Shaqina Aulia

Flashback 12 tahun yang lalu.

"Kau yakin mau nikah sama dia? Kalian pacaran belum ada setahun belum kenal satu sama lain dengan baik," ucap Abraham.

Abraham adalah satu-satunya lelaki yang mampu membuat Shaqina merasa nyaman bercerita. Meski terkadang juga sangat menyebalkan tapi hanya pada Abraham ia berani bercerita tentang semua keluh kesahnya.

Mereka pertama kali bertemu di sebuah acara festival band lokal di kota, Abraham menarik Shaqina yang saat itu terjebak di antara para penonton yang terlibat kerusuhan. Tanpa di duga mereka kembali di pertemukan dalam sebuah acara dan ternyata masih terikat jalinan kekerabatan hingga membuat mereka sering bertemu dan akhirnya menjadi dekat.

Meski awalnya sedikit takut melihat tato yang menghiasi tangan lelaki itu, namun sikap hangat lelaki itu membuatnya cukup nyaman dan yakin kalau ia lelaki yang cukup baik untuk di jadikan teman.

Abraham memang bukan lelaki alim bahkan bisa di bilang nakal tapi ia sangat menghargai orang lain dan tak pernah menyakiti perempuan dan itulah yang membuatnya mempunyai nilai lebih di mata Qina.

Abraham termasuk anak populer yang selalu menjadi pusat perhatian kaum hawa baik di sekolah ataupun tempat tinggalnya. Sebuah keajaiban bagi Qina bisa dekat dengan pria yang nyaris sempurna itu, dan karena itu pula banyak gadis yang mendekatinya hanya demi meraih perhatian Abraham, siapapun gadis yang akan jadi pacar Abraham harus lolos seleksi Qina terlebih dahulu, begitupun sebaliknya, siapapun pria yang akan jadi pacarnya harus dengan seizin Abraham. Ya, sedekat itulah mereka.

Bersama Abraham ia merasa aman, lelaki itu selalu menjaganya dari apapun yang akan membahayakannya.

Tapi untuk menaruh rasa lebih dari sahabat? Qina tidak seberani itu.

"Gimana kalau ternyata cowok itu cuma berniat mempermainkanmu saja?" Abraham mulai mencecarnya dengan banyak pertanyaan saat ia bilang sudah menerima lamaran dari seorang pria.

Ucapan Abraham membuatnya terkekeh pelan, "Kan ada kau yang akan menghajarnya."

Abraham tertawa, "Iya. Beritahu aku kalau dia berani menyakitimu, biar aku kasih dia bogem mentahku."

Qina tertawa lalu mengangguk mengiyakan, "Jadi kau setuju, kan?"

Ia melihat pria itu tersenyum, kemudian mengangguk pelan membuat bibirnya ikut merekah juga. "Terima kasih. Kau memang sahabat terbaik, " ucapnya, seraya memeluk lelaki itu.

Pelukannya di sambut usapan pelan di punggungnya. "Lagipula kalau aku bilang tidak setuju, memangnya kau akan membatalkan niatmu menikah dengannya?"

Kina melepaskan pelukannya lalu menggeleng, "Tentu saja tidak."

"Sudah kuduga," decak pria itu dengan sambil tertawa. Namun sesaat kemudian tawa pria itu berhenti, Abraham menatapnya dalam. "Kau yakin dia sebaik yang ada di pikiranmu, kan? Kau yakin akan bahagia dengannya?"

Shaqina hanya mengangguk pada pria di depannya meski dalam hatinya ada sedikit keraguan namun segera ia tepis, ia harus yakinkan diri bahwa pria pilihannya pasti bisa membahagiakannya.

"Baiklah, aku bisa apa kalau kau sudah seyakin itu."

Pria bernama Abraham itu duduk mengahadap matahari yang mulai tenggelam. Qina mengikutinya, mereka berdua menikmati matahari tenggelam yang entah kapan akan bisa mereka nikmati bersama lagi.

Shaqina duduk di samping Abraham, pria itu menarik kepalanya agar bersandar di bahunya. "Janji ya, kau akan bahagia bersama dia." Terasa anggukan dari Qina dan selanjutnya hanya keheningan yang ada.

Flashback off.

"Qina seragam kerja ku di mana?" teriakan dari suaminya menarik Qina kembali ke masa kini. Qina menghela nafasnya pertemuan dengan Abraham kemarin membangkitkan kembali ingatannya tentang masa remaja nya.

"Shaqina! Kamu dengar gak sih?!" Suara suaminya kembali bergema membuatnya segera bergegas menghampiri pria tersebut.

"Iya, Mas. Sebentar."

🌺🌺🌺🌺

"Ada apa, Mas?"

"Masih tanya ada apa!"

Shaqina seketika menunduk melihat raut marah suaminya.

"Seragamku mana? Kenapa belum disiapkan? Kamu mau aku di pecat dari pabrik gara-gara terlambat?"

"Ma-maaf, Mas. Sebentar aku ambilkan. "

Shaqina segera membawa seragam milik suaminya, lalu menyerahkannya pada lelaki itu.

"Hari ini aku ada lembur, jadi kau tak perlu menungguku untuk makan malam," ucap pria bernama Hardian itu.

Shaqina hanya mengangguk, lalu melanjutkan pekerjaannya membereskan kamar yang berantakan.

Sudah beberapa buan belakangan ini suaminya sering sekali pulang larut malam, kerja lembur selalu jadi alasan andalan saat Qina bertanya alasan keterlambatannya membuat Qina akhirnya tak lagi mempertanyakannya. Bukan karena percaya pada suaminya hanya saja ia lelah karena pertanyaan itu selalu berujung pertengkaran.

Shaqina menikah dengan Hardian saat usianya menginjak 19 tahun, bujukan Hardian dan keinginannya untuk tak lagi menjadi beban orang tua membuatnya tak berpikir panjang saat menerima lamaran lelaki itu.

Padahal saat itu ia pun tau kalau lelaki itu belum punya pekerjaan tetap, tapi ia mencoba berpikir positif dan meyakinkan diri bahwa Hardian akan menjadi lelaki bertanggung jawab dan mampu membahagiakannya.

Nyatanya semua tak seperti dalam bayangannya. Baru dua tahun menikah, lelaki itu sudah menunjukan sifat aslinya. Manja, arogan, egois, dan juga kasar. Meski tidak pernah menyakitinya secara fisik tapi kata-kata lelaki itu bagai belati yang mampu mengiris hati nya.

Keluarga Hardian juga sama sekali tak pernah menganggap keberadaannya, ia selalu merasa asing di tengah keluarga besar suaminya itu. Ia hanya akan di anggap ada ketika mereka butuh saja, selebihnya ia bagai makhluk tak kasat mata bagi mereka.

Dan yang lebih menyakitkan Hardian pun kini melakukan hal yang sama, hanya menganggap keberadaannya jika membutuhkan saja. Sakit di perlakukan seperti itu tapi ia tetap bertahan, anak-anaknya masih membutuhkan sosok kedua orang tua yang lengkap.

Dan itulah yang membuatnya bisa kuat sampai saat ini. Ia sudah merasakan bagaimana susahnya hidup tanpa seorang ibu dan ia tak mau anaknya merasakan hal yang sama.

Abraham benar, ia belum mengenal suaminya dengan baik, lelaki itu ternyata tak sebaik yang ada di pikirannya, tapi apa yang bisa ia lakukan sekarang? Menyesalpun juga tak ada gunanya.

Terpopuler

Comments

Nenk Dewi

Nenk Dewi

hai ka el

2022-08-25

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 56 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!