Beberapa hari kemudian....
"Mak, hari ini aku ada masak sayur daun singkong. Kata Nara kemarin dia sudah masak rendang, ya mak?" Tanya Tuti. Ibu Sumiati tengah duduk di samping rumah sembari minum teh, tidak lupa singkong rebus pendamping teh. Orang tua lebih suka makanan rebus dari pada gorengan. Itu rahasia hidup sehat orang jama dulu. Apa lagi kandungan serat pada singkong sangatlah banyak.
"Sarapan singkong sayurnya juga daun singkong....Tuti, Tuti, mbok ya sekeli kali Emak di masakin tumis cumi cumi" Meski beliau sudah tua tapi masih punya banyak keinginan. Saat ini usia Ibu Sumiati menginjak tujuh puluh tahun lebih.
"Oalah mak, Emak. Sudah di masakin rendang kok masih minta cumi. Ingat kolestrol kali mak...." Sembari meraih gagang sapu di samping beliau.
"Kolestrol itu makanan apa to Tut? Emak cuma pengen makan cumi kaya di tv tv itu lho. Tumis Cumi kangkung.....enak banget"
"Tak bilangin Nara lho, mak." ancam Tuti. Sejak beberapa tahun silam ibu sumiati sempat mengalami gejala struk ringan dan juga kolestrol tinggi. Untung saja gejala struk bisa cepat di atasi sehingga beliau bisa kembali berjalan kembali.
"Kamu itu Tuti, emak cuma bercanda kok. Eh....tut kamu udah dengar belum, katanya nih ya si Merry ada main sama si Bagus. Kemarin pagi si Maimunah bilang sama ibu ibu, katanya dia melihat Bagus sama Merry lagi asik gitu gituan di warung...." Ujar Ibu Sumiati. Pagi tadi beliau mendengar gosib hangat saat pada ibu ibu kumpul membeli sayur di depan rumah beliau.
Sonrak Tuti terkejut "Ah masa sih, mak? Nggak percaya deh. Palingan hoax kali mak, tau sendiri kan Maimunah nggak pernah suka sama adik iparnya itu"
Sembari menyeruput teh "Tanya langsung saja sama dia kalau nggak percaya...."
Tuti berpikir sejenak. Dahulu kala Tuti pernah beberapa kali memergoki Bagus keluar masuk rumah seorang janda. Kebetulan rumah janda tidak jauh dari rumah Tuti. Saat merasa ada yang aneh, ia langsung memperingatkan Bagus supaya tidak berbuat hal buruk. Setelah mendapat peringatan itu Bagus jarang kesana lagi. Tuti kira Bagus sudar sadar tapi ternyata malah lebih parah lagi.
"Ck, ck, ck....." Berdecak heran "Emang ya si Bagus itu nggak ada kapok kapoknya sama sekali....."
Desas desus perselingkuhan Bagus terendus oleh kakak ipar Nara yang bernama Tuti. Dia langsung menuju ke rumah Maimunah selaku saksi pertama yang menyebarkan gosib miring tersebut. Dia tidak mau banyak menerima omongan dari luar kalau belum menemui akar paling kuat. Sesampainya di rumah Maimunah, Tuti langsung menanyakan perihal kabar yang beredar luas.
"Emang benar kabar di luar sana itu tentang Bagus? kata orang orang sih mereka taunya dari kamu" Kebetukan Tuti baru saja selesai membersihkan rumah ibu angkat Nara. Dia di minta menjaga dan merawat ibu Sumiati karena usia beliau sudah tua, jadi Nara meminta kakak iparnya bantu bantu di rumah sembari menjaga ibu angkatnya. Anggap saja Tuti bekerja pada adik iparnya sendiri. Setiap bulan dia menerima uang dari Nara sebagai tanda terima kasih. Tuti datang setiap hari sekedar menyapu, mengepel dan mangantar sayur. Untuk masalah mencuci pakaian ibu Sumiati masih bisa sendiri.
"Iya, mbak. Saya lihat pakai mata kepala saya sendiri, mereka itu berzina di dalam warung. Kalau mata saya tidak melihatnya saya juga tidak akan pernah percaya. Apa lagi Pak Bagus itu orangnya terlihat alim, rajin ke mesjid, selalu menolong sesama. Eh....nggak taunya sifat aslinya keluar juga" Mereka berdua ngobrol di dalam rumah ibu Maimunah. Satu hal yang masih membuat Maimunah bertanya tanya, apa sih kelebihan Merry sampai laki laki setampan Bagus jatuh dalam pelukan.
"Ya iyalah, kalau di luar terlihat sempurna tapi dalamnya busuk. Aku sendiri saja tidak menyangka kalau dia berbuat hal serendah itu, apa lagi dengan tetangga depan rumah malah...." Pandangan mata Tuti mangarah ke warung Merry. Dari kejauhan terlihat Merry bercakap cakap dengan beberapa bapak bapak yang tengah minum kopi di warungnya. Gelak tawa Merry membuat Tuti mencebirkan bibir "Tuh lihat di depan suaminya aja berani nyolek laki laki lain, apa lagi di belakang suaminya...." Sejak lama Tuti tidak menyukai perilaku Merry. Pasalnya kelakuan Merry mencoreng martabat wanita di desa itu. Begaimana tidak, Merry itu suka bicara kotor bahkan tanpa sungkan mengumbar hal hal berbau negative.
"Mau gimana lagi mbak namanya saja bekas wanita malam ya pasti begitu jalan hidupnya. Tapi yang bikin aku heran lagi nih ya mbak, kok si Bagus mau sama dia. Padahal kalau di banding dengan Nara dia itu nggak ada apa apanya. Kurang apa coba? punya istri sukses, cantik, putih, nggak banyak nuntut, tapi masih aja cari wanita lain"
Tuti sempat tertawa pelan lalu bangkit dari kursi kayu yang ia duduki saat ini "Begitulah laki mata keranjang, tidak akan cukup dengan satu wanita. Ini juga bukan pertama kalinya..."
Sontak Ibu Maimunah terkejut. Dari perkataan itu dapat di simpulkan bahwa Bagus pernah berselingkuh "Maksud mbak pak Bagus itu pernah punya selingkuhan juga gitu? siapa orangnya, mbak?"
"Ah....tidak penting. Yang lalu biar berlalu sekarang tinggal bagaimana cara kita menutup rapat perselingkuhan ini dari Nara" Tuti tau di balik sikap sok kuat Nara terdapat jiwa yang lemah. Lagi pula dia tidak punya bukti real seperti rekaman video perselingkuhan itu. Di depan keluarga besar Nara, ia nampak kuat. Tidak pernah mau menunjukkan rasa curiga pada suami. Tapi, sebenarnya di balik semua itu Nara terlalu lemah. Bagaimana pun seorang istri tidak akan kuasa mendengar suami bertingkah demikian dengan para wanita di luar sana. Nara lebih memilih memendam kecurigaannya tanpa siapa pun tau bahwa dia tengah terluka.
"Harusnya dia malah di kasih tau dong, Mbak. Biar dia kasih pelajaran suami biadabnya itu...." Orang lain saja melihat kelakuan Bagus merasa gemas. Sangking gemasnya sampai ingin menghajar, menginjak, dan melempar laki laki itu.
"Nara itu bukan tipe wanita sembarangan. Dia tidak akan mengambil tindakan tanpa adanya bukti. Biarkan waktu menentukan jalannya sendiri. Kita cukup tau saja tapi jangan beri tau dia"
Di sisi lain Nara baru saja selesai mandi. Setelah selesai masak ia langsung fokus berdagang dengan di temani Eca. Setelah kejadian beberapa tahun lalu, dia hanya memperkerjakan satu tenaga yaitu dengan Eca. Bukan tidak mampu membayar pegawai baru, tapi dia tidak mau kejadian waktu itu terulang kembali. Perselingkuhan di depan mata memjadikan sebuah momok mengerikan sampai menghancurkan Cinta dan kepercayaan.
"Ca di mana dia?" Tanya Nara.
Eca mengerti siapa yang di maksud "Pak Bagus lagi ke pasar bu, katanya mau beli kertas nasi"
"Oh....."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Wati_esha
Nara .. ayo siap - siap kumpulkan bukti yang banyak. Dan hati - hati dengan awetmu.
2022-08-20
0
Wati_esha
Hmmm Bagus, tebar pesona dengan alasan cari kertas nasi. Remeh banget ya.
2022-08-20
0
Wati_esha
Ternyata memang sudah jadi penyakit mentalnya Bagus to ini. 🤦♀️
2022-08-20
0