Aluna membuka kedua bola matanya secara perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah cahaya lampu di atas sana. Semerbak bau obat-obatan bisa Aluna rasakan. Kemudian, ia mengedarkan pandangannya. Rupanya Aluna sedang berada di sebuah rumah sakit. Terlihat dari alat-alat sekeliling dimana Aluna tahu bahwa ia berada di rumah sakit.
"Rupanya aku masih hidup," ucap Aluna di dalam hatinya.
Rasa sakit di kepalanya tiba-tiba Aluna rasakan. Ia memegang kepalanya yang terasa nyeri. Kemudian, Aluna mencoba terbangun hingga seseorang masuk ke dalam ruangan itu. Aluna langsung menoleh ke sumber suara. Ia terkejut ketika melihat pria itu. Selama beberapa saat, Aluna terdiam dan menatapnya dengan kedua mata membulat.
"Kau …." Aluna tidak bisa mengatakan kelanjutannya. Rasanya begitu berat.
Bagaimana bisa Aluna melihat kembali seorang pria yang selama ini tidak bisa Aluna lupakan selama hidupnya?
Pria yang semakin tampan itu kini berdiri di dekatnya sambil menatap Aluna dengan tatapan sendu.
"Ryan …." Suara Aluna terdengar lirih.
Ryan adalah mantan kekasih Aluna. Mereka pacaran saat Aluna dan juga Ryan masih berada di bangku SMP. Bayangan demi bayangan ketika Ryan meninggalkan Aluna begitu membekas di hatinya, tetapi rasa cinta Aluna kepada Ryan tidak pernah pudar meski sudah bertahun-tahun lamanya. Itulah salah satu alasan, kenapa Aluna belum juga memiliki seorang kekasih, itu karena di hati Aluna masih ada Ryan. Ia ingin melupakan Ryan dari dulu, tapi selalu tidak bisa. Sekarang, Aluna tidak pernah menyangka jika ia akan bertemu dengan Ryan setelah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Aluna pikir, ia tidak akan pernah bertemu lagi, tapi ternyata dugaan Aluna salah. Buktinya, takdir kembali mempertemukan mereka.
"Aluna," panggil seorang wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan itu membuat Aluna dan juga Ryan menoleh.
Terlihat Raya masuk dan langsung menghampiri Aluna. Ia menatap Aluna dengan tatapan yang begitu khawatir.
"Raya?" pekik Aluna.
Aluna juga tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan sahabatnya waktu SMA.
"Aluna," ucap Raya sambil melihat Aluna dari tatapan yang khawatir. "Aluna, apa kamu baik-baik saja? Aku khawatir banget. Akhirnya, kamu sadar juga."
"Memangnya … aku kenapa?" tanya Aluna sambil memegang kepalanya yang kembali terasa sakit. Ternyata Aluna tidak ingat apa yang terjadi. Terakhir kali yang ia ingat adalah ketika Aluna pergi dari rumah karena diusir oleh pemilik kontrakan.
"Kamu nggak ingat?" tanya Raya yang dijawab gelengan kepala yang begitu lemah oleh Aluna.
"Aku nggak ingat apa pun, yang aku ingat ketika aku pergi dari rumah. Sudah gitu aja, terus tiba-tiba aku kebangun disini," jawab Aluna dengan jujur. Ia menatap Raya dan juga Ryan dengan tatapan bingung.
"Aluna, kamu tertabrak mobil Ryan. Terus kamu nggak sadarkan diri selama tiga hari," jelas Raya membuat Aluna membulatkan kedua bola matanya tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja Raya jelaskan.
"Aku … nggak sadarkan diri selama tiga hari?" tanya Aluna membeo.
"Aku akan memanggil dokter dulu. Aluna harus diperiksa dulu oleh dokter," ucap Ryan kemudian yang berjalan meninggalkan Raya dan Aluna.
Tak berselang lama, Ryan datang bersama seorang dokter. Dokter itu langsung memeriksa Aluna.
"Keadaan Aluna sudah mulai membaik, tapi ia harus tetap dirawat di sini agar kami bisa melihat perkembangan selanjutnya," jelas dokter itu yang membuat mereka bertiga bernapas lega mendengarnya.
"Ah, syukurlah, terima kasih, dok," balas Raya.
"Kalau begitu, saya pamit pergi." Lantas dokter itu melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu.
"Aku lega mendengarnya," ucap Raya sambil melihat ke arah Aluna. Ia tersenyum karena ia senang bisa bertemu dengan Aluna lagi, tapi ia merasa bersalah karena Raya bertemu dengan Aluna karena Aluna tidak sengaja tertabrak mobil. "Maafkan suamiku, ya, Aluna. Gara-gara suamiku kamu jadi masuk rumah sakit begini."
"Suami?" tanya Aluna sambil mengerutkan keningnya ketika mendengar kata suami. "Kamu sudah menikah?"
Aluna tidak pernah tahu kalau Raya sudah menikah. Terakhir kali Aluna bertemu dengan Raya ketika perpisahan SMA dimana Raya harus pergi ke luar negeri untuk melanjutkan sekolahnya. Ternyata setelah bertemu kembali, Raya sudah menikah. Aluna merasa senang mendengar kabar baik dari sahabatnya itu.
Raya menganggukkan kepalanya. "Iya, aku sudah menikah. Aku itu mau ngundang kamu, tapi aku nggak tahu kamu tinggal dimana. Soalnya pas aku datang ke rumah kamu ternyata rumahnya sudah diisi oleh orang lain. Katanya kamu pindah dan nggak tahu kemana."
"Kamu datang ke rumahku yang dulu?"
Memang, Aluna pindah rumah setelah ia lulus SMA, karena suatu alasan. Aluna dan mendiang neneknya itu terpaksa menjual rumah karena harus membayar sebuah barang yang tidak sengaja nenek Aluna pecahkan di sebuah rumah mewah dimana neneknya Aluna bekerja. Siapa sangka jika ternyata harga guci yang dipecahkan oleh neneknya Aluna senilai dengan harga rumah mereka. Karena sang pemilik menuntut dan meminta ganti rugi. Mereka juga mengancam akan melaporkan nenek Aluna ke polisi, membuat mereka akhirnya terpaksa menjual rumah untuk membayar guci itu. Sisa uangnya mereka pakai untuk pindahan ke sebuah kontrakan dimana sekarang pun Aluna diusir oleh sang pemilik kontrakan karena Aluna sudah menunggak pembayaran.
Raya menganggukkan kepalanya. "Iya, aku datang ke rumah kamu, tapi kamu nggak ada."
"Iya, aku pindah rumah soalnya," balas Aluna sambil tersenyum kecut ketika ia mengingat saat Aluna terpaksa menjual rumah harta terakhir kedua orang tuanya itu. "Oh, iya, kamu menikah dengan siapa? Mana suami kamu?"
"Ya, ampun, Aluna. Ini suamiku," jawab Raya seraya menggandeng Ryan yang sejak tadi berdiri di sampingnya. "Perkenalkan, ini Ryan, dia suamiku."
"A-pa?" pekik Aluna dengan suara yang tertahan seraya menatap Ryan dengan tatapan tidak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments