"Mas, malam ini kamu tidur sama aku kan?" tanya Windy pada Arkan yang lagi fokus dengan makanan nya karena mereka lagi makan malam bersama.
"Tante siapa? kenapa Tante mau tidur sama Papa?" tanya Lula karena ia belum di beritahu Luna tentang Papa nya yang menikah lagi.
"Emang Mama kamu gak cerita sama kamu?" tanya Windy
Lula menggeleng kan kepala nya. Ia lalu menatap Mama nya yang ada di samping nya.
"Mama, jawab dong Tante ini siapa?" tanya Lula
"Dia Mama baru Lula. Papa sama Tante Windy sudah menikah dan sekarang Lula punya dua Mama." jelas Arkan membuat Lula bingung di buat nya.
"Menikah? Papa kan sudah punya Mama kenapa Papa menikah lagi?" tanya Lula lagi membuat Arkan bingung bagaimana cara menjelaskan nya pada Lula.
"Sayang, Lula tidak perlu tau soal itu karena Lula masih kecil. Nanti kalau Lula sudah besar Mama akan jelas kan sama Lula. Lula ngerti? Dan satu lagi Lula harus panggil Tante Windy dengan sebutan Mama. Karena Tante Windy istri nya Papa jadi Lula panggil nya Mama Windy." jelas Luna
"Iya Ma." jawab Lula kemudian ia melanjutkan makan nya.
"Aku ke kamar duluan kalian lanjutkan saja makan nya." pamit Luna karena ia sudah tak sanggup melihat kemesraan suaminya bersama madu nya.
Luna mengunci pintu kamar nya. Ia duduk di ranjang nya hati nya begitu sakit walaupun ia ikhlas Arkan menikah lagi. Tapi hatinya tidak bisa di bohongi hati nya sungguh sakit apa lagi saat melihat kemesraan suaminya bersama madu nya.
Luna pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu setelah itu ia mengambil mukena dan kemudian ia sholat. Setelah selesai ia berdoa.
"Ya Allah jika ini yang terbaik untuk ku tolong kuat kan aku. Aku berusaha ikhlas dengan semua ini. Ya Allah beri aku kekuatan untuk melawati semua ini karena aku yakin aku bisa melawati nya." doa Luna dengan air mata yang kembali berderai.
Setelah selesai sholat Luna keluar dari kamar nya, ia pergi melihat Lula di kamar nya. Namun saat ia hendak turun dari tangga lagi dan lagi ia melihat kemesraan suaminya bersama madu nya. Sungguh hal itu membuat hati Luna sakit.
Luna berusaha kuat ia menuruni tangga dengan hati yang begitu sakit. Ia tak bisa menahan nya lagi kalau saja ia mengedipkan mata nya, air matanya sudah pasti keluar. Namun Luna berusaha supaya air mata nya tidak keluar untuk kesian kali nya, karena ia akan berusaha kuat dan ikhlas demi Lula anak nya.
Luna membuka pintu kamar Lula di lihat nya Lula yang sudah tertidur dengan pulas nya. Luna mendekat ke arah Lula di usap nya wajah Lula yang masih berumur 5 tahun itu.
Luna kemudian merebahkan tubuh nya di samping Lula ia kemudian memeluk Lula yang tertidur pulas di samping nya.
"Lula maafin Mama, Mama belum bisa jadi Mama yang baik buat kamu. Mama menyayangi kamu." ucap Luna kemudian ia mencium pipi Lula sekilas lalu ia kembali memeluk Lula dan mencoba untuk memejamkan mata nya. karena malam ini Luna berniat untuk tidur di kamar Lula.
Sementara Lula dan Luna sudah tertidur. Arkan dan Windy masih berada di ruang TV.
"Mas, sebelum kita menikah kamu kan sudah janji sama aku mau ajak aku liburan, jadi kapan kita liburan nya?" tanya Windy dengan bergelayut manja di tangan Arkan.
"Iya, kamu mau nya kapan?" tanya Arkan
"Kalau besok gimana? Aku udah gak sabar ni Mas liburan sama kamu. Tapi aku mau nya sama kamu aja, aku gak mau kamu ajak Luna dan Lula. Karena aku gak mau liburan aku di ganggu sama mereka." jawab Windy
"Kalau gitu aku gak bisa. Aku harus ajak mereka juga liburan, soal nya kasian mereka udah lama gak liburan." jawab Arkan membuat wajah Windy cemberut mendengar jawaban dari Arkan.
"Mas, gak bisa gitu dong kita ini baru menikah. Aku mau nya sama kamu aja, aku gak mau mereka ikut. Lagi pula kita liburan nya kan tidak lama cuma sebentar aja, nanti setelah liburan kamu bisa ketemu sama mereka."
"Ya udah kita liburan nya berdua aja. Besok biar aku yang kasih tau sama Luna kalau kita mau pergi liburan." jawab Arkan dengan tersenyum menatap Windy.
Windy tersenyum rencana nya kali ini berhasil. "Kamu lihat Luna sebentar lagi Mas Arkan akan jadi milik aku seutuhnya, dan kamu akan di usir oleh Mas Arkan. Dan aku akan menjadi nyonya satu-satunya di rumah ini." ucap Windy dalam hati dengan tersenyum licik.
"Aku ngantuk ni Mas kita tidur yuk." Ajak Windy dengan manja nya dan Arkan pun menurut.
...----------------...
Keesokan pagi nya
Windy sudah berada di ruang tamu ia sudah bersiap-siap untuk berangkat pergi liburan bersama Arkan. Sementara Arkan masih bersiap-siap di kamar nya.
Luna yang baru saja bangun langsung turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama. Namun langkah nya terhenti saat melihat Windy yang sudah rapi duduk di ruang tamu. Luna menghampiri Windy yang berada di ruang tamu.
"Hai Mbak, gimana tidur nya nyenyak?" tanya Windy
"Iya, mau kemana kamu sudah rapi kayak gini?" tanya Luna penasaran
"Emang Mas Arkan enggak kasih tau kamu kalau hari ini kita mau liburan?" tanya Windy balik
"Liburan? enggak Mas Arkan gak kasih tau aku kalau kalian mau pergi liburan." jawab Luna
"Mungkin karena Mas Arkan cuma mau pergi sama aku aja." jawab Windy
Setelah mendengar jawaban tersebut Luna memilih pergi. Semakin ia di sana semakin ia sakit hati. Namun baru saja ia ingin melangkah Arkan datang dan memanggil nama nya.
"Luna!" panggil Arkan membuat Luna membalikkan tubuh nya menghadap ke arah Arkan.
"Ada apa?" tanya Luna pura-pura, ia sebenarnya tau Arkan pasti mau bilang kalau ia akan pergi liburan bersama Windy.
"Aku sama Windy akan pergi liburan beberapa hari, kamu tidak apa kan tidak ikut. Aku janji tidak akan lama pergi nya. Aku titip Lula kamu jaga dia baik-baik." jelas Arkan
"Iya." jawab Luna dengan menahan air mata nya.
Setelah berpamitan dengan Luna, Arkan dan Windy pun berangkat. Windy terlihat sangat bahagia ia menggandeng tangan Arkan dengan erat. Bahkan ia menyenderkan kepala nya di bahu Arkan. Ia sengaja melakukan itu, supaya Luna cemburu melihat kemesraan mereka.
Luna hanya menatap kepergian mereka dengan air mata yang kembali menetes, hati nya sungguh sakit melihat suaminya pergi bersama madu nya. Apalagi melihat kemesraan keduanya.
Suara langkah kaki mendekat ke arah nya. Dengan segera Luna menghapus air matanya. Karena ia tau itu adalah Lula yang mendekat ke arah nya.
"Ma, Papa mana? Kok Lula gak lihat sih dari tadi?" tanya Lula dengan matanya mencari keberadaan Papa nya.
"Papa baru aja pergi. Emang nya Lula mau ngapain ketemu sama Papa?" tanya Luna dengan menatap wajah Lula yang terlihat sedih.
"Lula kangen Ma, sama Papa. Lula kangen di peluk sama Papa, sebelum ada Tante Windy Papa selalu peluk Lula, ajak Lula main. Tapi setelah Tante Windy tinggal di rumah kita Papa lebih sering sama Tante Windy di banding aku." jawab Lula dengan wajah sedih.
"Kok Lula panggil nya Tante Windy sih, kan Tante Windy Mama nya Lula juga. Jadi Lula harus panggil Mama juga bukan Tante." jelas Luna
"Enggak ah aku gak mau, Tante Windy jahat dia udah ambil Papa dari kita." jawab Lula membuat Luna sedih di buat nya. Ia juga merasakan seperti itu, Windy sengaja menjauhkan Mas Arkan dari nya.
"Lula gak boleh ngomong seperti itu, Mama Windy itu baik dia sayang sama Lula. Mama Windy tidak rebut Papa kok dari kita. Papa nya kan banyak kerjaan di kantor makanya Papa gak bisa, main sama Lula." jelas Luna
"Engga Tante Windy bukan Mama aku. Mama aku itu cuma satu Mama Luna." ucap Lula kemudian pergi meninggalkan Luna.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments