5. Kesakitan Violetta.
Ken merasa hatinya terenyuh melihat keadaan Violetta. Wanita yang ada di hatinya yang sedang sakit.
Ken sempat meneteskan air mata nya. Namun, dengan segera ia hapus. Karena merasa ada yang memanggil namanya.
"Tuan, Ken." Bi Lastri mengejutkan Kendra.
"Eh, Iya Bi."
"Kenapa malah berdiri disini," tanya Bi Lastri.
Mendengar ada seseorang, Violetta menoleh ke sumber suara. Violetta terkejut saat melihat siapa yang datang.
"Ken," gumam Violetta. Saat dirinya sedang tidak memakai rambut palsu.
"Hay ... Vio." Ken mulai berjalan mendekati Violetta.
Violetta mulai panik saat Ken melihat dirinya sudah botak.
"Aku sudah melihatnya Vio, tidak perlu panik atau terkejut gitu, kamu masih tetap cantik," ucap Ken. Saat Vio hendak memakai rambut palsunya kembali.
"Masa sih," kata Violetta tidak percaya diri.
Ken menganggukan kepalanya. "Iya. Kamu masih tetap cantik." Ken tersenyum meski hati nya sakit.
"Coba lihat yang satunya, lucu kan?" kata Violetta saat menunjukkan rambut palsu yang lainnya dengan model yang berbeda.
Hati Ken ingin menangis melihat orang yang di cintai nya. Namun, Ken lebih memilih pura-pura tidak tahu, dan tidak ingin melihat Vio sedih.
"Enak banget yang cuti bisa rebahan dirumah seperti ini." Ken mengalihkan perhatiannya.
Violetta melempar rambut palsu nya kepada Ken. Membuat Ken tertawa dan menangkap nya.
"Ini juga gara-gara kamu Ken, siapa suruh gak di ACC," keluh Violetta.
"Khusus buat kamu dilarang!" tegas Kendra.
"Eh, kamu mau minum apa biar bi lastri ambilkan untuk mu, Ken."
"Apa saja yang penting jangan air got aja," kata Ken tertawa.
Violetta memanggil bi lastri untuk membuat minuman dan cemilan untuk di antar ke halaman belakang dimana Violetta dan Ken berada.
Ken menarik napas nya. "Vio," panggil Ken kepada Violetta.
Namun, Vio tau pasti Bos sekaligus sahabatnya ingin menanyakan tentang dirinya yang tidak memiliki rambut sekarang.
"Aku tidak tau, hasil medical cek up kemarin. ada benjolan," sendu Vio.
Ia tidak kuasa menahan kesedihannya. "Dan ... dan ... A ... aku terkena _"
Ken memotong pembicaraan Violetta. "Sudah cukup jangan di teruskan," kata Ken dengan memejamkan matanya.
Kendra menggenggam tangan Violetta.
"Aku yakin kamu pasti kuat dan tabah. aku akan membantu kamu. Jika kamu membutuhkan bantuan ku."
"Terimakasih Ken, atas bantuan mu."
Aku akan melakukan apapun untuk kamu Vio. Namun, Ken hanya bisa mengucapkan dalam hatinya.
Ken benar-benar tidak berani untuk mengutarakan isi hatinya sampai sekarang. Ia takut persahabatan nya akan renggang jika Vio tahu dirinya mencintainya lebih dari sahabat. mungkin Ken berpikir Violetta akan membencinya.
Ken merasa menjadi pria yang paling bodoh dan pengecut ia tidak bisa mengejar dan mendapatkan cinta nya dan lebih memilih untuk mencintai secara diam.
🍃🍃🍃
"Val, senang sekali pagi ini di antar Dady," ucap Vallery.
"Dady akan selalu mengantarkan kamu sayang, mulai saat ini."
"Dad, Val masuk dulu," ujar Valerry saat sudah sampai di depan gerbang sekolah.
"Iya sayang, hati-hati belajar yang pinter," seru Rayan. Val hanya mengacungkanjari jempolnya.
Vallery turun dari mobil Rayan dan masuk ke dalam gerbang sekolah.
Setelah melihat Putrinya sudah masuk dan tidak terlihat Rayan menancapkan pedal gas nya menuju kantor.
Sudah empat bulan telah berlalu.
Hari ini Violetta pergi ke rumah sakit seorang diri untuk melakukan kemoterapi selanjutnya.
Rayan merasa senang mendengar kabar dari Dokter Onkologi nya. Jika, Kemoterapi nya berhasil.
Rayan yakin sekali jika istrinya kuat dari pada kankernya. Hari ini mulai babak baru dimana Violetta akan kehilangan salah satu payudara nya.
Rayan merasa kan kesedihan istrinya. Karena ini baru delapan kali radiasi masih butuh dua puluh radiasi lagi untuk benar- hilang dari kanker kanker yang di derita Violetta.
Rayan masuk ke dalam ruangan di mana ada Violetta yang sedang duduk setelah melakukan radiasi.
Nampak terlihat Violetta mencengkram kuat baju bagian depan nya.
Violetta tersenyum saat melihat suaminya datang. Violetta mulai membuka bajunya menunjukkan bagian dadanya kepada Rayan.
"Sudah terbakar hangus," kata Violetta sedih.
Rayan terkejut saat Violetta memperlihatkan nya. Rayan hanya bisa diam. Ia tidak bisa berkata-kata lagi.
Malam harinya Rayan lebih memilih pergi ke tempat hiburan malam. Ia pergi minum dan mencari wanita untuk menghilangkan rasa kecewanya kepada Istrinya yang tidak lagi sempurna.
Namun saat hendak. Mendekati wanita cantik tiba-tiba dering telepon nya bergetar. Dan melihat siapa yang menghubunginya.
"Telepon dari rumah,"gumam Rayan.
"Hallo, Bi," tanya Rayan. Ia merasa terkejut saat Bi Lastri menyampaikan kabar tentang istrinya. Dengan segera Rayan pulang.
Tiga puluh menit Rayan tiba di kediamannya. Ia langsung masuk dan mencari keberadaan Istrinya.
Terdengar suara tangis dari dalam kamar.
Rayan melihat putrinya yang ketakutan duduk di atas kasur.
"Sayang kamu kenapa?" tanya Rayan. Namun sebelum Valerry menjawab terdengar suara dari dalam kamar mandi.
Hoek,hoek,hoek...
Rayan meninggalkan Putrinya dan masuk kedalam kamar mandi. Ia terkejut melihat istrinya yang sedang tidak baik-baik saja.
Rayan membantu memijat tengkuk leher Istrinya. Namun, Putri menjerit ketakutan mendengar Mommy nya.
Rayan begitu panik ia harus mengurus istri dan juga putrinya. Rayan kembali masuk kedalam dan menenangkan putrinya. Dan memanggil Bi Lastri.
"Bi... bi ... ," teriak Rayan.
Dengan sedikit berlari Bi Lastri masuk kedalam dan Rayan menyerahkan Valerry kepada Bi Lastri untuk di bawa keluar dari kamarnya.
Rayan kembali masuk ke kamar mandi dan membantu Istrinya.
Efek radiasi kali ini membuat Violetta merasa menggigil sekujur tubuhnya dan membuat muntah- muntah hebat tidak seperti biasanya.
Rayan membawa Violetta untuk duduk di atas kasur.
"Vio sayang," sahut seseorang yang tiba-tiba masuk begitu saja.
Dia adalah Vania mami Violetta yang selama ini tinggal di Singapura menemani suaminya
"Mami," gumam Rayan. Ia merasa terkejut melihat ibu mertuanya datang tiba-tiba.
Bulan lalu Barack mengatakan jika kedua orang tuanya atau mertuanya Rayan akan kembali ke Indonesia. Namun, Karena papi Violetta sibuk mereka tidak jadi pulang.
"Rayan, Mami mau bawa Violetta ke Singapura, disana banyak dokter terbaik!" usul mami Vania.
"Mami kapan datang."
Bukan menjawab pertanyaan Ibu mertuanya.
"Bukan saat nya kamu bertanya soal itu. malam ini juga Mami mau bawa Violetta ke Singapura!"
"Tapi, Mih disini Violetta juga sedang menjalankan pengobatan." Tolak Rayan agar ibu mertuanya tidak membawa istrinya pergi.
"Mami tanya ke Violetta bukan kamu Rayan!" sentak mami Vania.
"Rayan benar mih, Vio di sini saja pengobatan nya," sahut Violetta yang sedari tadi hanya diam.
Kedua orang tua Violetta tidak merestui hubungan Violetta dengan Rayan. karena melihat kelakuan Rayan yang suka main wanita. Namun, dengan bujukan Barack kedua orang tuanya menyetujuinya. Karena Rayan juga sahabat Barack.
"Kamu yakin Vio," tanya Mami Vania dengan hati-hati
"Iya mih, ini juga dokter saran dari Ken."
"Ken?" pekik Mami Vania.
"Iya mih, ken yang merekomendasikan Dokter untuk Vio, Mami tidak perlu khawatir, Ok."
"Ok, mami percaya, ken itu anak baik. dan mami akan tinggal disini untuk menemani kamu Vio!" pinta Vania melirik ke arah pria di sampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments