Nasib Sial dan Nasib Baik

Leo berjalan dan duduk di kursi taman, ia sempat termenung karena memikirkan kehidupan yang menurutnya tidak adil "kenapa nasibku sangat berbeda dengan orang-orang yang ada di kampus ini?" batin Leo sambil menengadahkan kepalanya sambil menatap langit.

Sesekali ia selalu berpikir demikian, hidup yang dijalaninya sungguh sangat sulit, jika itu orang lain, mereka akan langsung melompat dari tepi jurang.

Leo juga hampir memikirkan hal yang sama, lalu seseorang menolongnya dan memberinya arahan untuk selalu mengingat kehidupan orang tuanya sangat sulit untuk menghidupi anak semata wayang mereka. Sejak saat itu juga Leo berpikir untuk belajar apapun agar bisa membuat kedua orang tua bangga padanya.

"Tidak Leo, kamu tidak boleh menyerah, kamu bukanlah orang pengecut. Ingat, kehidupan yang pernah kamu jalani bahkan jauh lebih sulit dibandingkan masalah yang kamu hadapi sekarang ini. Jadi kamu tidak boleh menyerah begitu saja," gumam Leo memberi semangat untuk dirinya sendiri.

Di sudut dinding, seseorang tengah menatap Leo dengan sangat dalam "kenapa dia mirip sekali dengan orang itu?, aku benar-benar penasaran, apa mereka masih hidup atau sudah tiada?, informasi yang aku dapatkan dulu mengatakan bahwa mereka masih belum memiliki anak, tapi bagaimana bisa pria itu mirip sekali dengan mereka?" gumam orang itu sambil berpikir, lalu dengan cepat mengambil gambar Leo dan mengirimkan nya pada seseorang.

"Baiklah Leo, sekarang waktunya untuk masuk kelas, setelah itu kamu harus berangkat bekerja," gumam Leo sambil beranjak lalu berjalan kearah kelas yang akan diikutinya

Leo adalah mahasiswa yang paling populer di kampus, tapi ia mengajukan cuti untuk bekerja agar bisa membantu keuangan keluarga.

Hari itu adalah hari pertama Leo kembali ke kampus dan keesokan harinya ia justru bersitegang dengan anak pemilik kampus.

Memikirkan masalah itu saja sudah membuat Leo semakin pusing, tapi ia harus menjalankan rutinitas dengan normal agar tidak mengganggu konsentrasi belajarnya.

Leo masuk kedalam kelas berikutnya, setelah dua jam berlalu, akhirnya kelas berakhir dengan tenang.

Semua orang sudah keluar dari kelas, sedangkan Leo tidak beranjak dari tempat duduknya, ia justru menempelkan wajahnya di meja sambil memejamkan mata.

Rain dan teman-temannya yang melewati ruangan itu melihat Leo sendiri yang sedang tertidur pulas, ia tersenyum smirk seperti memiliki ide licik.

Brakkk

Rain menggebrak meja Leo, sedangkan Leo tidak bereaksi sama sekali, ia bahkan tidak terlihat seperti ada kejadian apapun.

Rain merasa kesal karena melihat Leo tidak meresponnya "hei anak miskin, aku belum memberimu pelajaran karena pak Axel melindungi mu, tapi sekarang dia tidak ada disini, jadi kau tidak akan lolos dengan mudah" ucap Rain sambil tersenyum.

Leo terlihat sangat kesal, ia benci berurusan orang-orang yang menyulitkan nya, bahkan ia tidak suka memakai jalur kekerasan.

Leo terbangun dan mengangkat tasnya, namun lagi-lagi Rain menghalangi langkah kaki Leo "minggir!" ujar Leo dengan tegas. Wajah kesalnya bahkan terlihat tampak sangat jelas.

Namun, Rain dan teman-temannya justru semakin bersemangat untuk mengganggu Leo.

"Aku tidak perlu memperjelas statusku disini, jika kau tidak ingin aku mengganggumu maka segera keluar dari kampus ini." ucap Rain dengan nada sombong.

"Aku tidak perduli!" ucap Leo tegas sambil memutar bola mata dengan malas.

Saat Leo hendak melangkahkan kakinya lagi, Rain kembali menghadang Leo "sudah ku katakan, kau harus setuju dengan perkataanku." ucap Rain dengan sombong.

Leo yang tidak ingin terlambat pergi bekerja, langsung memegang tangan Rain dan membantingnya.

Brukkk

Bunyi itu terasa sangat kuat, orang yang mendengarnya bahkan menutup mata mereka lalu mengintip dan melihat Rain tengah terbaring di lantai.

"Aku peringatkan sekali lagi!, jangan pernah menggangguku!" Leo mengatakannya dengan sorot mata yang tajam.

Orang-orang tercengang melihat keberanian Leo melawan anak pemilik kampus, mereka tidak tau harus menampilkan wajah bahagia atau menangis, faktanya, siapapun yang tidak menuruti perkataan Rain, maka kehidupannya di kampus akan sangat sulit.

Leo melangkahi tubuh Rain, lalu saat temen-teman Rain ingin membalas, Leo melirik mereka dengan tajam hingga mereka takut dan memilih untuk membantu Rain.

Rain termenung karena terkejut, ini adalah pengalaman pertama kali untuknya "sialan!, lihat saja, aku akan membuat hidupmu menderita!" geram Rain sambil melihat punggung Leo.

Leo mengambil sepedanya dan mengayuhnya dengan perlahan, sampai di sebuah cafe, Leo menaruh sepedanya di parkiran lalu masuk kedalam.

Barista cafe yang melihat Leo tiba, ia pun langsung menghampiri Leo "bos baru sudah berada disini, ia mengatakan ingin menemui seluruh pegawai cafe, jadi cepatlah pergi untuk menemuinya," ujar Virly sambil memukul pelan pundak Leo.

Leo mengangguk dan bergegas menuju ruangan sang pemilik cafe "permisi pak" ujar Leo sambil mengetuk pintu.

"Masuk" sahut pemilik cafe.

Leo membuka pintu dan ketika melihat postur tubuh orang itu, betapa terkejutnya Leo "bapak?" ucap Leo mematung di depan pintu.

Sang pemilik cafe yang sedang menunduk segera menengadahkan kepalanya, lalu ia pun juga ikut terkejut melihat Leo berada di cafe miliknya "Leo?, kamu bekerja disini?" tanya pemilik cafe yang tak lain ada Axel.

Leo tidak menjawab, ia hanya mengangguk dan segera duduk didepan Axel.

Walau sudah terpisahkan oleh meja Axel tampak terlihat canggung, ia yang sedari awal sangat penasaran, kini memiliki kesempatan untuk membuat Leo berbicara sendiri mengenai keluarganya.

Axel memiliki ide cemerlang, ia memiliki rencana yang super bagus "Leo, sudah berapa lama kamu bekerja di cafe ini?" tanya Axel dengan wajah serius.

"Sudah satu tahun pak" jawab Leo dengan santai.

"Baiklah, karena kamu sudah berpengalaman, bagaimana jika saya menunjuk kamu sebagai manager cafe ini, apa kamu setuju?"

Leo terlihat binggung "tapi pak, bagaimana bisa seperti itu?, bapak bahkan belum mengenal saya" ucap Leo dengan binggung.

"Kamu masuk kedalam kampus elit di negara ini dan itu bukanlah hal yang mudah untuk di capai, jadi tentu aku bisa mempercayakan cafe ini padamu. Tenang saja, saya akan menaikkan gaji kamu" ucap Axel sambil tersenyum.

"Jika aku menahannya disini, otomatis aku bisa menyelidiki semuanya dengan sangat mudah," batin Axel.

Leo yang mendengar itu terlihat sangat bahagia "baik pak, terimakasih." ucap Leo sambil berdiri dan membungkuk.

Axel beranjak dari kursi lalu berdiri di samping Leo "Ini nomorku, mulai sekarang aku mempercayakan cafe ini padamu," ucap Axel sambil menyerahkan nomor ponselnya dan menepuk pelan pundak Leo.

"Sekali lagi terimakasih pak" ucap Leo sambil tersenyum tipis.

Dalam satu hari, Dirinya bisa mendapatkan 2 hal yang sangat berbeda, yaitu nasib sial dan nasib baik.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

reedha

reedha

Siapa dia..... dosennya Leo kah?

2022-10-21

4

Olivia Fira

Olivia Fira

dua nasib sekaligus wkwkw

2022-10-06

8

Owin Lui

Owin Lui

dua nasib dalam satu hari mah udah biasa

2022-10-05

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!