Alan dan Laya
Berada di sebuah restoran mewah salah satu hotel bintang lima yg ada di kotanya.
Terlihat seorang pria tampan yg begitu rapih penampilannya, sedang berbincang serius dengan beberapa orang rekannya.
Alan Ainsley
Baiklah. Kalian selesaikan masalah ini segera.
Alan Ainsley
Saya tidak ingin masalah ini berlarut_larut hingga mengganggu kestabilan perusahaan.
Tuturnya dingin pada dua orang pria lain yg duduk di hadapan.
Alan Ainsley
Oh iya, satu lagi.
Alan Ainsley
Singkirkan mereka sejauh mungkin. Karna tidak ada tempat untuk para pengkhianat.
Imbuhnya mutlak penuh ketegasan.
Sahut kedua anak buahnya bersamaan.
Alan Ainsley
Sekarang kalian boleh pergi.
Kedua anak buahnya pun segera bangkit dari kursinya, membungkuk hormat sebelum kemudian pergi dari sana.
Kini tinggalah Alan sendiri disana, menikmati pemandangan langit sore dengan di temani secangkir kopi yg tersaji diatas mejanya.
Terjadi sebuah keributan yg tak jauh darinya.
Sebuah suara cangkir yg hampir jatuh dari tatakanya setelah menabrak sesuatu yg ada dihadapannya.
Yg disusul oleh suara pekikan kaget sekaligus marah dari seorang wanita.
_
Apa kau tidak punya mata?! Hah..!!
Sejenak Alan tertegun begitu suara itu sampai di telinganya.
Suara itu terdengar seperti tak asing dan sangat familiar baginya.
Tapi untuk menoleh ke sumber suara, entah kenapa kepala Alan begitu enggan rasanya.
_
Kau lihat..! Kau telah mengotori pakaianku, bodoh..!
Alan Ainsley
*Suara itu..?*
(gumamnya dalam hati)
Lagi_lagi jantung Alan tersentak saat suara itu kembali mengusik indera pendengarannya.
_
Kau harus bertanggung jawab..!
_
Pelayan tidak becus sepertimu tidak pantas bekerja disini..!
"Maaf, Nyonya. Saya tidak sengaja."
Terdengar suara seorang gadis menyahutinya dengan suara yg bergetar penuh ketakutan.
_
Cih..! Tidak sengaja kau bilang..?!!!
Tapi wanita itu tetap saja marah dengan suara tingginya.
Bahkan suaranya itu sontak mencuri perhatian beberapa pengunjung lain yg ada disana.
Alan Ainsley
*Telingaku tidak mungkin salah mendengar. Yah..itu suaranya.*
(ujarnya dalam batin)
Kali ini Alan benar_benar yakin pada pendengarannya.
Tidak salah lagi, itu pasti suara wanita yg dulu sangat di kenalnya.
Bahkan dulu sangat dekat dengannya.
Dan kemudian, Alan pun memberanikan dirinya untuk menoleh kearah sumber suara yg tak jauh di belakangnya.
Lirihnya menatap tak percaya.
Ternyata memang benar dugaannya, jika itu adalah suara wanita yg sangat dikenalnya.
Yah, dialah Borra Laya Queen.
Wanita yg dulu pernah hadir di masa lalunya. Dan kini wanita itu jelas_jelas ada didepan matanya.
Terlihat masih cantik, anggun, menawan meskipun usianya tak lagi muda.
Hanya saja, sekarang wanita itu tampak begitu angkuh dengan penampilannya yg glamour dan juga mewah.
Borra Laya Queen
Panggilkan managermu..!
Bahkan ia sama sekali tak merasa berempati pada gadis dengan seragam pelayan yg kini menangis sambil menunduk takut di hadapannya.
"Hiks.. Maafkan saya, Nyonya. Tolong jangan laporkan saya. Saya bisa kehilangan pekerjaaan saya, Nyonya.*
Borra Laya Queen
Apa dengan minta maaf, kau bisa mengembalikan pakaianku yg rusak karna ulahmu.? HAH..!
Tanpa peduli pada banyak mata yg memperhatikannya. Laya semakin meninggikan suaranya, sambil menunjuk pakaian yg terkena sedikit noda kopi di bagian dadanya.
Noda kopi yg bahkan hanya terciprat sedikit saja disana.
Alan Ainsley
Ck..! Bukankah dia terlalu berlebihan..?
Melihat itu Alan pun mulai menggerutu dari tempat duduknya, karna tak tahan dengan tingkah Laya yg sudah sangat berlebihan rasanya.
Alan juga mencintai kebersihan, sangat malah.
Tapi tetap saja, hati nurani selalu diutamakannya. Jadi sekesal apapun itu, Alan pasti akan tetap memberikan toleransi jika memang itu perbuatan yg sama sekali tidak disengaja.
Apalagi melihat pelayan itu yg sudah menangis dan berkali_kali meminta maaf kepada Laya, Alan pun jadi tak tega.
Borra Laya Queen
Sekarang panggil managermu kemari..!
Laya semakin berteriak murka, sama sekali tak peduli pada tangis gadis pelayan yg menunduk ketakutan di hadapannya.
Dan hal itu benar_benar mengusik hati nurani Alan yg langsung bangkit dari kursinya.
Kemudian menghampiri Laya yg semakin menatap nyalang gadis yg ketakutan dibuatnya.
Borra Laya Queen
APA KAU TULI..?! HAH..!
Laya semakin murka saja, karna pelayan itu justru hanya menangis dan tak segera beranjak untuk memanggilkan managernya kesana.
Hingga kemudian amarah itu teralihkan begitu saja, ketika suara Alan menyapa telinganya.
Laya pun langsung mengalihkan pandangannya kearah suara yg memanggil namanya.
Lirih Laya tersentak tak percaya.
Berdiri di sampingnya seorang pria dengan wajah yg tidaklah asing baginya.
Bahkan wajah itu sama sekali tidak berubah, masih sama seperti 20 tahun yg lalu saat terakhir kali ia melihatnya.
Hanya bedanya, sekarang pria itu tampak begitu elegan dan dewasa dengan penampilannya yg rapih serta sebuah kaca mata yg bertengger di hidung mancungnya.
Alan Ainsley
Apa ada masalah?
Tanyanya dingin dan penuh dengan wibawa.
Borra Laya Queen
Ah..! Tidak..!
Borra Laya Queen
Bukan apa_apa.
Sahutnya sedikit gelapan dengan menunjukkan senyum kakunya.
Alan Ainsley
Tapi sepertinya bajumu kotor.
Ujar Alan seraya menunjuk noda kopi di baju Laya dengan matanya.
Meskipun Alan telah menyaksikan dan mendengar semuanya. Tapi ia berusaha untuk memancing Laya agar bisa membaca karakternya, dengan cara berpura_pura seolah ia tak tau apa_apa.
Masih dengan senyum palsunya, Laya menunjuk noda kopi di bajunya.
Borra Laya Queen
Ini hanya kecelakaan kecil saja.
Alan Ainsley
*Cih..! Ternyata kau masih belum berubah, Laya.*
(decihnya dalam hati)
Alan tau benar, gadis seperti apa Laya dulu.
Dan ternyata setelah 20 tahun berlalu, wanita itu ternyata sama sekali belum berubah.
Bahkan sepertinya, semakin bertambahnya usia keangkuhan itu menjadi semakin parah saja.
Borra Laya Queen
Ya sudah. Kau boleh pergi sekarang.
Ujarnya pada si pelayan yg hari ini sepertinya memang sedang sial.
"Terima kasih, Nyonya. Sekali lagi, saya minta maaf atas keteledoran saya."
Kemudian gadis pelayan itupun beranjak pergi dari sana.
Meninggalkan Alan dan Laya yg tiba_tiba sedikit melembutkan suaranya.
Mungkin dalam hati pelayan itu sekarang, Alan adalah penyelamatnya.
Karna seandainya tadi Alan tak datang menghampirinya, pasti sekarang sudah tamat riwayatnya.
Comments
Hafidz Narend
🤨🤨
2024-06-06
0
misha nursiah
cih manusa bermuka dua
2023-07-06
1
park 2 N
kepalangan GK usah pake baju, udh keliatan hampir.semua itu😑😑😑😑
2023-04-17
2