4) Lucy Ngiler Melihat Pria Tampan

"Sepertinya tangkapanmu kabur jadi aku berbaik hati mengantarkannya."

Lucy tak berkutik saat Leonidas menyebutnya sebagai 'tangkapan' dengan senyuman dan nada mengejek. Alasan diamnya gadis ini bukan karena takut, melainkan karena sedang memikirkan betapa bidangnya dada dan bahu Leonidas. Saking luasnya dada dan bahu pria itu ia merasa bisa membangun peternakan di sana.

Bahkan mungkin dada dan bahu Leonidas dapat menampung semua populasi umat manusia di Dunia ini. Itulah yang Lucy pikirkan sementara air liur menetes dari mulutnya. Dalam hati ia memaki karena tak bisa menghindar jika berhubungan dengan dada dan bahu Pria tampan. Gadis itu paling suka bahu Leonidas dalam novel Harem Yukata Nari.

"Tanpa bantuanmu pun aku bisa menangkap kembali Lucy," ucap Kode menarik perhatian dua orang di depannya.

Leonidas yang mendengar nama asing sontak mengernyit heran. "Lucy? Apa itu nama gadis ini?" tanyanya sembari merangkul Lucy.

"Memang siapa lagi?" Kode menyahut dengan jengkel kemudian menarik Lucy dari rangkulan sang kakak. Ekspresinya bertambah suram saat berkata, "Aku sedang dalam suasana hati jelek saat ini. Bisakah kau pergi sekarang?"

"Tentu. Aku akan pergi setelah menyelesaikan urusanku," ujar Leonidas beranjak ke mobilnya dan membuka bagasi.

Lalu pria itu mengeluarkan sesuatu dari sana, tepatnya mengeluarkan kantong panjang berwarna oranye dan menyeretnya ke hadapan Kode. Dengan wajah tanpa beban ia berkata, "Ini adalah mayat yang aku katakan di telepon. Tolong urus mereka karena aku tidak punya waktu."

"Harusnya kau lebih berhati-hati. Lain kali aku tidak mau terlibat dengan urusanmu lagi. Tidak bisakkah kau mengurus penyelundupan narkoba tanpa ketahuan?" ketus Kode menatap kantong mayat tadi.

Sambil mengangkat bahu tak acuh Leonidas menimpali, "Ini salah para cecunguk itu. Mereka adalah bawahan dari bandar lain dan melaporkanku yang melakukan penyelundupan lewat perut ikan, padahal aku sudah membeli kapal untuk rencana ini. Aku rugi besar!"

"Tapi, sekarang kau sudah balik modal, kan?" Ketika bertanya seperti itu Kode menginjak kantong mayat tadi, untuk memastikan bahwa mereka memang telah dimutilasi. "Menyedihkan sekali sampai kau harus menjual organ manusia. Apa kau sudah jatuh miskin?"

"Awalnya aku membunuh mereka dengan niat memutus rantai ekor dari penyelundupan kali ini. Hanya saja itu terlalu menguras tenaga. Jadi, aku pun berpikir untuk menjual organ mereka." ujar Leonidas.

"Jika sampai datang ke sini berarti kau sedang kesulitan. Skala penyelundupan kali ini cukup besar, ya?" Kode bertanya.

"Benar sekali. Meski sudah menyamar sebagai polisi, tapi bisa saja aku dicurigai dan diikuti saat datang ke rumahmu. Cepat bereskan mayat-mayat itu dan pindahlah besok!" ucap Leonidas.

Kode tak sempat protes karena Leonidas langsung berlari masuk ke mobil dan meninggalkannya. Ia mengepalkan tangan keras-keras lalu mengembuskan napas secara perlahan. Setelah agak tenang pria itu pun menarik ujung kantong mayat untuk diberikan pada Lucy.

"Tarik kantong ini bersamaku," titahnya memaksa.

Karena takut disika Lucy pun terpaksa menarik kantong mayat dengan tubuh gemetaran. Selain disebabkan oleh udara dingin, tubuhnya juga bergetar ketika mengingat ulang percakapan antara Leonidas dan Kode. Pasti dirinya akan bernasib sama seperti mayat-mayat tersebut jika melakukan kesalahan.

"Berhenti di sini dan tunggu aku keluar. Ingat untuk tidak berusaha kabur karena itu tak ada gunanya," kata Kode sedikit mengancam sebelum masuk ke rumahnya.

Lucy yang sudah tak punya minat untuk kabur spontan mengangguk setuju. Gadis itu menunggu di halaman rumah sambil melirik ke sekitar. Sekarang ia sadar di hutan luas ini hanya ada rumah Kode saja. Dengan kata lain peluang untuk melarikan diri adalah nol persen.

Setelah menunggu sekitar 10 menit akhirnya Kode keluar membawa bensin dan pemantik api. Tanpa bicara sepatah kata pun ia membuka kantong mayat tadi, mengeluarkan semua mayat dari sana lalu menyiramnya dengan bensin. Yang terjadi selanjutnya tentu saja adalah membakar mayat tersebut.

"K-kenapa kau membakar mereka?" tanya Lucy spontan.

Kode yang semula fokus pada kobaran api refleks menoleh pada gadis itu. Sambil tersenyum sarkastis ia menjawab pertanyaan barusan, "Ini dilakukan untuk menghilangkan jejak. Aku tidak mau ambil risiko jika polisi sampai menyelidiki ke sini dan menemukan mayat mereka."

"Tinggal kubur saja yang dalam. Polisi pasti tidak akan tahu." Jawaban Lucy.

"Kalau semua polisi sepertimu maka kasus pembunuhan akan naik tiap harinya." ujarnya Kode.

"Apa kau sedang mengejekku?" Lucy mencibir.

Tanpa ragu Kode mengangguk dan kembali menjelaskan, "Jika dikubur polisi akan tetap menemukannya karena tanah yang terlihat berbeda. Meski sudah dimutilasi, tim forensik masih bisa menemukan informasi lewat potongan tubuh manusia."

"O-oh, aku tidak tahu tentang itu," sahut Lucy berharap pembicaraan ini segera berakhir.

Kode melanjutkan penjelasannya, "Dibakar seperti ini pun masih bisa meninggalkan jejak, contohnya gigi. Itu salah satu yang bisa digunakan dalam proses identifikasi korban. Tiap struktur gigi manusia itu berbeda dan memudahkan tim forensik untuk mengidentifikasi mayat."

Luci menanggapi, "Kalau begitu kenapa kau membakarnya? Gigi manusia kan tidak hancur meski dibakar begini."

Kode tertawa pelan dan menjawab, "Itu karena salah satu mayat ada yang memiliki tato. Jadi, aku membakarnya supaya tato tersebut sulit dilihat. Kau tidak tahu ya jika tato pun bisa digunakan untuk mengidentifikasi korban?"

"Sejujurnya aku tak pernah mempelajari tentang hal tersebut, tapi aku sedikit mengerti. Keluarga korban pasti melaporkan tentang orang hilang pada polisi. Mereka akan memberikan ciri-ciri orang hilang seperti tato dan polisi bisa mencocokannya dengan mayat. Aku benar, kan?" tebak Lucy serius.

Kode menjawab, "Benar sekali. Kau cepat belajar. Mengapa tidak mencoba jadi pembunuh saja?"

"Tidak, terima kasih." tanggapan Lucy.

Lalu setelah itu tak ada percakapan lagi. Tanpa bicara Kode memadamkan api dan mengeluarkan mobil dari bagasi. Pria itu memasukkan kembali mayat yang telah dibakar ke dalam kantong, kemudian menyuruh Lucy untuk segera masuk ke mobil. Sepanjang perjalanan pun mereka juga tidak mengeluarkan suara.

"Aku akan membuang mayat ini ke beberapa tempat. Biasanya tim forensik kesulitan jika mayat yang dimutilasi dibuang secara acak. Meski berhasil diidentifikasi, tapi membutuhkan waktu lama. Selagi melakukan pekerjaan ini kau tunggu di rumah kakakku," tutur Kode menepikan mobilnya di depan rumah besar.

Lucy tak berani protes karena lawannya adalah pria sinting dengan otak cerdas. Lewat kejadian hari ini ia jadi tahu bila Kode bukan sekadar pembunuh biasa. Ternyata pria itu paham betul tentang bagaimana cara menghilangkan jejak pembunuhan yang baik.

"Bikin merinding saja. Dulu saat membaca novel aku tidak tahu jika Kode seseram ini," gumam pelan Lucy saat diantar masuk ke rumah oleh seorang pelayan.

Gadis itu duduk di ruang tamu sambil menunggu tuan rumah datang. Tak butuh waktu lama Leonidas pun muncul dari lantai atas untuk menemuinya. Kini ia dapat melihat jelas rupa pria itu, sungguh tampan luar biasa. Pratagonis Pria dalam novel memang selalu mempesona.

Secara fisik Leonidas dan Kode tidak berbeda jauh. Mereka sama-sama memiliki rambut serta iris mata yang hitam pekat, hidung mancung seolah keringat dapat bermain seluncuran di sana, alis tebal mengalahkan ulat bulu, bibir menggoda seakan minta dici*um, dan bentuk tubuh yang dapat menghancurkan iman kaum hawa.

Perbedaan antara adik kakak itu hanyalah bahu saja. Leonidas dianugerahi bahu bidang yang cocok untuk menjadi sandaran bagi wanita. wajahnya pun dua kali lipat lebih tampan dari Kode. Jika ada perlombaan pria paling tampan di novel Harem Yukata Nari ini maka Leonidas Aides akan keluar sebagai pemenangnya.

"Air liurmu hampir menetes ke lantai, tuh!" Sahut Leonidas menatap Lucy dari seberangnya.

Lucy tersentak kaget dan buru-buru menyeka air liur di ujung bibirnya, sedangkan Leonidas yang duduk di depan tertawa terbahak-bahak. Lucy merutuk dalam hati karena terpesona oleh ketampanan pria itu. Namun, dirinya juga bersyukur bisa melihat Leonidas yang merupakan tokoh favoritnya.

"Jadi, apa hubunganmu dengan adikku?" tanya Leonidas sambil mengamati penampilan Lucy yang hanya mengenakan jaket tanpa bawahan.

Sadar tengah diperhatikan, Lucy refleks memeluk tubuhnya sendiri agar tidak dilihat lagi. Begitu Leonidas mengalihkan tatapannya dari Lucy, Lucy pun menjawab, "Aku sendiri juga bingung. Tunggu Kode kembali saja dan kau bisa bertanya pada dia."

Lucy tidak mendapat balasan karena seorang wanita masuk ke ruang tamu dan mendapat perhatian dari Leonidas. Pupil matanya membesar ketika tahu wanita tersebut adalah Yukata Nari, sang tokoh utama perempuan. Ia tak mengira jika mereka akan bertemu secepat ini.

Sementara di sisi lain, Yuka yang baru datang mengernyit heran dengan kehadiran orang asing. Ia menatap Leonidas dan bertanya, "Siapa gadis kecil ini? Apa dia datang untuk membeli narkoba?"

...****************...

...To Be Continue...

Episodes
1 1) Transmigrasi Ke Novel Menjadi Gadis Kelinci
2 2) Mati Lalu Hidup Berulang Kali
3 3) Melarikan Diri
4 4) Lucy Ngiler Melihat Pria Tampan
5 5) Bertemu Pratagonis Wanita
6 6) Bertemu Pria Tampan Lagi, Berkulit Eksotis
7 7) Mencari Identitas Lucy
8 8) Mencari Identitas Lucy • 2
9 9) Kesialan Lucy di Paksa Menikah
10 10) Kode Mengetahui Rahasia Lucy
11 11) Kode Dan Lusy Bekerjasama
12 12) Rencana Pernikahan Palsu
13 13) Menyingkirkan Dua Pria Pengganggu
14 14) Membeli Pembalut
15 15) Memasak Daging
16 16) Latar Belakang Kodee Yinkey
17 17) Berubah Kelinci Saat Melihat Pria Tampan
18 18) Kodee Menc*ium Lucy
19 19) Kodee Sangat Polos Persoalan Perasaan Cinta
20 20) Benih-benih Cinta Mulai Muncul
21 21) Kedua Orang Tua Kodee Datang
22 22) Lucy Khawatir Dan Tertekan
23 23) Lucy Kabur Dari Kodee
24 24) Melarikan Diri
25 Lucy Di Jadikan Makanan Elang
26 Raibeart Yang Malang
27 Sandiwara Lusy Yang Kikuk
28 Kodee Ikutan Bersandiwara
29 Kodee Kesal Anunya Di Bilang Kecil
30 Benarkah Tak Akan Jatuh Cinta ....?
31 Curahan Hati Kodee
32 Mata - mata
33 Percakapan Di Dalam Kasino
34 Lucy Minta kepada Kodee Agar di Belikan Sepeda
35 Bertemu Triton Lagi
36 Bertemu Triton Lagi - (2)
37 Kecelakaan Membuat Lucy Berubah Kelinci
38 Triton Melihat Lucy Berubah Kelinci
39 Kodee Terluka Lucy Nampak Cemas
40 Kesepakatan Lucy dan Triton
41 Kakanda
42 Sampaikan Pesan
43 Tiba Di Rumah Baru dan Kota Lain
44 Lucy & Kodee Bermain Game
45 Peran Pengganti Orang Tuanya
46 Debat tak berfaedah di pagi hari
47 Kebahagiaan Kecil
48 Jalan-jalan ke Danau
49 Diam-diam Menemui Triton
50 Tawaran Pembatalan Kontrak
51 Tentang Hadiah
52 Tentang Hadiah - (2)
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1) Transmigrasi Ke Novel Menjadi Gadis Kelinci
2
2) Mati Lalu Hidup Berulang Kali
3
3) Melarikan Diri
4
4) Lucy Ngiler Melihat Pria Tampan
5
5) Bertemu Pratagonis Wanita
6
6) Bertemu Pria Tampan Lagi, Berkulit Eksotis
7
7) Mencari Identitas Lucy
8
8) Mencari Identitas Lucy • 2
9
9) Kesialan Lucy di Paksa Menikah
10
10) Kode Mengetahui Rahasia Lucy
11
11) Kode Dan Lusy Bekerjasama
12
12) Rencana Pernikahan Palsu
13
13) Menyingkirkan Dua Pria Pengganggu
14
14) Membeli Pembalut
15
15) Memasak Daging
16
16) Latar Belakang Kodee Yinkey
17
17) Berubah Kelinci Saat Melihat Pria Tampan
18
18) Kodee Menc*ium Lucy
19
19) Kodee Sangat Polos Persoalan Perasaan Cinta
20
20) Benih-benih Cinta Mulai Muncul
21
21) Kedua Orang Tua Kodee Datang
22
22) Lucy Khawatir Dan Tertekan
23
23) Lucy Kabur Dari Kodee
24
24) Melarikan Diri
25
Lucy Di Jadikan Makanan Elang
26
Raibeart Yang Malang
27
Sandiwara Lusy Yang Kikuk
28
Kodee Ikutan Bersandiwara
29
Kodee Kesal Anunya Di Bilang Kecil
30
Benarkah Tak Akan Jatuh Cinta ....?
31
Curahan Hati Kodee
32
Mata - mata
33
Percakapan Di Dalam Kasino
34
Lucy Minta kepada Kodee Agar di Belikan Sepeda
35
Bertemu Triton Lagi
36
Bertemu Triton Lagi - (2)
37
Kecelakaan Membuat Lucy Berubah Kelinci
38
Triton Melihat Lucy Berubah Kelinci
39
Kodee Terluka Lucy Nampak Cemas
40
Kesepakatan Lucy dan Triton
41
Kakanda
42
Sampaikan Pesan
43
Tiba Di Rumah Baru dan Kota Lain
44
Lucy & Kodee Bermain Game
45
Peran Pengganti Orang Tuanya
46
Debat tak berfaedah di pagi hari
47
Kebahagiaan Kecil
48
Jalan-jalan ke Danau
49
Diam-diam Menemui Triton
50
Tawaran Pembatalan Kontrak
51
Tentang Hadiah
52
Tentang Hadiah - (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!