Davina duduk di pinggir jalan sambil menangis meratapi kertas-kertas yang sudah tidak berbentuk dalam genggamannya.
"Dasar cowok sialan, gara-gara dia aku jadi tidak bisa menemui dosen pembimbingku" maki Davina pada laki-laki yang telah menabraknya.
Tidak ingin berdiam diri dan terus memperhatikan kertas-kertas malang itu, Davina segera bangkit berdiri berniat mencari tempat percetakan dan mencetak ulang skripsinya, berharap dosen killernya itu masih ada dikampus.
***
Davina sampai dikampus jam 11.30, sedangkan jam janjiannya dengan Dosen pembimbingnya jam 9.00, Davina segera berlari ka lantai 2 di mana fakultas bisnis berada, dia kemudian bertanya pada salah satu teman fakultasnya apakah Dosennya itu masih berada dikampus, dan dia bersyukur karena Dosen pembimbingnnya itu ada kelas mengajar dan 5 menit lagi akan selesai, akhirnya Davina menghela nafas dan duduk di salah satu kursi menunggu Dosennya itu.
Lima menit telah berlalu dan Dosen pembimbingnya itu telah selesai mengajar, Davina yang melihat Dosen pembimbingnya menyusuri lorong akan kembali keruangannya segera berlari mengejar Dosen pembimbingnya itu.
"Permisi Pak, saya mau bimbingan skripsi" kata Davina sambil mengejar langkah dosennya itu.
"Bukan kah perjanjian kita untuk bimbingan jam 9, sedangkan sekarang sudah jam berapa" jawab pak Dani sang Dosen killer sambil tetap berjalan menujuh ruangannya.
"Maaf sebelumnya Pak, tadi di jalan saya ada sedikit musibah, jadinya saya datang terlambat" kata Davina jujur.
"Saya tidak menerima alasan apa pun, kamu tau kan, saya tidak suka dengan mahasiswa yang tidak tepat waktu"kata Pak Dani yang telah sampaui di ruangannya dan duduk di kursi kebanggaannya.
"Sekarang kamu boleh pulang, dan besok temui saya lagi jam 8 pagi" sambung pak Dani.
"Ta..tapi pak" kata Davina.
"Kembali besok atau tidak ada bimbingan sama sekali" kata pak Dani yang tidak bisa di ganggu gugat.
"Baik pak, saya permisi" kata Davina kemudian pamit dari ruangan dosen killirnya itu.
"Aarrrggggh ini semua gara-gara laki-laki sialan itu" maki Davina kemudian dia kembali ke rumahnya.
***
Di tempat lain, Devano buru-buru memasuki ruang rapat yang sebentar lagi dimulai, di segera menarik nafas sebelum dia memulai persentasinya.
Devano sedang memulai persentasi dan menjelaskan secara detail tentang proyek yang akan di bangunnya, selesai persentasi semua orang bertepuk tangan karena puas dengan hasil persentasinya.
"Saya sangat tertarik dengan proyek ini pak Devano, dan saya sangat tertarik untuk bekerjasama dengan perusahaan kalian" kata pak Hartono.
"Terima kasih atas pujiannya pak, saya sangat senang kalau perusahaan kalian bersedia untuk bekerja sama dengan perusahaan kami" jawab Devano sambil tersenyum.
"Baiklah saya setuju dengan kerja sama ini" kata Pak Hartono sambil menjabat tangan Devano.
"Terim kasih Pak Hartono" kata Devano membalas jabat tangan pak Hartono.
***
Selesai rapat Devano keluar dari ruang rapat diikuti oleh sekretarisnya sekaligus sahabatnya, sambil tersenyum bahagia.
"Kamu benar-benar hebat Van, bisa memenangkan proyek besar ini" kata Dani sahabat sekaligus sekretaris Devano
"Iyaa dong siapa dulu" jawab Devano tersenyum sombong.
Devano pun kembali ke ruang kerjanya di ikuti oleh sekretarisnya, lalu dia duduk dikursi kebesarannya sambil bersandar pada kursinya dan mengingat perempuan yang tadi di tabraknya membuat Devano tersenyum sendiri.
"Aku sepertinya menyukainya" batin Devano
"Tapi aku sepertinya lupa meminta maaf padanya tadi"lanjut batin Devano sambil menepuk jidatnya membuat sektetarisny itu heran dengan kelakuan bosnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
my life 💜
aku mampir kak,,semoga cerita,y menarik and happy ending...semangat💪
2023-02-13
0