"Tuan, apa anda yakin akan melepaskan anak kecil itu begitu saja? Bukankah dia adalah orang yang bisa saja mengancam anda?" ucap seorang bawahannya dengan tatapan yang berusaha meyakinkan atasannya itu
"Tenang saja, asalkan informasi yang barusan dia katakan adalah benar, maka kita hanya akan menganggap kalau itu hanyalah ucapan yang kosong tapi aku ingin kalian tetap mencari identitas gadis kecil itu,"
"Karena aku yakin dia bukan anak yang biasa saja, tidak mungkin dia tau kata itu untuk masuk ke sini, kemudian untuk membuktikan ucapan dari anak kecil itu biarkan aku yang langsung turun tangan melakukan penyelidikan ini,"
"Kalian hanya perlu mencari tau jati diri anak kecil itu,"ucap laki-laki itu sambil tersenyum kecil
"Baik tuan," ucap bawahannya sambil memberikan hormat kepada laki-laki yang berjalan keluar dari pintu
Keesokan harinya di sebuah mansion yang besar...
'Aku masih saja tidak percaya kalau aku berhasil melakukan itu dengan para guild informasi, mereka mungkin sekarang sedang mencari-cari informasi tentang siapa aku, dan apa aku benar-benar ancaman atau tidak untuk mereka,' ucap Gressa di dalam hatinya sambil menatap langit yang cerah
"Srak... Srak..."
'Bunyi apa itu dari balik semak-semak?' tanya Gressa di dalam hatinya sambil memperhatikan semak-semak itu
'Apa aku harus mengecek apa yang terjadi di sana? atau tidak? tapi semua pekerjaanku telah selesai semua sih untungnya kurasa tidak masalah mencari tau asal bunyi semak-semak itu,' ucap Gressa di dalam hatinya sambil berjalan ke arah semak-semak yang tadinya bersuara
"Kelinci? kamu kelinci dari mana?" ucap Gressa sambil berusaha mendekati kelinci dari semak-semak itu namun kelinci itu langsung masuk ke dalam hutan itu
'Kenapa kelinci itu masuk ke dalam hutan? Aku harus menangkap kelinci kecil itu,' ucap Gressa di dalam hatinya sambil berjalan mengikuti kelinci itu dari belakang hingga dia menemukan sesosok laki-laki yang tertidur di bawah pohon seperti sesosok boneka yang cantik
'Bagaimana bisa ada anak laki-laki yang begitu cantik seperti boneka di sini? ditambah lagi dia sedang tertidur dengan manis,' ucap Gressa sambil mengulurkan tangannya dengan perlahan menyentuh kepala anak laki-laki yang tertidur itu
"Apakah perempuan sekarang tidak punya sopan santun? Bahkan ingin menyentuh orang yang sedang tidur," ucap laki-laki itu dengan tatapan dingin
"Maafkan aku tapi aku memang bukan seorang bangsawan wajar saja jika aku tidak memiliki sopan santun ditambah lagi ini bukan mansion tempat tinggal anda jadi anda tidak bisa mengatakan kalau seolah-olah tempat ini adalah milik anda," ucap Gressa sambil menyeringai
'Anak kecil ini ingin membuatku berlutut minta maaf, tidak akan aku biarkan itu terjadi,' ucap Gressa di dalam hatinya dengan tatapan tajam
"Ternyata kamu hanya seorang pelayan kecil, aku rasa tidak bisa banyak yang ingin aku perhitungkan denganmu tapi yang bisa aku katakan aku adalah tamu yang datang dan sekarang aku ingin beristirahat di sini jadi tolong kamu pergi dari sini sekarang," ucap laki-laki itu sambil melambaikan tangannya untuk mengusir Gressa
'Karena dia adalah tamu ibu tiri Gressa lebih baik aku tidak menggangunya, bisa saja aku langsung mati di sini,' ucap Gressa kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan laki-laki yang duduk dibawah pohon itu
"KRUYUK..." suara perut laki-laki itu
'Hah... dia hanya anak laki-laki yang sedang menahan laparnya di tengah hutan ini,' ucap Gressa dengan menghentikan langkah kakinya setelah mendengarkan suara perut dari laki-laki yang berada di belakangnya berbunyi
"Ini roti untuk dirimu, mungkin tidak seperti dirimu yang makan roti yang lembut setiap hari tapi ini roti yang aku punya sekarang," ucap Gressa sambil menyerahkan rotinya ke arah anak laki-laki itu kemudian berbalik dan berjalan tanpa menghiraukan apapun yang ingin dilakukan oleh anak laki-laki itu
"Aku tidak lapar, jadi aku tidak perlu roti milikmu itu," ucap laki-laki itu tanpa mengambil roti yang diberikan oleh Gressa
Walaupun Gressa mendengarkan ucapan anak laki-laki itu tapi dia tetap tidak memperdulikannya dan hanya terus berjalan.
"Hei!! kemana saja kamu pergi setelah mencuci pakaian? Apa karena kamu telah diperlakukan sedikit baik kamu bisa melakukan apapun?" ucap seorang pelayan dengan tatapan dingin
"Jangan banyak bermimpi, nyonya hanya memperlakukanmu sedikit baik karena kamu mengerjakan pekerjaan pelayanmu dengan baik bukan menganggap dirimu sebagai putrinya,"
"Kamu harus ingat kamu hanyalah anak haram dan tidak berhak mendapatkan fasilitas seperti para bangsawan," ucap pelayan itu lagi sambil menunjuk Gressa dengan tatapan kesal
'Perempuan ini kalau tidak salah dia adalah salah satu orang yang suka menindas Gressa bisa dibilang dia adalah komplotan orang itu,' ucap Gressa di dalam hatinya dengan tatapan dingin
'Di depan itu apa yang telah terjadi? bukankah itu adalah anak kecil itu?' ucap seorang pelayan yang melihat keributan di depannya
'Bukankah dia adalah pelayan yang ikut denganku pergi ke toko itu? ini sepertinya adalah kesempatanku untuk mendapatkan perhatiannya,' ucap Gressa di dalam hatinya sambil melihat ke arah belakang pelayan yang sedang memarahinya
"Hiks... Hiks..."
"Maafkan aku, aku tau kalau aku adalah anak haram jadi aku tidak mengharapkan posisi putri di kediaman ini,"
"Ditambah lagi aku hanya ingin bekerja keras sebagai seorang pelayan saja,"
"Maaf kalau aku berbuat salah," ucap Gressa sambil menumpahkan air matanya dengan mencubit dirinya sendiri
"Tentu saja kamu salah, seharusnya kamu tidak bersikap sombong karena berhasil keluar ke alun-alun kota itu, dan jangan terlalu banyak bermimpi ketika kamu telah melihat alun-alun kota kamu bisa bebas memilih ingin jadi apa pun selamanya kamu harus ingat kalau kamu adalah pelayan kediaman baron untuk menebus dosa yang dilakukan oleh ibumu yang la**r itu," ucap pelayan itu dengan tatapan merendahkan dan mendorong Gressa hingga dia jatuh ke lantai
"Apa yang terjadi ribut-ribut di sini?" ucap seorang pelayan itu dengan tatapan tajam
"Gressa, apa kamu tidak apa-apa?" ucap pelayan itu dengan panik sedangkan pelayan yang mendorong Gressa hanya diam ketakutan
"Kamu, apa kamu tau kalau yang kamu dorong adalah anak kecil? apa kamu tidak punya hati dan otak?" ucap pelayan itu dengan tatapan marah melihat Gressa yang terjatuh
"Aku..."
"Maafkan aku pelayan senior tapi aku hanya ingin membuat anak ini ingat tentang posisinya saja," ucap pelayan itu dengan tatapan takut
"Posisinya? dia adalah seorang pelayan kediaman baron ini jangan terlalu menekankan lagi,"
"Jika hal ini terulang aku akan menghukum dirimu langsung," ucap pelayan senior itu dengan tatapan tajam
"Apa kamu benar-benar baik-baik saja?" ucap pelayan itu sambil memperhatikan Gressa yang terluka
"Aku baik-baik saja, terimakasih atas bantuannya," ucap Gressa sambil tersenyum
Setelah kejadian itu jarang sekali Gressa di ganggu oleh pelayan sekitarnya dan beberapa bulan berlalu...
"Aku mohon ampuni aku," ucap seorang laki-laki yang sedang berlutut di hadapan beberapa laki-laki yang berjubah hitam
"Srak..." suara pedang
"Sepertinya yang di katakan olehmu ada benarnya darimana kamu mendapatkan informasi ini?" ucap seorang laki-laki sambil membereskan pedangnya yang berlumuran darah
"Tentu saja dari klienku dan aku tidak menyangka kalau ucapan dari klienku benar, aku jadi tertarik bertemu dengannya sekali lagi," ucap laki-laki yang sedang duduk dan memandang langit malam itu
"Jangan kamu bunuh informan yang begitu berharga ya," ucap laki-laki itu sambil mengelap darah dari pedangnya dengan tatapan dingin
Apakah Gressa berhasil mendapatkan perjanjian yang dia inginkan? mungkinkah semuanya berjalan dengan lancar? Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
GRESSA'S SECOND LIFE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments