Leo yang memiliki sifat cuek tidak memperdulikan perkataan orang lain, ia hanya ingin belajar dan masuk ke perusahaan besar agar bisa menghasilkan uang yang banyak.
Tapi sepertinya, keinginan itu tidak mungkin bisa terkabul dengan mudah, karena dirinya baru saja menyinggung seorang tuan muda kaya raya. Dan kebetulan orang itu adalah anak pemilik kampus tempat dimana Leo menimba ilmu.
Leo menaruh sepedanya, dan pergi menuju ruang kelas, "huft, aku tidak perduli apa yang akan dia lakukan, tetapi yang pasti, aku tidak akan membiarkannya menghancurkan semua kerja kerasku." gumam Leo yang berjalan masuk kedalam kelas.
Beruntung saat masuk kelas, dosen yang menyandang gelar killer belum terlihat di dalam kelas dan hal itu membuat Leo merasa lega.
Pelajaran yang di ambil oleh Leo adalah mengenai bisnis, ia yang baru saja bergabung dalam kelas ini ingin memperdalam ilmu bisnis agar bisa ahli dalam bidang bisnis.
Leo yang hidup dalam keadaan sulit, belajar mengenai berbagai bidang, hal-hal yang tidak mungkin di lakukan oleh orang miskin, mampu di terobos oleh Leo. Bagi Leo tidak ada hal yang tidak mungkin untuk di capai jika seseorang itu memiliki kegigihan yang tinggi.
Saat dosen itu masuk, matanya menyusuri seluruh ruangan, dan pandangannya terhenti pada Leo.
Deg
"Terlihat sangat familiar" batin dosen itu
"Perkenalkan, saya Axel Austin V, mulai hari ini saya akan mengajar dalam pelajaran ini, jadi untuk kedepannya semoga kalian bisa lulus dalam pelajaran saya, dan ya ... sekarang kalian bisa memperkenalkan diri," ucap Axel sambil berdiri di tempatnya.
"Apa ini?, tidak biasanya dosen meminta hal seperti itu, walaupun kita memperkenalkan diri hari ini, belum tentu besok kita akan masuk ke kelas ini lagi"
"Sudahlah, ikuti saja kemauannya, kau tidak mungkin tidak masuk ke dalam kelas ini, karena ini adalah SKS yang sangat kita butuhkan"
"Kau benar, aku tidak ingin mengambil resiko karena aku mendengar gelar yang disandang nya yaitu Axel si dosen killer"
Para mahasiswa tidak ingin mengambil resiko apapun, mereka tidak membantah dan mulai memperkenalkan diri satu persatu.
Kini sampailah giliran yang ditunggu-tunggu "Leo Varrow Z" Leo berdiri dan memperkenal kan dirinya, seluruh mata mahasiswa tertuju padanya.
Ketampanan Leo mampu membuat seluruh mahasiswa terkagum-kagum.
Axel terkejut ketika Leo memperkenalkan diri "Varrow?, dia juga memiliki nama belakang Z, atau jangan-jangan dia ... ?" batin Axel
"Boleh saya tau dari mana kamu mendapat nama Varrow?, dan apakah Z itu nama keluargamu?" tanya Axel sedikit penasaran
Leo yang mendengar itu mulai mengeryitkan dahinya, "Pak, sebelumnya saya meminta maaf, sepertinya saya tidak punya kewajiban menjawab pertanyaan itu, faktanya ini tentang keluarga saya dan itu adalah hal yang sangat sensitif untuk di katakan didepan umum" jawab Leo dengan sopan sambil membungkuk sebagai permintaan maaf.
Para mahasiswa terkejut mendengar Leo menolak untuk menjawab, mereka bahkan mulai berbisik-bisik mengenai kepribadian Leo.
"Wah, aku mengaku dia sangat tampan tapi darimana keberanian itu muncul, dia bahkan dengan santai menolak menjawab pertanyaan pak Axel"
"Dia orang pertama yang menolak menjawab pertanyaan pak Axel, menurutmu bagaimana hari-harinya didalam kelas ini?"
"Tamat sudah, berani-beraninya dia menyinggung pak Axel"
Axel yang mendengar itu tersenyum canggung "ah ... maafkan saya sudah bertanya terlalu jauh, baiklah, kamu bisa duduk kembali" ucap Axel sambil membuka bukunya dan mulai mengejar.
Seluruh mahasiswa yang ada di kelas itu terkejut mendengar Axel meminta maaf dengan sangat mudah, sebelumnya mereka mendengar bahwa dosen killer itu bahkan tidak membiarkan siapapun menolak menjawab pertanyaannya, jika tidak, mereka akan mendapat hukuman dari Axel.
Leo yang mendengar permintaan maaf itu mengangguk dan kembali duduk, ia tidak memperdulikan bisikan-bisikan didalam kelas itu, menurutnya yang paling penting adalah belajar dan terus belajar.
Setelah pelajaran selesai, Leo langsung keluar dari kelas dan saat dirinya berada didepan pintu, ia dihadang oleh seseorang
"Minggir lah, kamu menghalangi jalanku, " usir Leo dengan nada dingin.
Orang itu terlihat sangat kesal, ia tidak terima Leo dengan berani memerintahnya, "kau sungguh berani memerintah ku? kau tidak tau siapa pemilik kampus ini?" tanya orang itu dengan nada sombong.
"Jika aku tidak tau, maka aku tidak akan pernah masuk kedalam kampus ini" jawab Leo dengan datar.
Axel yang melihat para mahasiswa tidak keluar langsung menoleh kearah pintu, ia melihat Leo sedang di cegat oleh anak pemilik kampus, ia ingin menghentikan perdebatan itu, tapi siapa sangka Leo berani melawan mereka.
"Artinya kau tau siapa aku, lalu kenapa anak miskin sepertimu bisa bersikap sombong di hadapanku?" tanya orang itu dengan nada sombong.
"Kau bukanlah pemegang kendali kampus ini, jadi untuk apa aku takut padamu?," tanya Leo dengan sorot mata tajam.
"Kau ini!" ucap orang itu dengan kesal lalu melemparkan pukulannya di ke wajah Leo.
Axel terkejut dan ingin menghentikan pertengkaran itu, tapi ia justru melihat hal yang tak terduga lainnya.
Leo menangkap tangan orang itu dengan sangat cepat "walaupun aku miskin, aku mempelajari berbagai hal, jangan pernah meremehkan orang miskin sepertiku" ucap Leo dengan datar dan menghempas tangan orang itu dengan kasar.
Walaupun Leo bisa mengatasinya, Axel sebagai dosen tidak akan membiarkan sesama mahasiswa saling membenci "Lakrain Ziler, aku akan memberimu tugas tambahan" ucap Axel yang muncul di belakang Leo.
Rain terkejut mendengar suara itu, ia tidak menyangka kelas yang di tangannya adalah kelas sang dosen killer.
"Sial!, kenapa harus dia!" batin Rain takut
Pasalnya tidak ada yang bisa membantah peraturan atau hukuman yang di berikan oleh Axel, termasuk keluarga Ziler sendiri.
"Ta-tapi pak, bagaimana bisa aku mendapat hukuman kalau aku tidak mengikuti kelasmu?" tanya Rain dengan sedikit takut.
"Rain, kau tidak lupa aku mengajar di kelas apa saja bukan?" tanya Axel sambil tersenyum.
Rain teringat, dosen yang ada di hadapannya ini sangatlah multi talenta, di usia muda, ia sudah bisa menjadi dosen bahkan dosen yang sangat di takuti di universitas Standziler.
"Sekarang pergilah!" usir Axel dengan senyuman di sertai tatapan tajam.
Rain pergi dengan ketakutan, sedangkan Leo menoleh kebelakang "terimakasih pak Axel" ucap Leo sambil membungkukkan tubuhnya dan pergi dari hadapan Axel.
Para mahasiswa yang belum keluar tidak berani ikut campur jika itu menyangkut Rain, karena itulah mereka hanya diam dan setelah mendapat bantuan Axel, mereka bernapas lega membubarkan diri.
Tidak hanya itu, mereka juga menyebarkan rumor tentang Axel yang mendisiplinkan anak dari pemilik kampus.
"Dia sangat mirip dengan seseorang, aku harus memberitahukan hal ini pada papa " gumam Axel sambil menatap punggung Leo.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
alfy
semngatt thorr
2022-10-22
16
reedha
Enggak usah terkejut kali, hak setiap orang untuk tidak menjawab pertanyaan pribadi di depan umum
2022-10-21
5
reedha
Betul Leo, tekad yang kuat dapat menghalau segala hambatan... semangat raih cita-citamu
2022-10-21
5