana mukaku punya anak yang buluk seperti kau" Tanya ibu setelah sampai di ruang tamu.
"Kalo bingung mau di taruh dimana muka ibu, tinggal saja dirumah mukanya jadi ibu tidak akan malu jika akan keluar" kata Dea dengan santainya.
"Dasar bod*oh, muka mana bisa di tinggal".
"Bisa kok, ibu saja yang ketinggalan zaman jadi tidak tau".
"Memang gimana caranya?" Tanya ibu mulai penasaran.
"Ibu kelupasi saja muka ibu saat mau keluar, saat di rumah ibu bisa pakai lagi muka ibu hahaha" jelasnya dengan tawanya yang menggelegar di ruang tamu.
'Plakk'...
Ibu memukul luka di tangan Dea.
'Aww' Dea mengaduh kesakitan. "Ibu ingin membunuhku" sambungnya.
"Makanya jangan membodohi ibu"
Ibu mengambil kotak obat untuk mengobati Dea.
"Sekarang ceritakan kenapa semua bisa terjadi" Pinta ibu kepada Dea sambil mengobati lukanya.
"Tadi aku kesrempet mobil jadi aku terjatuh dan timbulah luka ini.
Aww bu, pelan-pelan saja ini sakit" jelas Dea sambil meringis kesakitan.
"Sudah tau sakit makanya kalo naik motor hati-hati dan pelan-pelan saja supaya tidak kecelakaan" ucapnya dengan nada tinggi.
"Ya memang sudah takdirnya aku kecelakaan mau di apakan lagi coba" sambung Dea yang masih terus membela diri.
"Ya bagus... Terus saja bantah perkataan ibu, ini semua terjadi karena kau durhaka pada ibumu dan sering membantah perkataan ibu"
"Sakitpun masih dimarahi, dasar foto kopiannya ibu tiri cinderella" suara Dea pelan.
Tapi sayang ibunya itu tidak tuli jadi mendengar apa yang Dea katakan, "Apa katamu tadi ibu foto kopiannya ibunya cinderella" tanya ibu penuh selidik.
"Ah mana ada Dea ngomong begitu" berusaha menyangkal tuduhan ibunya.
" terus tadi kamu ngomong apa?"
"Dea bilang ibu cantik, baik seperti ibunya cinderella" jelasnya.
Pengobatan yang dilakukan ibu Dea sudah selesai, tapi tidak dengan perdebatannya.
"Dea sayang karena lukamu sudah selesai diobati ibumu,sekarang Dea kembali ke kamar setelah itu mandi dan istirahat"berusaha melerai pertengkaran antara anak dan istrinya.
"Ya kau baru menyadarinya kalau ibumu ini cantik dan baik sepertii..." ucap ibu menggantung sambil berpikir " tunggu-tunggu ibunya cinderella kan jahat" batin ibu Dea.
"Hei anak kurang ajar beraninya mengatai ku jahatt" teriak ibu kepada Dea tapi Dea sudah pergi ke dalam kamarnya.
Dea masuk ke dalam kamarnya dan mengganti pakaiannya, ia tidak mandi karena lukanya dan juga karena Dea tipe wanita yang malas untuk mandi.
"Ganti pakaian saja lah kan tadi pagi saat mau berangkat kerja aku sudah mandi.
Lagian tubuhku baunya masih wangi, hemm haruumnya" ucapnya sambil mencium ketiaknya.
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Dea merebahkan dirinya di kasur kesayangannya.
"Uuhh enaknya rebahan tanpa ada pengganggu" ucapnya sambil menggerak-gerakkan kaki dan tangannya.
Di rumah kosong menyeramkan sudah ada seseorang yang sudah menunggu kedatangan Keano, ya orang itu adalah Ken dan juga orang yang sudah korupsi di pabrik garment Keano.
Suara mesin mobil mulai terdengar sangat jelas mendekati rumah tua dimana Ken dan tukang korupsi berada.
"Bagus Ken kerjamu, sekarang keluarlah" perintah Keano pada sekretarisnya.
"Baik tuan" berjalan keluar dari rumah tua.
"Hai tuan Hendrawan, bagaimana keadaanmu? Apa tadi Ken memperlakukanmu dengan baik?" Tanya Keano pada Hendrawan dengjan senyum evilnya.
"Maafkan saya tuan tolong jangan hukum saya tuan, saya masih punya anak dan istri yang harus saya jaga" pintanya pada Keano, dengan harap Keano akan melepaskannya.
"Lantas saat kau mengorupsi dan mengurangi gaji mereka, apa kau memikirkannya. Apa mereka semua cukup untuk menghidupi keluarga mereka dengan uang tersebut yang tidak seberapa itu haa?" Tanya Keano dengan nada marah.
"Apa kau tahu, saya tidak suka jika ada orang yang bekerja dengan saya tapi dia berhianat kepada saya. Dan sudah dipastikan orang tersebut akan tewas secepatnya" sambungnya.
"Maaf tuan saya tidak akan mengulanginya lagi dan tolong lepaskan saya" katanya sambil menangis ketakutan.
"Ya kau benar kau tidak akan mengulanginya lagi dan saya juga akan melepaskanmu, karena kau akan segera pergi dari dunia ini" ucapnya dengan senyum jahatnya.
Dan 'Dorr' Keano menembak Hendrawan tepat di jantungnya sehingga cukup sekali tembak dia sudah mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Manggu Manggu
bagus💪
2023-01-13
0
Galuh Pakuan
Thor ko gitu seeeh matinya sang koruptor ga seruuuuuu
2021-06-06
0
Dwi Rahayu
keluarga koplak 🤣🤣🤣🤣
2021-04-30
0