Empat hari kemudian...
Wisnu telah menerima telepon yang mengatakan bila hasil tes Clara telah keluar. Tentu saja, Wisnu sesegera mungkin untuk datang ke rumah sakit.
"Gimana dok hasil tes dari istri saya?" Tanya Wisnu pada dokter.
"Benar seperti apa yang kita prediksi, nyonya Clara mengidap penyakit leukemia," Jawab sang dokter
"Ini adalah hasil uji lab yang akurat," Lanjut dokter tersebut sembari menyodorkan dokumen di tangannya.
Wisnu mengambil kertas tersebut dan membacanya dengan saksama.
"Jadi, Clara mengidap kanker stadium dua?" Pekik Wisnu terkejut setelah membaca isi dari lembaran di tangannya.
"Benar pak. Untuk saat ini, metode kemoterapi dapat dicoba untuk diterapkan kepada nyonya," Ucap sang dokter.
"Baiklah, lakukan apapun yang terpenting istri saya sembuh,dok." Wisnu menaruh harapan besar demi kesembuhan istrinya.
"Bapak harap bersabar dan menunggu panggilan selanjutnya untuk memulai kemoterapi."
Tanpa kata, Wisnu meninggalkan ruangan tersebut dan membawa Sasa beserta sang istri untuk pulang ke rumah.
...*....*...
Sesampainya di rumah...
"Hei, om Wisnu," Sapa Karen.
"Karen, Lauren? Kalian ngapain disini? Kalian sendiri?" Tanya Wisnu saat mendapati kedua anak sahabatnya berada disana.
"Tidak, ayah menumpang ke kamar mandi dan menyuruh kami menunggu disini," jawab Karen dengan polosnya.
Sedangkan Lauren masih bergeming di tempatnya. Dia sibuk membaca buku yang ada di genggamannya.
"Hai Olen, kamu lagi apa? Tante boleh lihat?" Sapa Clara berusaha mendekati bocah lelaki disampingnya.
"Hmmm," Respon Lauren dingin.
Clara yang dulu akan selalu bertindak kasar kepada seorang anak kecil yang berani mengabaikannya pun, kini dengan sabarnya dia mengelus kepala Lauren.
"Ga boleh dingin seperti itu. Lauren tidak ingat apa yang diucapkan mama Lauren?" Tanya Clara lembut.
"Ingat dan selalu ingat," Jawab Lauren dingin.
Hingga Eren datang ditengah-tengah mereka.
"Hei, kalian kemana saja?" Tanya Eren kepada kedua pasangan dihadapannya.
"Kami habis dari rumah sakit dan memeriksakan kondisi Clara." Jawab Wisnu.
"Sakit apa?" Tanya Eren.
"Hanya sakit biasa. Tidak apa-apa. Btw, untuk apa kalian kemari?" Tanya Wisnu.
"Om, Aku dan kakak Lauren akan memasuki ke jenjang universitas. Sebenarnya, hanya kak Lauren,tapi aku juga mau," Jawab Karen.
"Ha? Bukankah seharusnya kalian masih harus mendaftar di SMA?" Tanya Wisnu setengah terkejut.
"Lauren menolaknya. Dia mengatakan semua itu begitu membosankan. Jadi, dia memaksa melakukannya. Ga nyangka ternyata Karen menginginkannya," Jelas Eren
"Ohh begitu, Lauren dan Karen. Tetap semangat ya," Ucap Wisnu menyemangati kedua bocah di hadapannya.
"Terus kamu sendiri, Kak Sa. Kamu mau daftar dimana? Ga mau kayak aku sama kak olen?" Tanya Karen kepada sahabatnya, Clarissa.
"Tidak. Aku akan sekolah sesuai prosedur saja," Jawab Clarissa tanpa berpikir panjang.
"Prosedur? haha kayak mau minum obat saja," timpal Karen.
Lauren saat serius... Dia tampan sekali.~Batin Clarissa sambil menatap lekat Lauren yang masih serius pada buku dilengannya.
"Ada apa? Mengapa menatapku begitu?" Tanya Lauren dingin mengejutkan Clarissa yang dengan spontan menarik diri menjauh darinya.
Dughhh
"Auhh!" Pekik Clarissa saat kepalanya membentur sesuatu.
"Kak Sasa, kak Sasa gapapa?" Tanya Karen sambil membantu Clarissa merapikan dirinya.
"A-aku... aku gapapa," Ucap Clarissa dengan pipi yang memerah.
"Kak Sasa panas? Kenapa merah sekali?" Tanya Karen dengan polosnya.
"Sttt. Jangan begitu. Aku jadi malu...," Ucap Clarissa lirih kepada Karen.
Karen terkekeh pelan menandakan dia mengerti maksud wanita disebelahnya itu.
"Kak Sasa suka sama Kak olen ya?" Bisik Karen.
Clarissa hanya menanggapinya dengan anggukan yang dibarengi oleh senyuman malu-malunya.
"KAK LAUREN!!! KAK SASA SUKA SAMA KAKAK!!!" Celetuk Karen tiba-tiba.
"Karen!!!" Seru Clarissa malu-malu.
"Hahaha. Kakak lucu," Ucap Karen.
...*...*...
Beberapa lama sudah Karen, Lauren dan Eren berada disana. Kini saatnya bagi mereka untuk berpamitan pulang.
"Tante, Om, Kak Sasa, kami pulang dulu ya. Aku sama Kak olen harus mempersiapkan untuk ujian minggu depan. Doakan kami lolos ya," Ucap Karen.
"Pasti. Kalian semangat ya. Tunggu aku di universitas dua tahun lagi," Ucap Clarissa kepada mereka.
"Bye bye semua." Pamit Karen sambil melambaikan tangan kepada mereka semua yang masih berdiri di pintu pagar mereka.
Karen dan keluarganya telah berlalu pergi. Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumahnya. Muka Clara terlihat semakin pucat, bahkan wanita itu pun tak sanggup jika harus berjalan sendiri.
"Clara? Kamu gapapa?" Tanya Wisnu saat mendapati Clara yang hampir saja terjatuh. Beruntung dia berada disampingnya dan dengan sigap menolongnya.
"Aku gapapa. Aku hanya tiba-tiba merasa lemas saja. Bisakah kamu memapahku ke kamar?" Jawab Clara.
"Tentu. Sasa, buatkan vitamin yang diberikan oleh dokter dan buah-buahan untuk mama," titah Wisnu.
"Baik, pa." Sahut Clarissa.
Beberapa saat kemudian...
Clarissa telah selesai dalam melakukan tugasnya. Gadis berusia 15 tahun itu membawakan makanan spesial untuk ibundanya.
"Pah, mah Sasa sudah membawakan buah-buahan untuk mama. Mama cepat sembuh ya biar bisa jalan-jalan lagi sama Sasa dan papa," Ucap Clarissa menyemangati sang ibunda.
"Terimakasih Sasa. Sasa anak baik," Balas Clara dibarengi dengan kecupan di kening Clarissa.
...*...*...
Hari demi hari telah berlalu. Clarissa telah bersekolah selayaknya biasanya. Dia berangkat bersama teman sebangkunya yang bernama jasmine.
Jasmine adalah anak dari petani dari desa sekitar perumahan Clarissa di New York, Amerika Serikat. Gadis cantik yang sederhana itu selain memiliki paras yang cantik, dia juga baik hati, polos dan sangat menggemaskan. Jasmine adalah gadis paling cerdas disekolahan mereka dan terkenal sangat pendiam dikelasnya. Dia sering sekali dihina sebagai wanita cupu oleh rekan-rekannya seperjuangan.
Ting tong ting tong
Jasmine menekan bel yang tersedia di pintu gerbang rumah milik Clarissa dan menunggunya di depan.
Gradak
Seseorang membuka gerbang pintunya.
"Iya dek? Cari non Clarissa ya?" Tanya satpam rumah Wisnu.
"Iya paman. Sasa sudah siap?" Tanya Jasmine berbasa-basi.
"Jasmine, I'm here!" Seru Clarissa dari belakang satpam.
"Hai Sasa. Morning. Skuyy kita berangkat sebelum telat," Ucap Jasmine.
"Eits, jangan buru-buru. Kali ini, om dan tante yang akan nganterin kalian berdua, ya kan ma?" Sahut Wisnu tiba-tiba.
Clara hanya mengangguk menyetujui permintaan sang suami.
"Tumben. Papa ga ke kantor?" Tanya Clarissa.
Wisnu tersenyum dan menggeleng pelan.
"Enggak. Papa mau temenin mama ke rumah sakit untuk terapi," Jawab Wisnu.
"Jasmine dan Clarissa bantu doa buat Tante ya biar cepat sembuh," Ucap Clara.
"Tante memangnya sakit apa?" Tanya Jasmine.
"Sttt. Anak kecil ga boleh tahu. Yang terpenting Jasmine bantuin doa ya," Sahut Wisnu.
Mereka hanya terdiam disepanjang perjalanan. Canggung pun semakin terasa diantara mereka hingga mereka pun tiba si sekolahan mereka.
Jasmine dan Clarissa bersalaman dengan Wisnu dan Clara.
"Pa, ma(tante, om) kami masuk dulu," Ucap Jasmine dan Clarissa bersamaan.
Clarissa melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya sambil berlalu pergi
"Hati-hati ya nak," ucap Wisnu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
.
lekas sembuh ya clara, semangat..
2022-09-17
0
@༄㉿ᶻ⋆ ♕Bᵤₗₐₙ ⱼᵢₙggₐ❤💚⚞ል☈⚟
jangan pantang menyerah pasti bakal sembuh clara ttp semngat💪💪
2022-09-04
0
༄༅⃟𝐐Vee_hiatus☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
lauren jd cowok jgn dingin" amat napa kasihan clarissa
2022-09-04
0