Athanasia De Alger Obelia yang artinya bunga yang hidup abadi. Nama itu diberikan pada seorang gadis yang menjalani hidup mengerikan setelah tragedi besar di hidupnya terjadi. Atha, nama panggilan gadis misterius dengan berbagai topeng yang dia pakai. Memiliki dendam tersembunyi yang selama ini dia simpan. Nama itu diberikan dengan harapan sang putri akan dikenal oleh dunia. Namanya akan abadi di telinga dunia.
Usianya masih 17 tahun, dia duduk di tingkat kedua pendidikan SMA. Terkenal sebagai pembuat masalah dan ketua gangster di kota itu. Seluruh negeri dibuat ketar ketir oleh kekuatan geng yang dia pimpin tetapi tak ada yang mengenalinya. Tak ayal, bahkan anggotanya lebih tua dari dirinya tetapi semua tunduk dengan perintah gadis itu.
Dingin, kejam dan tak punya tenggang rasa pada siapapun. Dia akan menghajar siapa pun yang membuatnya merasa tersinggung. Suatu hari karena sebuah masalah, dia memilih keluar dari sekolah yang dia tempati. Padahal sekolah itu miliknya tetapi dia memilih untuk keluar dan membiarkan siswa disana hidup dengan tenang.
Tanpa membawa identitas nya sebagai seorang ketua geng, gadis itu masuk ke sebuah sekolah di kota itu sebagai siswa baru.Tak ada yang tau alasan gadis itu masuk ke sekolah itu, bahkan seisi sekolah lamanya The Chamber High School terkejut mendengar kepergian Atha dari sekolah itu.
Dia adalah legenda di sekolah itu memang bersikap dingin dan kuat tetapi bukan berati dia suka menindas orang lain. Banyak anak berprestasi dan kurang mampu yang berhasil masuk ke sekolah itu dengan jalur orang dalam dan orang dalam itu sendiri adalah Atha. Dia dihargai tetapi juga di takuti bahkan oleh para tenaga pendidik. tak ada yang tau jika dia di usianya yang masih begitu muda sudah menjadi pemilik sekolah itu.
Hari ini adalah hari pertama Atha masuk ke SMA Pratama. Dia berjalan dari dalam kamarnya setelah mengenakan kaos oblong warna hitam yang terakhir dipakai oleh kakak laki-laki nya. Dia berjalan lalu berhenti sebentar di pojok ruangan itu sambil menatap figura hitam putih Kiel sang kakak.
" Hari ini Atha akan masuk ke sekolah itu, mencari tau siapa yang membuat kakak pergi, hanya ini yang Atha bisa lakukan, Atha sudah hancur berkeping-keping setidaknya Atha tau siapa yang membuat kakak seperti ini," lirih gadis itu sambil mengusap figura kakak laki-lakinya.
Bibi Mola menghampiri nona mudanya lalu menggenggam tangan Atha dengan erat, " Nona, bibi harap nona menemukan penyebab kematian tuan muda, semoga pilihan nona pindah sekolah menjadi pilihan terbaik, Bibi akan menjaga nona dari jauh," ucap wanita yang walaupun usianya sudah mencapai kepala empat itu masih terlihat muda dan postur tubuhnya sangat bugar.
"Terimakasih bi," jawab Atha singkat.
Setelah menyelesaikan sarapan paginya yang sendu dan sepi, gadis itu berangkat ke sekolah. Dia diantar oleh semua anak buah yang sangat menghargai dirinya. Namun mereka mengantar Atha dengan kedok sebagai kakak dari gadis belia itu.
"Jangan sampai ada satu orang pun yang tahu identitas ku sebagai ketua The Chamber! Jaga rahasia selama aku berada di luar daerah teritorial, jaga kelompok dan jaga keamanan sekolah!" perintah yang terpatri dengan jelas di kepala para anggota nya.
Dalam hitungan 35 menit, Atha tiba di lingkungan sekolah tempat mendiang kakak laki-lakinya selama ini mengenyam pendidikan. Kakaknya selalu mengatakan kalau sekolah itu sangat menyenangkan apalagi jika dia bisa bergabung dengan anak anak dari berbagai kalangan.
Atha datang sebagai orang biasa, mengenakan pakaian casual karena belum mendapatkan seragam resmi dari sekolah yang baru dia masuki.
" Selamat bersekolah nona!" Ucap pria bertubuh besar yang kerap disana Jack itu setelah nona mudanya masuk ke area sekolah.
Gadis itu berjalan sambil menatap seisi sekolah itu. sekilas tampak gadis ini mengepal kedua tangannya dengan kuat, memberikan tatapan tajam bahkan rahangnya mengeras saat melangkah masuk melewati gerbang sekolah itu.
Namun sedetik kemudian dia menurunkan arah pandang nya," Calm down Atha, he'll hate you if do this," batinnya berbicara.
Kaki gadis itu memasuki gerbang. Warna kesukaannya adalah hitam dan emas, hari ini pun dia memakai pakaian dengan tema sesuai dengan warna kesukaan nya. Atha berjalan melewati anak-anak lainnya memasuki kawasan sekolah tersebut. Matanya menatap nanar ke arah seluruh lokasi sekolah.
SMA SWASTA PERMATA, merupakan sebuah sekolah favorit yang terletak di sebelah kota tempat The Chamber High school berada. sekolah yang berusaha mempertahankan kredibilitasnya di hadapan masyarakat dan meningkatkan kualitasnya sebagai sekolah swasta dengan citra yang baik. Hanya saja ada beberapa berita tak mengenakkan yang beberapa bulan terakhir ini melanda sekolah itu, yakni kematian dua siswa sekolah itu yang sangat tiba-tiba. Tetapi semua dilaporkan sebagai kesalahan siswa itu sendiri
Dalam sekejap kabar itu lenyap dengan prestasi dan perolehan lulusan terbaik dari sekolah itu yang membuat mata dunia tertutup dari dua kasus bunuh diri yang melanda sekolah itu.
Persaiangan masuk ke sekolah itu juga cukup ketat sampai membuat banyak orang berbondong-bondong berusaha untuk menerobos sekolah itu. Sistem pendidikan yang baik dan fasilitas yang memadai membuat minat tinggi terhadap sekolah ini.
Sistem di sekolah ini sangat berbeda dnegan The Chamber, sekolah milik Atha dijalankan dengan manajemen yang aneh dan unik tetapi lulusan yang keluar dari sekolah itu tak ada yang bisa menandingi life skill dan kecerdasan mereka.
Sekolah di tempat itu terkesan aneh, pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan sistem outdoor dan pemusatan kemampuan untuk karir ke depannya. Siswa-siswi yang masuk ke sekolah itu juga masuk dengan seleksi ketat, seleksi ketahanan fisik, mental, publik speaking, interview dan list terakhir dalam seleksi yang bahkan jarang dijalankan adalah seleksi akademik. Anehnya bahkan siswa terpintar di sekolah pun belum tentu lulus ujian masuk SMA ini. Semuanya tergantung keputusan pemilik sekolah dan sistem aneh ini sudah diteruskan secara turun temurun dari pemilik sekolah pertama yaitu kakek buyut Atha dan dilanjutkan kepada penerusnya.
Kembali ke SMA Pratama, seluruh siswa bersiap masuk ke kelas mereka masing- masing. Terlihat jelas kesenjangan sosial di sekolah ini. Kualitas siswanya tak sebaik yang dipikirkan masyarakat saat pertama kai mendengar nama sekolah itu. Setiaknya hal itu lah yang dirasakan Atha saat memasuki setiap lorong di sekolah ini.
Anak-anak berjalan kesana kemari, aroma parfum mahal juga bisa di temui di tepat ini, barang branded sampai barang dari pasar loak berkumpul di tempat ini. Kesenjangan sosial tidak dipermasalahkan oleh pemilik sekolah selama anak anak yang lulus dari sekolah itu memiliki nilai akademik yang tinggi tak peduli seperti apa cara mereka mendaptkan nilai itu.
Atha berjalan dengan santai, sambil mengamati sekolah itu dan menelusuri seisi sekolah dia berjalan dengan tatapan datar dan dingin tak peduli dengan pandangan aneh orang -orang yang melihatnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Mereka semua terheran -heran melihat penampilan Atha yang terkesan sederhana.
Hanya mengenakan kaos hitam polos, celana jeans hitam, sneakers putih dan topi senada dengan kaosnya, menenteng ransel berwarna rose gold pemberian anak buahnya yang sangat senang mengetahui kalau ketua mereka akan masuk sekolah lagi setelah menutup diri selama setengah tahun dan hanya bertindak sebagai pengawas di The Chamber.
“ Jadi ini tempatmu ? Sekolah yang kau bilang sangat bagus sampai kau menolak tawaranku? Sekolah yang mengambil nyawamu? Bodoh, dasar pria bodoh...” batin Atha.
.
.
.
Like, vote dan komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mursiti Elbina
Athanasia De Alger Obelia kayak kenal sama namanya 🤔
2024-05-20
0
Anak Emak
lanjut
2022-08-28
0