Keesokan harinya seperti apa yang diperintahkan Dwi kemarin, Lili bersiap untuk pergi kerumah Dwi dengan alasan melakukan kerja kelompok yang belum kelar. Lili bukan tipe cewek yang terlalu memperhatikan penampilan tetapi juga bukan tipe cewek yang asal memakai pakaian, yang penting sopan dan punya aturan.
Seperti biasa Lili akan memakai sepeda nya, dia memakai celana panjang pensil yang ujungnya runcing juga kaos kerah yang sopan. Dia menaiki sepeda nya menuju ke rumah Dwi dengan santai.
45 menit berlalu, akhirnya Lili sudah sampai di depan rumah Dwi. Dia terlihat ragu untuk turun dan mengetuk pintu. Tiba-tiba saja keberaniannya menghilang begitu saja. Lili berniat akan kembali pulang tetapi dia harus memikirkan alasan apa yang akan diberikan kepada teman 1 kelompok dengannya besok. Karena tugas ini menyangkut semua teman 1 kelompoknya.
Dwi sebenarnya sudah dari tadi menunggu Lili diruang tamu. Karena kaca rumah Dwi tidak terlihat dari luar tetapi dari dalam Dwi bisa melihat dengan jelas keadaan dari luar. Begitu Lili datang sebenarnya Dwi sudah tahu tetapi memang dia sengaja tidak keluar dulu. Tetapi ketika melihat Lili yang seakan mengurungkan niat untuk turun dari sepeda dia malah tersenyum.
"Lucu juga kalau kamu lagi grogi gitu." gumam Dwi sambil tersenyum dan terus memandangi Lili dari dalam rumahnya.
Ibunya Dwi dari arah dapur merasa heran dengan tingkah anaknya yang sedari tadi senyum-senyum sendiri.
"Kamu kenapa Le kog senyum-senyum sendiri? Itu ada tamu kog gak disuruh masuk malah dilihatin aja." ucap Ibunya Dwi ketika melihat Lili yang hendak masuk dan akan menuju pintu untuk membukanya, tetapi Dwi mencegahnya.
"Eh.. Jangan dibukain bu biarin aja dulu biar dia ketuk pintu baru dibukain!" seru Dwi dengan menarik kembali ibunya.
"Teman kamu itu?" tanya Ibunya karena memang tidak tahu menahu siapa tamu yang datang.
"Iya." jawab Dwi singkat.
"Ada-ada aja kamu ini. Selalu sukanya ngerjain anak orang." kesal Ibunya yang kemudian kembali ke dapur untuk melanjutkan memasak.
Begitu Ibunya masuk ke dalam, Dwi kembali memperhatikan Lili. Dilihatnya Lili tidak segera masuk tetapi justru malah putar balik membawa sepedanya, tentu saja akan kembali pulang. Dwi pun segera bangkit berdiri dan membuka pintu.
"Mau kemana kamu? Bukannya masuk malah mau pergi lagi?" tanya Dwi ketus ketika dia membuka pintu.
"Eh kaget kodok terbang!" teriak Lili yang hampir saja melempar sepedanya saking kagetnya.
"Siapa yang kamu katain kodok?" kesal Dwi dan langsung mengambil sepeda Lili untuk diparkir dihalaman rumahnya.
"Emm begini Dwi, aku kayaknya sakit perut deh." bohong Lili dengan sengaja memasang wajah kesakitan dengan memegangi perutnya.
Dwi yang melihatnya hanya mengerutkan kening antara percaya dan tidak percaya. Tapi sedetik kemudian Dwi langsung tersenyum.
"Eh kog malah senyum-senyum sih? Kan aku uda alasan kalau pura-pura sakit perut." kesal Lili tanpa sengaja dia malah menjelaskan kalau dia berpura-pura.
"Oops!" lanjutnya lagi dengan memukul pelan mulutnya yang blak-blakan.
"Hahaha kamu itu gak bakat bohong, makanya jangan coba-coba bohong." kata Dwi sambil mengacak gemas rambut depan Lili.
"Uda buruan masuk." lanjutnya dengan berjalan meninggalkan Lili yang masih terkejut diam saja karena Dwi menyentuh kepalanya, yang dia tahu bahwa itu adalah bentuk sayang.
Karena merasa tidak ada pergerakan dibelakangnya, Dwi menoleh dan masih mendapati Lili yang diam saja sambil senyum-senyum sendiri.
"Kog malah diem sih, buruan!" seru Dwi.
"I-iya." jawab Lili dengan terbata, kemudian dia segera mengikuti Dwi masuk ke dalam rumah.
...****************...
Tetap semangat 💪
Mohon dukungannya like, komen dan hadiah 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Ita Zarah
kok jd.malu memory yg.lalu😁
2025-02-04
0