Pantas saja banyak pria yang tergila-gila pada Yukata Nari. Ternyata sang tokoh utama memang berparas sangat cantik, persis seperti visual dalam Novel. Melihatnya secara langsung benar-benar berbeda. Lucy sampai kesulitan mendeskripsikan Yuka saking cantiknya wanita tersebut.
Bentuk tubuh dan wajah Yuka hampir mendekati kata sempurna. Tiap kali wanita itu bicara atau bergerak, Lucy selalu terkesiap dalam kekaguman. Apalagi ia sangat menyukai rambut cokelat Yuka yang bergelombang.
Sejak dulu dirinya ingin memiliki bentuk rambut seperti itu, tapi apa daya rambutnya ditakdirkan berwarna hitam. Meski demikian Lucy tak akan mengeluh sedikit pun. Gadis itu sudah cukup puas dengan rambut lurusnya yang panjang sampai ke bahu.
"Jadi, kau bilang gadis ini dibawa oleh Kode?" tanya Yuka mengambil perhatian semua orang di ruang tamu. Sekarang ia telah duduk di samping Leonidas dan bersandar pada bahu pria itu. "Aku cukup terkejut karena dia tak pernah membawa perempuan hidup-hidup, haha."
Walaupun Yuka dan Leonidas tertawa keras, tapi itu tak berhasil menggoda Lucy yang nampak tampangnya sedang gugup. Ia tetap bertahan dalam ketakutannya terhadap Kode. Perkataan Yuka tadi membuktikan bahwa pria gila itu memang berencana membunuhnya nanti.
Leonidas yang menyadari kegugupan tamunya sontak menoleh pada Yuka untuk berkata, "Santai sedikit, Sayang. Kau membuat dia takut."
"Oh, maafkan aku karena tidak memperhatikanmu," celetuk Yuka buru-buru mengulurkan tangan pada Lucy sebagai salam perkenalan. "Namaku Yukata Nari. Aku menikah dengan Leo setahun lalu."
"A-Aku Lucy Mitsury," balas Lucy tak dapat mengendalikan rasa gugupnya saat melakukan jabat tangan.
Dugaannya terbukti benar, tangan Yuka memang mulus dan halus seperti kelihatannya. Jika tak sedang dalam situasi gawat mungkin Lucy enggan melepas acara jabat tangan tersebut. Ia sungguh penggemar berat Yuka karena dalam novel wanita itu mempunyai kepribadian kuat.
"Lupakan dulu tentang gadis ini. Apa kau bawa barangnya?" Tiba-tiba saja Leonidas mengalihkan pembicaraan ke arah lain.
Yuka yang paham maksud pertanyaan tadi segera berdiri dari sofa. Sedetik kemudian ia menyingkap rok pendeknya untuk sedikit menurunkan ****** *****. Tanpa ekspresi apa pun wanita itu mengeluarkan sesuatu dari sana dan memberikannya pada Leonidas.
"Maaf, k'k-kalian sedang melakukan apa?" tanya Lucy kaget bercampur heran.
Lalu dengan senyum lebar Yuka memberi jawaban, "Ternyata kau gadis polos, ya. Benda yang tadi aku berikan pada Leo adalah sabu-sabu."
"Hah, kau menyimpan sabu-sabu di dalam anumu...?" Lucy kaget menutup mulut.
"Seratus poin untukmu, Lucy! Aku memang menyembunyikan sabu-sabu itu di dalam anuku."
"Apa kau serius?" Lucy mengerutkan kening.
"Tentu saja. Jika disembunyikan di sana polisi tak akan tahu. Sulit untuk menyelundupkan narkoba ke ibu kota karena penjagaannya ketat. Palingan aku hanya bisa membawa dalam jumlah kecil."
Leonidas yang sudah mengecek barang dari Yuka langsung tersenyum puas. Ia mencium bungkus sabu-sabu kemudian berkata, "Wangi Pinkky-mu masih tertempel di sini, Sayang."
"Ah, jangan bilang begitu! Kau ingat kan ada tamu di sini," timpal Yuka tersipu malu sambil duduk di pangkuan Leonidas ia mencubit genit suaminya itu. Tanpa memikirkan sekitaran dan kondisi saat ini mereka saling mengec*up bibir satu sama lain.
Detik itulah Lucy berpikir lebih baik ikut bersama Kode daripada tinggal di sini. Ia hampir menangis karena tak mengerti kelakuan aneh Yuka dan Leonidas. Cukup sudah dirinya syok berat oleh sabu-sabu yang disembunyikan dalam ********. Gadis itu tak ingin menyaksikan hal aneh lainnya.
Ketika berharap Kode segera pulang, pria itu benar-benar muncul dari pintu masuk dan membuat Lucy tersenyum cerah. Tanpa sadar ia beranjak menghampiri Lucy karena terlalu senang. "Ke mana saja kau baru kembali sekarang? Aku cukup stres di sini jika kau tidak tahu!"
"Apa yang terjadi sampai kau lebih takut pada mereka dibanding padaku?" selidik Kode mengangkat sebelah alisnya.
Lucy menjawab dengan polosnya, "Yuka tadi baru saja mengeluarkan sabu-sabu dari Pinkky-nya. Itu gila, kan?"
"Biasa saja. Anunya Yuka tidak akan terbakar, karena sabu-sabunya telah dilapisi pelindung. Jadi, kau tak usah cemas." Jawaban Kode berekspresi Serius.
Lucy berkata seperti tadi itu bukan karena ia mengkhawatirkan nasib kema*luannya Yuka. Namun, dari percakapan barusan terbukti jika Kode juga tidak waras. Dengan kata lain dirinya tak bisa mengandalkan pria itu. Lagi pula sejak awal Kode memang tidak akan bisa dimanfaatkan.
Lupakan tentang masalah tersebut. Kini ingatan Lucy melayang pada alur asli novel dan coba mencocokkannya dengan situasi sekarang. Dilihat dari sikap Kode sudah jelas bila pria itu belum terobsesi pada Yuka. Menurut alur aslinya, Leonidas mengalami kesulitan setelah kelompok mafia lain menghancurkan bisnis gelapnya.
Di saat itulah Yuka yang sangat mencintai suaminya mengambil sebuah keputusan. Katanya, "Aku akan menerima lamaran Sean Kalev. Orang itu pasti bisa membantu kita keluar dari masalah ini."
Begitulah bagaimana sang tokoh utama perempuan berakhir menikahi Sean Kalev, salah satu orang kaya berpengaruh di Kota Ertik. Pria itu sudah menyukai Yuka dari awal sehingga langsung setuju ketika ditawarkan pernikahan kontrak. Sean bisa mendapat wanita idamannya dengan syarat memulihkan bisnis Leonidas.
Usaha untuk mengembalikan bisnis tersebut tak luput dari peran Kode. Dengan senang hati ia mengulurkan tangan guna membantu sang kakak, membasmi siapa saja yang berniat mengusik. Karena sering bertemu Yuka dalam waktu lama perasaan suka tumbuh di benaknya.
Hanya saja mereka tak bisa bersatu mengingat Yuka telah menjadi istri Leonidas. Ada aturan di Ertik yang melarang saudara kandung untuk menikahi perempuan yang sama. Pada awalnya Kode masih bersikap biasa, tapi seiring berjalannya waktu perasaan suka tersebut berubah menjadi obsesi.
"Kakak, tolong izinkan aku membunuhmu agar aku bisa menikahi Yuka," pinta Kode sudah siap mengobrak-abrik isi kepala Leonidas dengan pistol di tangannya.
Akan tetapi, aksi nekat tersebut digagalkan oleh Sean dan suami Yuka yang lain. Wanita itu berhasil menikahi lima pria dalam waktu singkat. Pernikahan mereka tak selalu berdasarkan cinta karena Yuka ingin hubungan dengan simbiosis mutualisme, di mana kedua belah pihak saling menguntungkan.
Lalu, nama Kode tidak masuk dalam daftar pria yang bisa memberi keuntungan. Biarpun pria itu kuat dan telah membunuh banyak orang, tetapi Yuka tak menaruh minat terhadap manusia sinting yang menjadikan pembunuhan sebagai hobi. Ia ingin cari aman dan pilihan paling bijak adalah menghindari Kode.
"Sampai kapan pun aku tidak akan menyukaimu jadi menyerahlah. Berhenti membuatku dan kakakmu kerepotan," ujar Yuka yang telah muak.
Kode mengiyakan teguran itu lewat jalur bunuh diri. Pada akhirnya ia meregang nyawa akibat meminum racun setelah ditolak Yuka. Lagi pula dirinya tak sudi jika harus menghabiskan hidup dengan melihat Yuka yang bahagia bersama pria lain. Opsi terbaik adalah meninggalkan dunia selamanya.
Tokoh antagonis yang selalu mengganggu pun lenyap dan novel Harem Yukata Nari selesai dengan akhir bahagia. Lucy tak akan pernah melupakan bagaimana novel tersebut berakhir. Ia sangat puas mengenai kematian Kode, Lucy pun menyukai Yuka yang hidup rukun bersama para suaminya.
"Kenapa kau melamun?"
Lucy berhenti memikirkan tentang novel karena suara Kode merangsek ke telinganya. Ia sempat tersentak kaget, tapi berhasil mengubah ekspresinya menjadi normal kembali. Dengan tenang gadis itu menjawab pertanyaan tadi, "Aku hanya sedang berpikir bagaimana nasibku sekarang. Bukankah kau mempunyai rencana buruk terhadapku?"
"Jangan terlalu berpikir negatif, Lucy," balas Kode tersinggung. "Dengar ya, aku ini paling hanya mengobok-obok tubuhmu saja untuk membuktikan sesuatu."
Sudah Lucy duga jika ia akan dijadikan kelinci percobaan oleh pria sinting ini. Tentu saja ini merupakan kabar buruk. Namun, otaknya berusaha mencari jalan keluar dan berakhir dengan melihat Yuka yang tampak mesra bersama Leonidas.
Mereka adalah pasangan favorit Lucy dalam novel. Jujur gadis itu tak tega bila harus memisahkan dua orang tersebut demi keuntungan pribadi. Walaupun pada awalnya ingin menjadi Yuka, tapi saat ini situasi telah berbeda sehingga ia harus berpikir panjang.
Sekarang Lucy disodorkan pada dua pilihan sulit, yaitu antara mendukung Yuka dan Leonidas atau menghasut Kode untuk merusak hubungan dua orang itu. Apa pun keputusannya ia akan tetap gelisah karena tak tahu akhir dari dua pilihan tersebut.
...****************...
...To Be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments