Beberapa hari kemudian...
Berhubung hari ini adalah hari libur, Jasmine sedari pagi telah bersiap dengan barang bawaannya dan berangkat menuju rumah Clarissa.
Apakah Clarissa berada di rumah? Atau dia masih di rumah sakit ya? Coba saja deh,~ Batin Jasmine.
Dengan ragu-ragu Jasmine meninggikan badannya sedikit untuk meraih bel rumah Clarissa. Namun, sebelum dia menekan bel tersebut, Suara pagar rumah terbuka dengan lebarnya.
"Jasmine," sapa Wisnu yang telah rapi dengan jas dan kemejanya.
"Hai om. Apa kabar? Clarissanya ada?" Tanya Jasmine berbasa-basi.
"Dia sudah berangkat ke cafe sedari pagi sama pak sopir. Kamu mau membantu Sasa buat dekor ya?" Tanya Wisnu.
"Iya om. Saya dimintai bantuan oleh Sasa akibat Tante Clara tiba-tiba ngedrop katanya. Semoga cepat sembuh ya untuk tante. Jasmine ikut doain tante," ucap Jasmine.
"Thank u. Kalau kamu mau membantu kami, ayo naik mobil om," ucap Wisnu menawarkan tumpangan.
"Wahh terimakasih om," ucap Jasmine yang langsung menaiki mobil mewah milik Jasmine.
Cafe Barista Wisnutama...
Clarissa tengah sibuk merangkai bunga untuk mendekorasi cafe milik Ayahnya.
"Nona, ini mau diletakkan dimana?" Tanya seorang pelayan.
"Disana saja, bi." Clarissa kembali lagi ke pekerjaannya semula hingga dirinya mendengar suara mobil datang ke cafe milik Ayahnya.
"Ayah!" Celetuk Clarissa.
"Hei Sasa. Wow, kamu melakukan kemajuan yang sangat banyak. Ayah hanya meninggalkanmu kurang dari satu jam dan dekorasinya telah sebagus ini? Hebat," puji Wisnu.
"Ehh, Jasmine juga ada disini? Ayo bantu aku merangkai beberapa bunga lagi," panggil Clarissa saat melihat Jasmine yang ragu-ragu memasuki cafe tersebut.
Jasmine hanya mengangguk lirih. Wanita itu benar-benar seperti hamster yang ketakutan, imut sekali.
"Bagaimana? Apakah kamu sudah membawa beberapa barangnya dan sudah menelpon Lauren dan Karen?" Tanya Clarissa.
"Ini barang yang kamu minta. Untuk masalah mereka... aku tidak berani," jawab Jasmine jujur.
"Pftt, kau sama sekali tidak berubah. Baiklah, mereka akan datang sebentar lagi." Clarissa terkekeh pelan melihat sahabatnya yang sudah merona itu.
"Ada apa? Apakah kau menyukainya?" Tanya Clarissa sedikit menggodanya.
"Ma-mana mungkin? A-aku.. Aku masih cukup tahu diri," jawab Jasmine gugup.
Tidak lama kemudian, seorang pria tampan dengan gadis dan anak lelaki tampan bebarengan masuk ke dalam cafe.
"Hei, Eren. Lama tidak berjumpa," sapa Wisnu yang entah darimana asalnya.
"Gimana kabar lu?" Tanyanya.
"Baik. Lu sendiri? Bukannya istri lu lagi di rumah sakit?" Tanya Eren to the point.
"Ya, mohon doanya ya bung. Kata dokter, Clara boleh pulang besok," jawab Wisnu dengan senyuman hangat miliknya.
"Lauren, Karen, kalian kesana dulu ya, bantu-bantu Sasa," perintah Eren kepada kedua anaknya.
"Siap bos!" Seru Karen dengan semangat.
Lauren dan Karen mendekati kedua wanita yang sedang merangkai bunga dan bersenda gurau bersama itu.
"Hei kak Sa," sapa Karen.
Jasmine tiba-tiba mematung seketika saat melihat Lauren yang tepat dibelakangnya. Dia tak sengaja menabrakkan badannya ke kaki jenjang milik Lauren.
"Ma-maaf...," ucapnya grogi
"Sa, aku... aku pamit pulang dulu. Permisi." Jasmine lari terbirit-birit setelah berpamitan kepada temannya. Dia merasa malu sekaligus canggung dengan Lauren, sang idola yang selama ini ia idam-idamkan. Bahkan, kamarnya pun penuh dengan poster miliknya.
"Kak, apakah temanmu tidak apa-apa?" Tanya Karen yang kebingungan menatap Jasmine yang berlalu begitu saja.
Fokus clarissa kini berubah ke arah Lauren yang terlihat sangat tampan dengan cardigan abu miliknya dengan celana pendek khas dirinya. Lauren menatap kesekeliling dengan wajahnya yang dingin dan serius membuat setiap wanita yang menatapnya begitu takjub dan ingin segera memilikinya.
"Kak!" Pekik Karen yang mulai geram.
"Ahh maaf maaf. Ada apa?" Tanya Clarissa malu.
"Ga jadi," ucap Karen merajuk.
Clarissa hanya tersenyum padanya dan melanjutkan lagi pekerjaannya. Sedangkan, pria yang membuat sedikit kekacauan diantara mereka itu masihlah bungkam dan fokus kepada apa yang dia kerjakan.
Hingga tak terasa sore pun telah tiba. Semua persiapan hampir saja usai dan tinggallah bagi mereka untuk menunggu datangnya hari esok.
"Wahh. Karen ga sabar nih sama acara besok," ucap Karen.
"Karen, Lauren, ini sudah hampir malam. Mari kita pulang," ucap Eren menghampiri kedua anaknya.
"Baik pa," jawab Karen.
...*....*...
Keesokan harinya...
Clarissa telah bersiap untuk menyusul ibundanya sekaligus ke butik untuk merapikan pakaiannya.
"Sa, sudah siap? Cepetan kasihan mama pasti nungguin disana," Teriak Wisnu dari carport di halamannya.
"Iya pa, sebentar lagi," jawab Clarissa.
Clarissa keluar dengan membawa begitu banyak barang yang entah apa isinya.
"Pa, aku sudah siap." Clarissa berjalan mendekati Wisnu dengan terhuyung keberatan membawa muatannya.
Wisnu membantunya dan membukakan pintu untuknya. Mereka pun langsung menuju tempat.
...*...*...
Beberapa saat kemudian...
Clarissa dan Wisnu telah menjemput pulang clara dan membawanya ke sebuah butik merk terkenal milik Kaira dulunya. Butik itu masih menyimpan banyak kenangan Wisnu bersama dengan wanita cantik yang akan selalu bersemayam dihatinya. Terkadang, saat dirinya memasuki butik dengan sejuta kenangan itu, terasa sekali nyeri di dada mengingatnya. Wisnu akan segera berdoa untuknya
"Pa, ma, ayo kita pilih-pilih baju yang cocok," ucap Clarissa membuyarkan lamunan Wisnu.
"Ya, Sasa sama mama pilih aja baju kesukaan kalian. Papa yang traktir," jawab Wisnu sambil tersenyum manis kepada kedua malaikat yang ada di hadapannya.
Kalian adalah harta berharga yang aku miliki saat ini. Aku benar-benar berharap untuk tidak kehilangan untuk kedua kalinya,~Batin Wisnu.
Clarissa memilah-milah pakaian yang berjejer dihadapannya. Semua adalah pakaian branded kelas kakap yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang berduit saja. Netra Clarissa melirik-lirik ke sekeliling ruangan dan pada akhirnya dia jatuh hati pada sebuah dress selutut bewarna biru gelap kesukaannya. Dia langsung menuju ke arahnya dan mengambilnya sesuka hatinya. Namun, seorang pelanggan lainnya tiba-tiba menyomot tanpa tahu permisi.
"Hei, aku yang melihatnya lebih dahulu," ucap Clarissa protes.
"Clarissa, clarissa. Memangnya kenapa kalau lu lihat terlebih dahulu? Emangnya lu mampu membelinya? Lihat nih harganya." Wanita itu memamerkan harga yang fantastis kepada Clarissa disana.
Wajah Clarissa berubah menjadi pias, namun tentu saja hanya untuk mengelabuhinya.
"Sudah tahu takut kan?" Tanya wanita itu yang diduga adalah ketua geng di sekolah Clarissa.
"Kalau aku bisa membayarnya, apa yang akan kamu lakukan, Lisa?" tanya Clarissa dengan tatapan kejamnya.
"Kalau kamu bisa membayarnya, aku akan makan kotoran," ucap Lisa begitu sombong.
"Ok, aku sudah merekamnya." Clarissa menunjukkan pen perekam miliknya yang selalu dia bawa kemana-mana dan berlalu pergi untuk mencoba gaun yang berada di tangannya itu.
Lisa adalah teman sekelas Clarissa yang begitu sombong dan selalu meremehkan siapa saja yang dianggapnya tidak pantas untuk dirinya, dengan kata lain para siswa yang tidak memiliki kekayaan yang sepadan dengannya. Dia adalah anak dari Tuan Zakaria yang juga merupakan manajer di cafe Wisnutama milik Clarissa yang sangat terpandang di mata para siswa di sekolahnya. Semua orang memujinya dan mengikutinya, menjilatnya bagaikan anjing yang menginginkan makanan gratis dari tuannya. Sedangkan, Clarissa tak pernah menampakkan jati dirinya kepada siapapun kecuali Jasmine. Dia selalu berperawakan seperti para siswa biasa dari kalangan sekolah menengah dan bahkan mendapatkan beasiswa yang mereka pikir karena keterbatasan biaya keluarganya. Itulah yang menyebabkannya selalu dibully dan dianggap sebagai si miskin sekolah.
Clarissa memakai gaun tersebut di ruang ganti. Dia berlenggak-lenggok dan sesekali memutar badannya untuk melihat seberapa cantik dirinya dengan gaun tersebut.
"Sangat mewah. Perfect," gumamnya.
Clarissa keluar dari kamar ganti dan sesegera mungkin menuju meja kasir dan menyerahkannya kepada wanita penjaga kasir.
"Mbak, bungkus satu ya. Nanti dibayar sama papa," ucapnya kepada sang kasir.
"Mbak, saya berani bayar dua kali lipat harga gaun ini," ucap Lisa yang masih tak mau kalah darinya.
Itu sangat menggiurkan , tapi tuan Wisnu ada disini dan dia dapat memecatku kapan saja, karena tuan Eren memberinya kartu member khusus keluarga pemilik untuknya...,~Batin Kasir itu.
"Maaf nona, kami adalah butik yang mengutamakan pelayanan untuk semua pelanggan. Kami sangat disiplin dalam masalah antrian dan saya melihat nona ini memilihnya terlebih dahulu," ucap sang kasir.
"Dan lagi, saya tidak berani menyinggung orang tuanya atau karir saya akan tamat," lanjutnya lirih.
"Sayang, kenapa begitu lama memilih?" Tanya seorang pria gendut dari belakang kedua gadis itu.
"Kita akan terlambat jika kamu terlalu lama memilih," sambungnya.
"Dia pa. Dia merebut gaunku," ucap Lisa mengadu pada ayahnya.
Tuan Zakaria menatap kearah Clarissa tajam dan mencoba mengingat siapakah gadis cantik di hadapannya.
"Nak, bolehkah kau mengalah untuk anakku? Aku akan membayar gaun ini dan memberikan gaun lainnya kepadamu secara gratis. Kami akan menghadiri pesta ulang tahun anak bos kami dan membutuhkan waktu secepat mungkin, " ucapnya memohon.
"Maaf paman, tapi aku tidak membutuhkan uangmu dan aku tetap akan membelinya," ucap Clarissa masih dalam mode sabar.
"Lisa, apakah kamu tidak bisa memilih gaun yang lain? Gadis ini begitu keras kepala." Tuan zakaria terlihat mulai emosi dibuatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
bapak sama anak sama" g tau diri telah membuli anak bosnya sendiri🤪😡
2022-09-21
0
nafisahh❤️❤️❤️
semoga persahabatan Clarissa dan Jasmin baik2 saja... dan diantara mereka ada yg mendapatkan lelaki lain selain Lauren
2022-09-04
2
༄༅⃟𝐐Vee_hiatus☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
lisa bego tuan zakaria jangan jg ikut bego kayak anakny..
2022-09-04
0