episode 3

beberapa hari kemudian

Arkan sama sekali tak menghubungi Luna. Saat Luna menelpon nya pun Arkan tak pernah mengangkat nya. Luna berdiri di dekat jendela kamar nya di tatap nya mobil Arkan yang terparkir di halaman depan rumah nya.

Air mata nya kembali menetes ia mengingat saat -saat Arkan mengajak nya jalan dengan mobil baru yang ia beli dari hasil kerja keras mereka.

"Mas, aku kangen sama kamu yang dulu. Aku kangen jalan sama kamu. Kenapa sih Mas kamu berubah, apa kamu sudah tidak cinta lagi sama aku?" lirih Luna lagi dan lagi air mata nya kembali menetes.

Luna menghapus air matanya setelah mendengar ketukan pintu dari kamar nya.

Dengan segera ia membuka pintu tersebut.

Dilihat nya Lula yang berdiri tepat di depan nya.

"Ada apa sayang, kenapa Lula ke kamar Mama?" tanya Luna

"Ma, Luna kangen Papa, Papa kok belum pulang sih? Ma, kita telepon Papa yuk?" pinta Lula pada pada Luna.

"Tadi Papa bilang sama Mama, katanya besok Papa akan pulang. Jadi besok Lula bisa main sama Papa." jawab Luna bohong padahal ia tak tau kapan Arkan akan pulang.

"Mama gak bohong kan sama Lula?" tanya Lula lagi

Luna menggeleng kan kepala nya di peluk nya Lula dengan erat. "Maafin Mama ya sayang Mama sudah bohongin Lula. Mama janji akan jadi Mama yang baik buat Lula." batin Luna

...----------------...

Keesokan harinya Arkan dan Windy pulang. Wajah Windy terlihat sangat bahagia mereka pulang dengan membawa banyak sekali belanjaan. Windy terlihat menenteng tas keluaran terbaru ia sengaja memakai tas tersebut karena ia ingin memamerkannya kepada Luna.

Luna menghampiri Arkan dan ia langsung mencium punggung tangan Arkan.

"Mas, kenapa kalian lama sekali pulang nya?" tanya Luna

"Maaf Mbak habis nya liburan nya seru sekali. Mas Arkan aja sampai gak mau pulang. Lihat deh Mbak Mas Arkan beliin aku tas lo, kata Mas Arkan aku cocok pakai tas ini cantik. Oh iya aku juga belikan buat Mbak lo, tapi maaf ya Mbak, aku hanya bisa beli kan yang murah untuk Mbak soal nya kata Mas Arkan Mbak gak suka barang-barang yang mahal katanya membuang-buang uang." jawab Windy membuat Luna semakin cemburu di buat nya. Memang dia tidak suka jika Arkan membeli kan nya barang-barang mahal. Tapi yang ia cemburu karena Arkan tak pernah mengajak nya liburan selama ini.

"Mas, kamu ke kamar Lula ya, kasian dia dari semalam cariin kamu." ucap Luna

"Iya, nanti aku ke sana setelah aku mandi." jawab Arkan dan berlalu meninggalkan Luna di ikuti Windy di belakang nya.

Luna hanya menatap kepergian Arkan. Ingin sekali ia memeluk Arkan. Ia sangat rindu dengan suaminya itu. Sudah hampir satu bulan ini ia dan Arkan tidak tidur bersama.

Sudah tidak terhitung berapa kali air mata Luna keluar.

Rumah tangga yang ia bangun dengan susah payah akhirnya hancur juga karena orang ketiga di hubungan mereka. Walaupun saat ini ia masih menjadi istri sah dari Arkan.

Luna pergi ke dapur menyiapkan makan siang. Biasa nya ada Bibi yang menyiapkan semua nya tapi kali ini dia yang menyiapkan nya Karena Bibi yang biasa bekerja di rumah nya izin pulang kampung karena anak nya sakit.

Setelah selesai Luna menata nya di atas meja. Ada bermacam-macam makanan yang tersedia di meja. Ada ayam goreng kesukaan Lula dan cumi asin kesukaan Arkan. Luna sengaja memasak kan semua itu karena ia sudah lama tidak membuat kan makanan kesukaan Arkan dan Lula.

Setelah semua nya siap Luna pergi ke kamar Lula untuk mengajak nya makan siang bersama.

"Lula sayang ayo kita makan siang Mama udah siap kan ayam goreng kesukaan Lula." ucap Luna kemudian ia masuk ke dalam kamar yang bernuansa pink itu.

Di lihat nya Lula yang lagi sedang menggambar di meja belajar nya. Tak lama kemudian Arkan masuk ke kamar Lula, dan ia langsung mencium dan memeluk Lula dari arah belakang.

"Papa, Papa sudah pulang? Lula kangen sama Papa." ucap Lula dengan wajah bahagia.

Lula bangkit dari kursi dan langsung memeluk Arkan dengan erat.

Setelah puas Lula melepaskan pelukan nya, ia kemudian menatap Arkan di depan nya.

"Papa jahat sama Lula dan Mama." ucap Lula membuat Arkan kaget mendengar ucapan dari Lula. Karena ia tak pernah mendengar Lula berkata seperti itu selama ini.

"Lula kok bisa ngomong seperti itu sih, emang Papa jahat kenapa?" tanya Arkan

"Iya Papa jahat, Papa gak sayang lagi sama Lula dan Mama. Papa juga tidak aja kita liburan, Papa jahat Papa lebih sayang sama Tante Windy. Lula benci Papa." ucap Lula dengan air mata yang berlinang.

Sementara Luna yang mendengar itu ia juga ikut menangis. Apa yang di kata kan Lula emang benar. Arkan sudah berubah.

"Lula sayang kok Lula bisa bicara seperti itu. Papa sayang kok sama Lula. Papa kan lagi sibuk maka nya Papa gak ajak Lula dan Mama liburan." jelas Arkan

"Kalau Papa sibuk kenapa Papa ajak Tante Windy liburan?" tanya Lula lagi

Arkan terdiam kali ini pertanyaan Lula tidak bisa ia jawab.

"Udah stop ya Lula Papa gak mau lagi kamu ngomong seperti itu. Papa gak suka. " bentak Arkan membuat Lula kaget dan menangis karena bentakan dari Papa nya barusan.

Luna yang melihat Arkan membentak Lula, langsung menampar Arkan.

"Apa-apaan kamu Luna kenapa kamu nampar aku?" tanya Arkan dengan emosi

"Kamu itu yang apaan kenapa kamu bentak Lula, Lula itu masih kecil dia belum tau apa-apa. Lula berbicara seperti itu karena dia tau Papa nya sudah berubah.Maka nya dia bicara seperti itu, karena kamu udah gak sayang lagi sama dia." jawab Luna membuat Arkan terdiam mendengar nya.

Setelah berbicara seperti itu, Luna menggendong Luna dan membawanya ke kamar nya.

"Udah dong Lula jangan nangis lagi." bujuk Luna namun hal itu tidak berhasil hingga akhirnya Luna menawarkan es krim kepada Lula namun Lula juga tidak berhenti nangis.

"Lula udah dong jangan nangis lagi. Lula kan anak kuat dan pemberani jadi gak usah nangis lagi." bujuk Luna dan kali ini berhasil Lula berhenti nangis.

"Mama, kita pergi aja yuk dari rumah ini. Lula gak suka sama Tante Windy, Tante Windy sudah rebut Papa dari kita." ucap Lula membuat Luna terdiam.

"Kita gak bisa pergi dari rumah ini, ini kan rumah kita. Lagi pula kalau kita pergi kita mau tinggal di mana?" jawab Luna

"Kalau kita tidak pergi Mama usir aja Tante Windy. Inikan rumah kita bukan rumah nya Tante Windy." ucap Lula membuat Luna berpikir apa yang di kata kan Lula ada benar nya juga rumah ini atas nama nya jadi yang berhak tinggal di rumah ini hanya dia dan Lula. Windy tidak berhak tinggal di sini.

bersambung

jangan lupa like dan vote nya semoga suka sama cerita nya, terus baca ya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!