4

Sementara itu, ketua OSIS yang kebetulan masuk ke ruang kepala Sekolah dimintai bantuan untuk mengantar dua siswa baru ke ruangan kelas 11 IPS-3. Ketua OSIS dari kelas 11-MIPA1 pria tampan dan populer di sekolah itu , memiliki nilai akademik yang baik, salah satu siswa kebanggaan sekolah itu dan merupakan anak dari orang berpengaruh yang disegani oleh para guru.

“ ahh sayang sekali ya,” tiba tiba pria yang kerap disapa dengan nama Zico itu memecah keheningan diantara mereka bertiga. Atha dan King menatap pria itu sekilas lalu kembali fokus dengan jalan mereka tanpa peduli dengan ucapan orang di depan mereka itu.

Zico menatap kedua orang itu dengan tatapan heran karena mereka berdua sama sekali tidak merespon dirinya,” hahahha.... kalian berdua memang pendiam atau masih dalam tahap adaptasi, jangan tegang begitu, ayolah rileks sedikit,” seloroh pria itu sambil tertawa geli dengan reaksi kedua orang itu.

Namun lagi -lagi pil malu yang lebih besar harus di telan oleh Zico karena baik Atha mau pun King tak membalas ucapannya sama sekali.

“ ya ampun, aku salah orang, mereka ini orang aneh, pantas saja dimasukkan ke dalam kelas 11-IPS 3, jika mereka cerdas dan bisa dimanfaatkan tak akan mungkin dilempar ke kelas neraka itu,” batin Zico yang sonta bergidik ngeri dengan kedua manusia dingin di belakangnya.

“ Ekhmm... begini ya...” Zico berjalan mendahului mereka lalu berbalik dan menatap mereka berdua sambil menaruh kedua tangannya di di dalam kantong, sebuah kebiasaan pria itu.

“ Perkenalkan, aku ketua OSIS, Zico Alamsyah yang berarti dari namaku saja kalian sudah tahu aku ini siapa kan? Kalau aku berbicara kalian harus menjawab dengan benar, jika tak ingin kena masalah kalian harus mematuhi peraturan sekolah ini, biar kujelaskan tentang kelas yang akan kalian masuki,” ucapnya dengan angkuh.

“ Pertama, kalian akan di tempatkan di neraka sekolah ini, kelas 11-IPS3, kelas psikopat yang sudah menelan satu korban, kelas buangan dan bukan kelas yang diperhitungkan, mungkin kalian akan menyesal memilih sekolah ini, entah siapa yang memasukkan kalia ke kelas itu tapi kalian memiliki nasib buruk,” ucapnya dengan nada merendahkan.

“ Kedua, otoritas di sekolah ini adalah kepala sekolah dan ketua OSIS, kami adalah peraturannya, jika sampai melanggar maka kalian akan selamanya mendekam di dalam nneraka sekolah ini, kelas buangan bserisi tukang bully dan anak anak nakal,” jelas pria itu lagi.

“ kelas buangan apanya, peraturan apanya, pria busuk, sebaiknya kau tutup mulut sebelum kupotong lidahmu itu bangsat..”

Ingin rasanya King mengucapkan hal itu tetapi dia harus tetap diam untuk mengetahui dalang pembullyn terhadap adik perempuannya di sekolah itu.

Yaksen King adalah seorang kakak laki-laki yang memilih tinggal kelas dan drop out dari sekolah lamanya dan masuk ke SMA Pratama hanya untuk menguak kasus pembullyan yang dialami oleh adik perempuannya. Seharusnya Yaksen duduk di kelas tiga tetapi karena memilih tinggal kelas dia tetap duduk di kelas dua untuk bisa pindah dari sekolah itu.

Yaksen King, pria yang sering mengganti warna rambutnya dan berpenampilan urakan, orang-orang yang melihatnya pasti akan selalu berpikiran negatif dengan pria itu karena penampilannya yang tidak lazim.

Wajahnya memang tampan tetapi semua ketampanan itu akan dia hancurkan dengan citra buruk yang berusaha dia buat untuk mengetahui siapa saja yang menjadi dalang atas pembullyan yang terjadi pada adiknya.

Karena bully yang dialami oleh adiknya, gadis itu kini tak bisa datang ke sekolah karena dirundung ketakutan bahkan mengalami luka fisik dan harus di rawat di rumah sakit selama berbulan-bulan. Tak kuat melihat adiknya diperlakukan seperti sampah, Yaksen King memilih jalur ekstrim dengan pindah ke sekolah tempat adiknya di bully.

Tak ada yang tau identitas sebenarnya dari pria itu, bahkan saat masuk ke sekolah itu pun yang diberitahu hanya nama orangtua dan alamat nya yang jauh di pelosok Desa.

Mereka bertiga berjalan dengan Zico yang terus mengoceh tentang banyak hal. King melirik Atha, terlihat gadis itu hanya diam sambil mengepalkan kedua tangannya. Perlahan pria tinggi itu menunduk lalu berbisik," Kau ingin segera menjahit mulutnya kan? Tenang saja bukan hanya kau yang berpikir demikian, aku juga Athanasia!" Bisik King lalu kembali berdiri tegap.

Atha terkejut,baru kali ini dia jumpai pria seberani itu. Dia melirik King melalui ekor matanya, tetapan berbisa itu membuat King tersenyum sinis seolah tau isi kepala gadis itu.

" Hmm... seorang Psikopat, kelihatannya berbahaya tapi menarik," batin Athanasia tanpa sadar sudut bibirnya melengkung ke atas.

" Gadis berbisa, tatapan psikopat nya itu membuatku tertarik," batin King.

Beberapa menit kemudian, langkah mereka yang diiringi ocehan Zico di ketos angkuh itu pun berakhir saat mereka tiba di kelas 11- IPS 3.

Zico berbalik dan menatap mereka," ini ruangannya," ucap pria itu sambil tersenyum lalu membuka pintu ruangan kelas tersebut. Zico melangkahkan kakinya, masuk ke dalam ruangan itu sambil menatap tajam seluruh siswa disana. Tapi sayangnya, tatapan mengintimidasi pria itu tidak mempan pada anak-anak di dalam ruangan itu.

Melihat Zico datang, mereka menoleh sebentar lalu kembali ke kursi mereka masing-masing.

Brakk...

Di saat yang sama, Beer si rambut merah masuk sambil memukul pintu mendahului Atha dan King yang belum masuk ke kelas itu.

" heh gadis rambut merah, kau!!!" Zico hendak membentak Beer, tapi tatapan Atha dan King menghentikannya, dia tak ingin merusak citranya di hadapan siswa/i baru itu.

"Apa!? Mata kau kok melotot!? Mau ngapain kau kesini? Mengganggu saja!!" Ketus gadis itu seraya menghardik Zico tanpa kenal takut sekalipun Zico adalah ketua OSIS mereka.

Zico hanya diam, dia mengeraskan rahangnya dan menggigit bibirnya menahan emosinya karena dia tau kalau dia sebagai seorang ketua OSIS harus memiliki citra yang baik di sekolah.

"Ahh... Hahahha... Maafkan dia, si rambut merah ini memang memiliki tempramen yang buruk, tetapi dia gadis baik ," ucap Zico yang tersenyum ke arah King dan Atha.

Anak-anak di dalam kelas itu menatap kesal ke arah Zico, jika bagi siswa lain Zico adalah pahlawan mereka tetapi bagi kelas 11- IPS 3 Zico tak lebih dari sekedar sampah pembual yang punya banyak omong kosong.

" Cih... Omong kosong apa ini!?" Ketus Jin-ji si ketua kelas.

" Kalian kembali ke tempat duduk, ada siswa baru yang akan menjadi anggota kelas ini, walaupun kurasa tak akan lama," ucap Zico seraya menatap mereka dengan tatapan merendahkan.

Anak-anak tidak mendengar, mereka sibuk dengan kegiatan mereka, ada yang memakai make up, ada yang adu jotos dan ada yang tidur.

"Kelas 11-IPS kalian dengar aku tidak hah!!!" Pria itu menggebrak meja tetapi hasilnya nihil, sama saja mereka tak diperhatikan.

Melihat ini, King berbisik ke telinga Atha lagi," hei ayo masuk, orang sinting ini tak dianggap di kelas ini,"bisiknya sambil mendorong Atha sampai mereka berdua masuk bersamaan.

" Jangan sentuh aku sialan!!!" umpat Atha, King jadi orang pertama yang dia umpat secara langsung.

Jin-ji melihat mereka berdua, matanya tertuju pada King yang membuat pria itu terkejut," Anak-anak kembali ke tempat duduk kalian!" Ucap Jin-ji. Seisi kelas cukup terkejut karena Jin-ji meminta mereka kembali, tetapi Jin-ji lebih di hormati dikelas itu dibanding dengan si ketua OSIS.

Dengan cepat dan teratur mereka menghentikan aktivitas mereka dan duduk di tempat mereka masing-masing tanpa melawan Jin-ji.

"SIALAN!!!" geram pria itu sambil mengeraskan rahangnya.

.

.

.

Like, vote dan komen 🤗

Terpopuler

Comments

Anak Emak

Anak Emak

Zico aneh

2022-08-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!