Disini Amoora berdiri, didepan sebuah restoran mewah yang ada di tengah kota. Matanya menatap restoran yang dibangun begitu indah dan memperlihatkan betapa cantiknya arsitektur bernuansa kerajaan disana.
"Apa benar kita akan membicarakan masalah pekerjaan ditempat ini? Kenapa terkesan seperti aku akan kencan dengan orang yang sangat kaya?"
Amoora menarik nafas panjang lalu menghembuskan secara perlahan. Dengan langkah pasti Amoora berjalan memasuki restoran itu.
Seorang pelayan dengan senyum ramahnya membantu Amoora membukakan pintu.
"Selamat datang nona, silahkan masuk."Ujar pelayan itu.
"Terima kasih."
Amoora berjalan masuk kedalam restoran, tidak jauh dari tempatnya berdiri Amoora melihat seorang pelayan lain datang menghampirinya.
"Selamat datang nona, boleh saya tahu apakah anda sudah memesan tempat?"Tanya pelayan itu dengan ramah.
"Iya, bisa antar saya ke ruang VIP 2?"Amoora memberikan secarik kertas pada pelayan itu.
Pelayan itu tersenyum setelah membacanya.
"Tentu nona, silahkan ikuti saya."
Amoora mengangguk.
Pelayan itu berjalan didepan Amoora untuk membawa Amoora keruang VIP 2 yang Amoora maksud tadi.
Amoora melewati beberapa ruangan dan sebuah taman yang indah dengan bunga-bunga yang tertata dengan sangat rapi.
Tak berapa lama pelayan itu berhenti didepan pintu yang berukuran cukup besar.
"Kita sudah sampai, ini ruang VIP 2 nona."
"Terima kasih."
Pelayan itu lalu membantu Amoora mengetuk dan membuka pintu besar itu.
Dengan perlahan Amoora masuk kedalam ruangan. Desain didalam ruangan itu tidak kalah bagus dengan desain yang dia lihat diluar restoran.
Amoora melihat dua buah meja yang berukuran besar dan sedang, dilihat dari jauh Amoora menebak jika mereka terbuat dari marmer.
Setelah melihat sekeliling, ternyata belum ada orang yang datang. Amoora lalu duduk di salah satu kursi yang ada disana.
5 menit kemudian Amoora mendengar suara pintu diketuk dan tidak lama pintu terbuka.
Amoora mendengar derap langkah kaki yang begitu kuat, seolah langkah kaki itu menggema dan memenuhi seluruh ruangan.
Seketika Amoora berdiri untuk melihat siapa yang masuk kedalam ruangan.
"Selamat siang nona, sungguh maaf saya datang terlambat."Ucap seorang laki-laki yang berjalan mendekati Amoora.
"Tidak apa-apa tuan, saya juga baru saja sampai."
"Ah benarkah? Syukurlah kalau begitu. Sebelumnya perkenalkan saya Alan manajer dari perusahan F. group."Laki-laki itu mengulurkan tangannya dan tersenyum.
Amoora menyambut uluran tangan laki-laki bernama Alan itu.
"Senang bertemu dengan anda tuan Alan. Saya Amoora."
"Terima kasih nona Amoora. Mari silahkan duduk."
Mereka pun duduk dan mendiskusikan kerjasama pekerjaan yang akan mereka sepakati.
Mereka menghentikan diskusi mereka saat dua orang pelayan datang membawakan makanan dan minuman untuk Amoora dan Alan.
"Maaf saya tidak tahu apa yang nona Amoora sukai, jadi saya memesankan menu favorite di restoran ini."
"Tidak apa-apa tuan, kebetulan saya bukan pemilih makanan."
"Bagulah kalau begitu."
Sekitar 2 jam berlalu, akhirnya mereka mendapatkan kesepakatan yang mereka inginkan.
"Baiklah nona Amoora, semoga kerjasama kita tidak menemui masalah di masa mendatang."
"Tentu tuan Alan, saya pun berharap demikian."
Setelah saling berbicara akhirnya mereka menyelesaikan pertemuan mereka berdua.
"Sukses untuk kerjasama kita tuan Alan."Amoora mengulurkan tangannya.
"Ya, sukses untuk kerjasama kita."Alan menyambut uluran tangan Amoora.
"Baiklah kalau begitu, maaf karena saya tidak bisa menemani tuan Alan lebih lama. Saya harus segera kembali ke perusahaan."
"Tentu, anda pasti masih mempunyai banyak pekerjaan."
"Cukup menyenangkan dengan semua kesibukan di kantor."
"Hahaha anda benar nona Amoora."
"Baiklah tuan Alan, saya permisi terlebih dahulu."
"Baik silahkan nona Amoora."
Amoora berjalan pergi meninggalkan ruang pertemuan itu dengan membawa dokumen kerjasama yang sudah mereka tanda tangani bersama.
Kembali Amoora dibuat terpesona dengan taman yang sangat indah yang dia lewati.
Amoora keluar dari restoran itu Amoora berjalan ke mobilnya yang dia parkirkan tidak jauh dari restoran.
"Baiklah, setelah memberikan dokumennya aku akan meminta pulang lebih awal pada direktur."
Amoora melajukan mobilnya, melewati jalanan kota yang begitu panas karena ini sudah memasuki musim panas.
Ketika ditengah jalan Amoora melihat sebuah toko yang belum pernah Amoora lihat sebelumnya.
"Apa itu toko baru?"Gumam Amoora.
Amoora tidak begitu memperhatikan toko itu, karena dia ingin cepat sampai di perusahaan dan ingin segera pulang kerumah.
Dengan kecepatan yang lumayan cepat akhirnya Amoora sampai di perusahaan.
Amoora turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam perushaaan.
Saat melewati meja resepsionis Amoora melihat meja itu kosong tanpa ada orang yang bertugas disana.
"Dimana orang yang bertugas disini?"Tanya Amoora dengan nada yanv cukup keras.
Karyawan yang kebetulan ada disana melihat kearah Amoora dengan takut.
Bagi karyawan di perusahaan itu Amoora adalah bayangan direktur yang selalu bertindak tegas. Bahkan wakil direktur saja kadang harus mendengarkan Amoora.
Karena tidak ada yang berani menjawab, Amoora berjalan ke belakang meja resepsionis dan memeriksa komputer yang ada di balik meja.
Setelah itu, dia menghubungi seseorang dengan telfon yang ada di meja resepsionis.
Tidak lama setelah Amoora menghubungi orang, dua orang datang menghampiri Amoora yang masih berada di belakang meja resepsionis.
"No...Nona Amoora."Ucap seorang karyawan dengan takut.
"Baik, sudah tahu dimana mereka?"
"Sudah nona Amoora."
"Dimana?"
"Mereka sedang berada di taman samping perusahaan."
Amoora mengangguk, seketika udara diruang lobi terasa lebih dingin. Mereka menundukkan kepala mereka karena tidak berani menatap Amoora.
"Katakan lewat pengeras suara, kedua orang yang sekarang bertugas disini diminta pergi ke HRD untuk mengambil gaji terakhir mereka. Perusahaan ini tidak membutuhkan orang yang bekerja hanya jika ada pimpinan. Penjilat!"
Amoora menekan kata-kata terakhir. Dia memang tidak pernah menyukai jika ada orang yang suka menjilat atasannya.
Berpura-pura rajin bekerja jika salah satu atasan datang, dan akan bersikap sangat malas saat tidak ada orang.
"Baik nona, kami akan melakukan perintah nona."
Dua karyawan tadi ternyata adalah karyawan yang bertugas mengawasi seluruh CCTV yang ada di perusahaan.
Amoora berjalan pergi dari ruang lobi, dia tidak perlu melakukan apapun lagi. Para karyawan itu akan mengerti jika di perusahaan tidak ada yang bisa main-main.
Dengan menggunakan lift khusus, Amoora naik ke lantai paling atas dimana kantor diretur Ricard berada.
Sampai di lantai 32, Amoora berjalan dengan aura dingin yang masih menempel pada tubuhnya.
"Amoora, kenapa dengan wajahmu?"Tanya Inggrid, sekertaris Ricard.
"Akan ada karyawan baru di bagian resepsionis nanti."
"Hah, kau memecat karyawan?"
"Iya. Kita tidak butuh pemalas disini."
Inggrid yang sudah mengerti karakter Amoora hanya bisa mengangguk.
"Apa bos ada?"
"Ada."
Amoora mengangguk lalu berjalan menuju ruang kerja Ricard.
'tok tok tok'
Amoora masuk kedalam ruang kerja setelah mendengar Ricard membolehkannya masuk.
"Tumben sekali lama."
Amoora meletakkan dokumen yang dia bawa tadi.
"Hah, lumayan sulit untuk meyakinkan dia. Kami bahkan mengbiskan waktu dua jam hanya untuk menyepakati itu."
Ricard mengambil dan membuka dokumen yang Amoora berikan.
"Hmm bagus, jadi mereka menyetujui semua poin persyaratan yang kita ajukan?"
"Ya mereka setuju. Tapi dengan syarat."
Ricard mengerutkan dahinya.
"Syarat?"
"Iya, mereka mau aku yang mengurus semuanya sampai kerjasama kita dengan F group selesai."
"Bukankah itu bagus, kau jadi bisa menambah wawasan lagi. Mungkin saja setelah ini kau akan mempunyai perusahaan sendiri."
"Terserah kata direktur kita yang terhormat saja."
"Hahaha kamu ini."
"Pak, bisakah saya pulang lebih awal hari ini?"
"Ya pulanglah, kau sudah bekerja keras untuk mendapatkan kesempatan kerjasama ini."
"Terima kasih bos. Oh iya, saya memecat dua orang pemalas tadi."
"Apa?"
"Iya, mereka melalaikan tugas. Disaat semua orang bekerja mereka malah sedang duduk santai di taman perusahaan."
"Ya kau atur saja."
Ricard memang seorang CEO yang tidak ingin bertele-tele jika mengenai karyawan yang malas. Dia akan menyerahkan semuanya pada Amoora dan Inggrid.
Ricard sudah sangat percaya pada Amoora. Walaupun perusahaan itu miliknya, tapi Ricard tidak bisa memungkiri jika tidak ada Amoora dan orang-orang yang sampai sekarang masih bersama dengannya, mungkin perusahaan itu sudah bangkrut sejak 3 tahun yang lalu.
Sungguh keberuntungan yang begitu besar mempunyai seorang karyawan yang sangat berbakat dan cerdas seperti Amoora.
Amoora yang mendapat izin pulang lebih awal keluar dari kantor Ricard dengan wajah bahagia.
"Apa ini? Ketika masuk kau terlihat seperti macan yang terusik. Tapi sekarang kau terlihat bahagia, apa kau mendapatkan bonus dari direktur kita?"
Inggrid menggoda Amoora yang terlihat berbeda.
"Tentu saja, itu karena.........."
"Karena apa?"
"Karena aku di bolehkan pulang lebih awal."Ucap Amoora sedikit keras.
"Amoora!"
Sebuah peringatan dari direkturnya terdengar. Amoora seketika menutup mulutnya dan pergi dengan berlari layaknya anak kecil.
Inggrid hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat teman kantornya bertingkah seperti anak kecil itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments