Sore hari keluarga Nara bersiap kembali pulang ke kota. Nara sibuk berkemas, sedangkan kedua putranya masih berada di kamar mandi. Bagus sendiri mengecek kesiapan kendaraan. Tak lama kemudian Bagus kembali masuk "Buk, aku keluar bentar mau beli Rokok"
"Hem...." Rasanya Nara masih kesal dengan sikap Bagus, tidak hanya pemarah tapi juga pembohong. Begitu banyak dusta dalam pernikahan mereka. Tapi Nara yakin jika suatu saat nanti cepat atau lambat semua akan terungkap dengan sendirinya.
"Masih marah?" Bagus menghampiri Nara lalu memeluk sang istri dari belakang.
"Apaan sih, lepas..."
Bagus semakin mengeratkan dekapan tangannya "Udah ah jangan marah gitu, senyum dong" Bukan rahasia umum lagi kalau seseorang tengah bermain api di belakang sifatnya akan berubah ubah. Terkadang marah tanpa sebab dan terkadang manis seperti gula. Sangking manisnya sampai pelakor langsung mendekat.
"Apa sih mas, lepas. Aku mau beres beres...." Sekuat tenaga melepas diri akhirnya Bagus meregangkan dekapannya hingga Nara lepas dari pelukan.
"Ya sudah aku mau beli rokok di tepat Bustomi" Bagus berbalik badan.
"Oh iya mas, di mana kemeja biru yang aku belikan waktu lebaran tahun lalu?"
Seketika langkah Bagus terhenti "Kemeja?(Berpikir sejenak)kemeja biru yang mana?"
Nara langsung meraih ponsel mencari foto suaminya saat mengenakan kemeja yang di maksud "Yang ini...." Sebuah foto keluarga kala lebaran tahun lalu di perlihatan.
"Oh kemeja itu, ada kok di lemari. Coba kamu cari dulu....emang buat apaan?"
Nara langsung membuka lemari pakaian "Sudah aku cari dua kali tapi tidak ada. Jangan bilang kemeja itu ketinggalan di rumah seseorang" Nada sindiran membuat Bagus terkesiap. Dia baru ingat kalau semalam dia memakai kemaja itu.
(Aduh pake ketinggalan lagi) Merasa bingun jawaban apa yang harus ia beri. Nara sendiri bukan tipe wanita cemburu tanpa ada sebuah alasan. Sejatinya seorang istri punya firasat kuat apa bila suaminya mulai nyeleweng.
"Kok diam? nggak berani ngaku ya" Dengan santai Nara duduk sembari terus memasukkan pakaian ke dalam tas ransel.
"Oh..... kejema itu to, kayanya ketinggalan di rumah mbak Aisyah deh, pas dulu itu kan kita nginap di sana"
"Oooooo....ya sudah kalau begitu" Nara tidak mau semakin memojokkan Bagus kalau dia belum menggenggam bukti yang nyata. Sebenarnya banyak sekali hal yang menguatkan kecurigaannya. Namun, Nara tidak mau bertindak gegabah.
Bagus lantas keluar kamar sembari mengotak atik layar ponsel.
"Sampai saatnya tiba aku harus banyak bersabar" Tanpa di sadari air mata mulai menetes perlahan.
Tidak hanya satu atau dua kali suaminya bermain wanita. Dua tahun lalu tepat di depan mata dia melihat suaminya bersikap tidak wajar dengan seorang janda muda yang bekerja di warung makan miliknya. Janda muda satu anak dengan tubuh gempal dan body seksi. Mereka kerap kali kepergok saling melempar senyum dan beberapa kali Nara melihat suaminya itu berbisik bisik di belakang. Tidak hanya itu Nara juga mendengar desas desus perselingkuhan suaminya dari Eca (Gadis muda yang juga bekerja di warung makan miliknya). Eca bilang kerap kali melihat majiakannya itu memberikan uang tanpa sepengetahuan Nara. Tapi Nara tidak mau langsung menuduh tanpa dia tau sendiri dengan kedua mata. Dia menutupi semua itu dengan dalih uang yang di beri suaminya untuk membayar uang kos yang di tinggali Eca dan si janda muda. Eca sendiri tidak banyak tanya dia hanya mengiyakan saja, meski di belakang diam diam dia menyelidiki hubungan mereka.
Pada suatu hari tepatnya waktu jam makan siang. Eca sibuk melayani pembeli di depan sedangkan Nara sehabis mandi kemudian menjemur handuk di lantai atas. Entah setan mata yang merasuki Bagus, tiba tiba saja dia menarik tangan si janda muda menuju dapur. Tanpa rasa takut dia langsung mencumbu si janda. Keduanya saling berpagut. Sangking asiknya bercumbu tanpa mereka sadari Nara melihat kejadian itu. Sontak saja Nara langsung berteriak keras mungkin. Mereka berdua terkejut langsung melihat ke atas di mana Nara mematung di sana. Sangking kerasnya suara Nara membuat Eca dan benerapa pembeli berlarian ke dapur. Mereka bingun ada hal apa sampai Nara berteriak kencang. Parahnya si janda langsung lari. Semua orang bertanya tanya ada gerangan apa yang terjadi.
Setelah Bagus menghampiri sang istri kemudian menariknya naik ke lantai atas. Dari bawah mereka mendengar perdebatan sengit antara mereka. Tidak hanya itu ada suara pecahan kaca juga yang terdengar. Eca tau bahwa kedua bosnya tidak dalam keadaan baik baik saja. Dia langsung meminta para pembeli kembali keluar. Setelah bebetapa jam kemudian Bagus turun dan langsung pergi begitu saja. Eca yang masih di depan melihat sekilas wajah bos wanita penuh derai air mata. Dalam hati Eca menduga kalau perselingkuhan rekan kerjanya sudah terungkap. Tapi dia tidak mau ikut campur terlalu dalam. Eca hanya diam dan melanjutkan pekerjaannya. Sebenarnya Eca tidak tega melihat Nara sedih seperti itu, akan tetapi dia sadar ada batasan untuk orang alin ikut campur dalam urusan rumah tangga sang majikan. Setelah merasa tenang barulah Nara akan bercerita pada Eca tentang kebenaran yang ada. Sang suami yang berani ciuman di depan matanya secara tidak langsung. Kejadian itu membuat Nara dan Eca semakin dekat sampai Nara menaruh percaya pada Eca. Sejak saat itu Nara selalu bercerita tentang masalah rumah tangganya pada Eca. Meski Eca hanya sebagai pendengar tapi setidaknya Nara lega bisa mengeluarkan keluh kesahny.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Ngapain nguping klo ngak bawa bukti..Nara kmu stupid apa oon sih...heran aku..Nara...nara../Hammer//Hammer//Hammer/
2024-12-04
0
Wati_esha
Bagus ... penyakit itu! Pecat sajalah jadi suami. Penyakitnya kambuhan gitu.
2022-08-20
0
Wati_esha
Hwaaaaa ha ha ha ... mati gaya deh!
2022-08-20
0