"Ayo kita keluar, aku akan mengumumkan pada semua pegawai," ucap Axel sambil keluar, Leo mengangguk dan mengikuti langkah Axel dari belakang.
Saat Axel berada diluar, ia memanggil seluruh pegawai dan menarik Leo untuk berada di sampingnya.
"Mulai hari ini, Leo saya rekomendasikan sebagai manager cafe, jika mengalami kendala apapun, kalian bisa memberitahukannya pada Leo" ucap Axel dengan berwibawa.
Pegawai lain tampak terkejut, saat pertama kali cafe ini di bangun, mereka bahkan tidak memiliki manager karena sang pemilik akan berada di dalam cafe satu hari penuh.Tapi ketika berganti pemilik, kenapa harus ada manager cafe?, tanda tanya itu muncul di dalam hati para pegawai.
Virly yang mendengar itu merasa sangat senang, ia mulai bertepuk tangan dan mulai diikuti kedua temannya "selamat manager Leo" ucap Virly dengan tersenyum ceria.
"Selamat Leo" diikuti kedua pegawai lainnya.
Benar, hanya Virly yang memberikan ucapan selamat dengan tulus, kedua temannya yang lain hanya memberikan ucapan dengan setengah hati.
Keduanya iri melihat keberuntungan Leo, padahal mereka berdua lah yang lebih dulu bekerja di cafe itu. Tapi, kenapa Leo yang mendapatkan hal sebagus itu?, keduanya tampak tidak senang dengan pencapaian Leo.
Leo hanya tersenyum tipis, setelah melewatkan hari yang penuh drama, akhirnya malam pun tiba, pegawai cafe menutup cafe dan bersiap untuk pulang.
Leo pulang dengan mengayuh sepeda, setelah menempuh perjalanan jauh, setiba dirumah, ia masuk dan melihat Alesa sedang duduk di sofa "ma, kenapa mama tidak tidur?" tanya Leo sambil duduk di sambil Alesa.
"Bagaimana mama bisa tidur jika anak tampan mama belum juga pulang kerumah?" tanya Alesa sambil menggenggam tangan Leo.
Melihat wajah lelah Alesa, Leo berinisiatif untuk memberikan kabar bahagia untuk Alesa "ma, Leo memiliki kabar baik" ucap Leo sambil mencium dan memeluk Alesa.
Alesa terkejut dengan perlakuan Leo, biasanya anak itu hanya duduk di sampingnya, jika Alesa tidak memeluknya terlebih dahulu maka Leo juga tidak akan memulai memeluknya, tapi kali ini berbeda, Leo bahkan berinisiatif untuk melakukannya terlebih dahulu.
"Hei anak nakal, tumben sekali kamu mencium dan memeluk mama?, ada kabar baik apa?," tanya Alesa sedikit antusias sambil mengelus pundak sang putra.
"Haha ... aku tidak nakal,ma" elak Leo, ia pun mulai menceritakan segala kejadian di cafe pada Alesa, Leo bahkan mengatakannya dengan penuh kebahagiaan.
Alesa yang mendengar cerita Leo merasa bangga pada anaknya, ia bahkan sangat senang ketika Leo tersenyum, untuk pertama kalinya Alesa melihat senyum tulus dari Leo.
Biasanya, Leo tersenyum sebagai menghargai kedua orang tuanya, tapi kali ini sungguh berbeda.
"Selamat nak, mama yakin selama ini kamu sudah bekerja keras, terimakasih sudah menjadi dewasa pada saat umur kamu masih tergolong muda" ucap Alesa dengan haru sambil memeluk erat putranya itu.
Leo tersentak kaget dengan ucapan Alesa, ia langsung membalas pelukan itu dan menenggelamkan wajahnya di tengkuk Alesa.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, ketika Marvin masuk, ia melihat istri dan anaknya sedang berpelukan "kalian berdua tidak mengajakku?," tanya Marvin sambil membuka kedua tangannya.
Alesa dan Leo melepas pelukan mereka dan keduanya menoleh kearah Marvin "tidak, aku hanya ingin memeluk anakku saja" tolak Alesa sambil memeluk putranya untuk yang kedua kalinya.
Marvin tercengang mendengar penolakan dari Alesa "lihat saja, aku tidak akan membiarkanmu memelukku" ancam Marvin sambil menjatuhkan kedua tangannya lalu berbalik badan dan ingin pergi.
"Berani kamu?" ucap Alesa sambil membulatkan matanya dengan sempurna.
Mendengar suara menggelegar itu, seketika saja langkah Marvin terhenti, ia sedikit bergidik ngeri mendengar suara Alesa, Marvin mulai berbalik dan melihat Alesa sedang menatapnya dengan tajam.
"Tidak, tidak, kalian lanjutkan saja, aku akan pergi" ucap Marvin dengan gugup sambil meninggalkan keduanya.
Gelak tawa muncul dari Alesa, Leo yang melihat pertengkaran kecil itu juga ikut tertawa, ia sangat senang melihat orang yang melahirkannya tertawa dengan lebar.
"Ma, Leo akan berusaha bekerja untuk keluarga kita, mama tidak perlu pergi mencari pekerjaan, yang harus mama lakukan cukup menunggu Leo dan papa pulang saja," ucap Leo sambil memegang kedua tangan Alesa.
Alesa merasa terharu melihat anak semata wayangnya tumbuh menjadi dewasa "baiklah, mama akan menuruti semua perkataan anak tampan mama." ucap Alesa sambil tersenyum.
Mereka berdua berjalan menuju meja makan, disana Marvin sedang menunggu keduanya agar bisa berkumpul bersama.
"Oh ya Leo, kenapa kamu memeluk mama?, apa ada hal baik hari ini?" tanya Marvin mulai melahap makanan yang ada di depannya.
Leo dan Alesa duduk di kursi mereka masing-masing "benar pa, mulai besok Leo akan bekerja sebagai manager di cafe"
Marvin yang mendengar itu merasa terkejut dan tidak percaya "benarkah?, tapi nak, pekerjaan itu tidaklah mudah seperti yang kamu bayangkan, apa kamu yakin bisa menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan mu?," ucap Marvin sambil melihat kearah Leo.
Leo menatap Marvin hingga keduanya saling bertukar tatapan "papa tenang saja, Leo bisa mengatasi semuanya" ucapnya dengan penuh percaya diri.
Marvin yang melihat itu tidak bisa membantah perkataan Leo "baiklah, papa tidak bisa berkata apapun lagi, papa harap kamu bisa melakukan pekerjaaan itu dengan baik," ucap Marvin dengan melemparkan senyumnya.
Tapi, dibalik senyum Alesa dan Marvin, mereka menyimpan kesedihan yang mendalam, fakta dari berubahnya kehidupan mereka adalah karena kesalahan dari keduanya.
Namun, mereka berdua mencoba tetap tersenyum didepan anak semata wayang mereka, keduanya menutupi rahasia itu dengan sangat rapat sehingga Leo tidak menyadari ada sebuah rahasia dibalik kemiskinannya.
Leo mulai melahap makanannya, ia pun dengan cepat menghabiskan makanan yang ada di piringnya. Setelah selesai ia mulai menanyakan sesuatu yang membuat Marvin terdiam sesaat, "pa, bagaimana dengan perkembangan toko roti kita?" tanya Leo sedikit penasaran.
Marvin sudah menduga Leo akan menanyakan pertanyaan itu, tapi Marvin juga tidak bisa terus menerus menutupi kondisi toko mereka dari istri dan anaknya itu.
Marvin terdiam lalu menghembuskan nafasnya dengan pelan "tidak bagus Leo, toko semakin sepi dan papa juga tidak tau harus berbuat apa" Marvin berbicara sambil menunduk.
Alesa yang mendengar itu memegang kedua tangan Marvin untuk memenangkannya.
Leo merasa hatinya sakit melihat sang papa tertunduk sedih "tidak masalah pa, sekarang gaji Leo cukup untuk menghidupkan keluarga kita, papa lanjutkan saja membuat roti, jika benar-benar tidak ada pelanggan, kita bisa membuka usaha yang lain" ucap Leo sambil memberikan pendapatnya.
"Baiklah" ucap Marvin sambil mengangguk setuju.
"Aku tidak bisa bekerja di perusahaan, jika itu terjadi maka semua usaha kami akan menjadi sia-sia" batin Marvin
Setelah mereka selesai menyantap makanan, Leo berpamitan untuk kembali ke kamarnya.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
reedha
Ada apa di balik semua keadaan keluarga Leo??? apa aku melewatkan sesuatu, sepertinya aku harus baca dari awal lagi, aku penasaran, ceritamu bagus Thor...👍👍👍
2022-10-22
3
claris rista
sabarrr ya keluaega leo
2022-09-17
6
Ž𝓪ℒ⃝ℽÑ
lanjut thor
2022-09-07
15